150. Newbie.

1.1K 99 24
                                    

Qyrha, Nina, Luna, Hans, dan Alvino saat ini sedang duduk di area taman belakang sekolah. Memikirkan apa yang sedang terjadi pada Arthur. Sikapnya berubah seketika. 

Qyrha hanya bisa melamun untuk saat ini. Kejadian di kantin terlintas terus menerus di otaknya.

Ada apa?

Hanya pertanyaan itu yang ada di otaknya.

"Mungkin gak sih? Si Mak Lampir make pelet buat taklukin hati Arthur?" Celetuk Nina asal. Alvino mengetuk kepala Nina dengan pulpen yang sempat ia bawa dengan geram.

"Anak kek gitu gamungkin ke dukun,"

"Bisa aja, dia udah pasrah terus milih jalan setan."

"Bener juga sih kata Nina," Ucap Luna menyetujui ucapan Nina kemudian mereka berdua bertos ria.

Qyrha menggelengkan kepalanya sambil menatap lurus ke arah depan.

"Ini gak semudah yang lo pada bayangin." Ucapnya.

"Terus serumit apaan?" Tanya Alvino.

"Ahh kalian gak akan ngerti, inget gak kasus gue di skors karna transaksi narkoba?"

Mereka berempat mengangguk.

"Pasti ada yang bikin video tentang gue lagi," Ucapnya dengan wajah penuh ekspresi.

"Seyakin itu kalo ada yang bikin video pencemaran nama baik tentang lo?" Tanya Hans meyakinkan. Mungkin saja ini kesalahan Qyrha karena sering mencampakkan Arthur. Hans adalah orang yang sering memerhatikan mereka berdua. Karena Hans adalah penenang bagi Qyrha.

"Gatau juga sih, cuma gue punya firasat aja."

"Terus menurut lo si Dev yang ngelakuin sesuatu itu?" Tanya Nina dengan raut wajah yang serius.

"Ngga mungkin, Dev itu bodoh, tapi licik."

"Terus gimana caranya lo bersihin nama baik lo lagi? Sedangkan bokap nyokap lo kan udah gajadi Leader lagi kayak dulu?"

Qyrha tersenyum miring menanggapi kepolosan Nina. Luna dan Alvino mengangguk mengiyakan Nina, tapi Hans menahan tawanya.

"Tapi menurut firasat gue doang sih, hahhaahahha," Ucap Qyrha sambil tertawa.

"Kalo bener?" Tanya Luna dengan wajah yang sangat serius.

"Masa bodo," Jawab Qyrha acuh tak acuh.

"Rha serius anjirr!!" Kesal Nina dan belum sempat Qyrha menjawab, datanglah Bianca yang berlari dengan terengah-engah.

"Kak, adek lo, hufttt, hufttt,"

Mereka semua menunggu Bianca menyelesaikan ucapannya itu.

"Ngomong yang bener,"

Bianca mengatur nafasnya berulang kali, sambil menepuk-nepuk dadanya.

"Adek lo di bully ama geng nenek lampir!!" Ucapnya dengan nada setengah berteriak. Qyrha langsung pergi meninggalkan mereka dengan tangan mengepal.

"Bener-bener nyari masalah tuh orang," Gumamnya kemudian berlari sekencangnya menuju kelas Billa yang ada di lantai dua. 

Sesampai disana, Qyrha menaikkan sebelah alisnya menatap heran. Kalau seperti ini, bukan Billa yang teraniaya, melainkan Viole dan Shiska.

"Bill, kamu habis ngapain?!" Ucapnya setengah kaget.

Billa tertawa kecil. Ia memandang remeh ke arah Viole dan Shiska yang tersungkur di lantai.

"Gatau, ni orang dateng-dateng jambakin rambut Billa, terus narikin Billa supaya mau ikut ni orang."

Qyrha tertawa pelan sambil mengangguk. Ia baru tersadar kalau Billa yang sekarang sudah lebih dewasa dari yang kemarin.

"Lo ama ketua pendekar sableng lo itu sebenernya mau ngapain sih?" Tanya Qyrha sinis sambil mengangkat dagu Viole.

"Gausah mau tau lo!! Perebut cowok orang kok bangga,"

"Gue ingetin sama lo dan ketua lo itu, gausah ganggu adek gue lagi, lo ada masalahnya sama gue kan? Lo harusnya cari masalah nya sama gue."

"Ahahaha lo pikir kalo kita ada masalahnya sama lo, kita ngestuck di lo gitu? Ya ngga lah!! Ada mangsa yang lebih lemah, kita bully dah tu anak yang punya hubungan sama lo." Jawab Shiska enteng.

"Heh gausah bilang gue lemah, Lonte!! Walaupun gue masih kelas sepuluh jangan anggep gue lemah!! Lo aja yang berdua lawan gue yang sendiri aja kalah!!" Bentak Billa sambil menarik paksa rambut Viole. Dan tarikan Billa berujung saling jambak di antara mereka. Qyrha pun langsung memisahkan mereka, tapi Qyrha justru ikut masuk ke dalam perdebatan itu.

Nina, Luna, Hans, Alvino, dan Bianca yang menyaksikan itu cukup terkejut. Bagaimana bisa adik kakak terlihat sangat kasar seperti itu?

Hans dan Alvino langsung memisahkan para cewek yang saling jambak itu sekuat tenaga. Mereka pikir ini adalah perang dunia ketiga.

Qyrha berdecih sebal. Emosinya saat ini memuncak. Ia tidak mengerti kenapa ada begitu banyak yang membenci dirinya. Padahal, ia kan orang baik.

"Ish Kak Hans, apa-apaan sih?!" Kesal Billa sambil membenarkan bajunya yang kusut. Hans menggelengkan kepalanya menatap bingung ke arah Billa.

"Hehh anak kecil jangan sok preman deh lo!!" Bentak Shiska sebal.

"Hehh Lonte jangan sok kecakepan deh lo!!" Balas Billa membentak.

Nina dan Luna saling tengok lalu tertawa puas saat mendengar bentakan dari Billa.

"Dasar dekel gatau diri." Cibir Viole dengan tatapan sinisnya.

"Dasar kakel gatau malu." Balas Billa enteng.

Qyrha terkekeh lalu merangkul bahu Billa dengan sombongnya. Ia berhasil membuat Billa setangguh dirinya.

"Lo tuh yah!!" Kesal Viole sambil menampar Billa tapi Qyrha lebih cepat menangkis tamparan itu dan balik menampar Viole dengan kencang.

"Gak.ada.yang.boleh.nyentuh.adek.gue. Paham kan lo?" Ucap Qyrha sinis sambil mendorong kasar bahu Viole dan Shiska.

"Urusan kita belom selesai yaa!!" Bentak Shiska kemudian melenggang pergi bersama Viole yang sepertinya kesakitan karena di tampar oleh Qyrha.

"Keknya adek gue seharusnya sekelas deh sama gue," Ucap Qyrha sambil tertawa.

"Ngga ahh susah pelajarannya," Jawab Billa enteng dan membuat gelak tawa di antara mereka.

Teman sekelas Billa yang sedaritadi hanya mampu melihat diam tak berkutik mulai bergidig ngeri. Rumor dimana Qyrha adalah kakak kelas yang kejam dan di tambah ia adalah kakaknya Billa, membuat mereka semua semakin menjauhi Billa.

Tapi saat ini, Billa tidak ingin mempunyai siapapun di dalam hidupnya. Ia juga tidak punya teman selama ini.

Karena teman sejatinya adalah Qyrha.

Tidak lama kemudian, Qyrha dkk pamit kepada Billa untuk kembali ke kelas mereka. Qyrha juga berpesan kepada Billa untuk tidak takut kepada siapapun. Karena mereka semua itu sama dengan dirinya. Hanya sifat mereka yang berlagak sok jago padahal masih berlindung di bawah kekuasaan orang tua.

Dan mulai saat ini, Qyrha berfikir kalau Billa memang sudah sepantasnya masuk ke dalam dunia itu. 

Bukannya ingin menjeratkan ke dalam pengaruh buruk, tapi Qyrha yakin kalau Billa akan menangani semuanya dengan baik. Dan pastinya dengan sangat rapih.






Jangan lupa Vote+Comment+Share Story ini ke teman-teman kalian. Thanks♥️.

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang