Episode 133

797 67 22
                                    

Kondisi Kian Santang masih memburuk.
Para Tabib masih berusaha menyadarkan Kian Santang.
Subang Larang hendak melihat Kian Santang tapi dihentikan oleh Prabu.

"Kakanda...Dinda ingin melihat putra kita!"

Prabu menggeleng pelan, ia lalu menarik Subang Larang kedalam pelukannya dan mengelus rambutnya.

"Dinda, bersabarlah. Biarkan tabib melaksanakan tugas mereka"

Subang Larang menangis di dalam pelukan Prabu.

Tidak lama berselang, anak anak Prabu yang lain datang ke kamar Prabu.

"Ayahanda, ada apa dengan Rai Kian Santang?"

"Tenanglah Putraku, Ayahanda yakin Rai mu pasti akan baik baik saja!"

Keluarga Istana masih menunggu hasil pemeriksaan dari kondisi Kian Santang dan akhirnya tabib berhasil mengetahui bahan apa yang ditambahkan didalam cangkir kosong yang diberikan kepada Kian Santang.

Tabib mendekat ke Prabu dan beserta Keluarga Pajajaran yang lain.

"Maaf Gusti Prabu, hamba sudah mengetahui bahan apa yang ditambahkan di dalam cangkir kosong ini, Gusti"

"Katakanlah Tabib!"

Tabib memberitahukan kepada Prabu dengan nada bergetar.

"Bahan yang ditambahkan di dalam minuman ini adalah Opium, Gusti"

Prabu beserta keluarga pajajaran yang lain sontak terkejut mendengarnya.

Subang Larang yang mendengar anak bungsunya telah meminum Opium, langsung marah dan membentak Tabib itu.

"Itu tidak mungkin Tabib, Putraku tidak mungkin telah meminum Opium!"

Prabu berusaha menenangkan istrinya yang sedang emosi.

Walangsungsang dan Rara Santang menjawab mentah mentah ucapan Tabib.

"Rai Kian Santang tidak mungkin meminum Opium bahkan Rai Kian Santang juga tidak menyukai Alkohol!"

"Hamba juga mengetahui itu Nyimas tapi hamba tidak tahu kenapa Raden Kian Santang meminum Opium"

Tidak lama berselang tiba tiba, Kian Santang bangun tapi ia bangun dengan suara terbatuk batuk.

Subang Larang yang tadinya emosi berubah menjadi raut wajah cemas.
Ia langsung menghampiri Kian Santang lalu duduk di sebelah tempat tidurnya.

"Putraku...kau tidak apa apa?"

Kian Santang perlahan membuka matanya.

Prabu yang melihat anak bungsunya sudah sadar, langsung menghampirinya dan duduk di sebelah kanan tempat tidurnya.

"Putraku..."

Kian Santang yang masih lemah karena habis meminum Opium berusaha berbicara walaupun dengan terbata bata.

"Aayah...handa"

Prabu mengelus rambut Kian Santang, lalu ia membantu Kian Santang untuk duduk dan menyender di bahu Prabu karena keadaanya masih lemah.

"Putraku, Ayahanda butuh bantuanmu!"

"Bbb...bantuan apa Ayahanda?" Jawab Kian Santang dengan terbata bata.

"Ayahanda ingin kau menunjukan siapa orang yang berada di kamarmu dan siapa juga orang yang sudah memberimu Opium?"

Kian Santang mengangkat jari telunjuknya dan tidak disangka ternyata Kian Santang menunjuk ke arah Ambet Kasih.

"Ddia...Ayahanda!"

Sontak seluruh Keluarga Pajajaran terkejut melihatnya.
Gagak Ngampar yang selaku Putra dari Ambet Kasih langsung membentak Kian Santang karena menuduh Ibundanya.

"Aku tahu kau adalah Putra Mahkota tapi kau tidak bisa menuduh ibundaku seenak saja, Kian Santang!"

Walangsungsang yang berada di sebelah Gagak Ngampar berusaha menenangkannya.

"Raka, bersabarlah. Emosi tidak akan menyelesaikan semuanya!"

Gagak Ngampar menatap tajam ke mata Kian Santang dengan penuh amarah.

Setelah mendengar jawaban Kian Santang, Prabu mengambil keputusannya sebagai seorang Raja.

"Prajurit!" Ucap Prabu dengan tegas.

Beberapa prajurit masuk ke kamar Prabu.

"Tangkap Ratu Ambet Kasih dan bawa dia ke kamarnya. Aku menghukumnya dengan hukuman penjara rumah!"

Ambet Kasih dibawa dan dikawal oleh beberapa Prajurit.

Gagak Ngampar memberontak kepada Prabu.

"Kenapa Ayahanda menangkap Ibundaku tanpa bukti yang jelas!"

Prabu hanya diam tanpa melontarkan sepatah katapun.

*****

Ambet Kasih dibawa ke kamarnya lalu setelah itu beberapa prajurit menjaga ketat disekeliling kamar Ambet Kasih.

Yang tidak bersalah ditahan😃???
Ini baru awal, akan ada konflik yang lebih besar lagi😊

Jangan lupa Follow dan Vote💜

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang