Episode 104

866 66 8
                                    

Amuk Marugul menemui Praharsini yang sedang merenung di balkon istana.

"Praharsini aku sudah mendengar kabar kehamilan dari Rai Subang Larang"

"Maaf Gusti Prabu, hamba sedang tidak ingin berbicara hal itu"

"Kenapa tidak Praharsini, ini adalah aib untuk Kerajaan Pajajaran, seorang Ratu telah dihamili oleh Laki laki lain"

"Jangan ucapkan itu lagi Gusti Prabu, kalau sampai Gusti Prabu Siliwangi mendengarnya itu bisa menyakiti perasaan beliau!"

"Maaf Gusti Prabu, Gusti tidak berhak ikut campur dalam urusan ini!"

"Bagaimana tidak ikut campur Praharsini, aku adalah bagian dari Kerajaan Pajajaran karena aku adalah Kakak dari Istri kedua Prabu Siliwangi dan aku sangat peduli terhadap kelangsungan dan kejayaan Kerajaan Pajajaran. Dan satu hal lagi Keponakanku tercinta Nanda Prabu Surawisesa adalah Pewaris tahta Kerajaan Besar Pajajaran!"

"Apakah Gusti bermimpi, sadarlah Gusti gelar itu sudah dimiliki terlebih dahulu oleh Raden Kian Santang!"

Amarah Amuk Marugul menguasai dirinya.
Kesal dengan perkataan Praharsini, ia langsung pergi meninggalkannya dengan amarah.

Amuk Marugul yang kebetulan berpapasan dengan Kian Santang langsung memanggilnya.

"Raden Kian Santang!"

"Uwak Prabu"

"Aku sangat heran, kamu sangat berani sekali menampakkan batang hidungmu di istana ini, Raden"

"Apa maksud Uwak Prabu?"

"Raden Kian Santang, kalau aku jadi dirimu aku pasti malu sekali melihat perbuatan ibumu dan aku pasti akan pergi dari istana ini, Raden"

"Maaf Uwak Prabu, Uwak jangan seperti itu tentang ibundaku karena ibundaku tidak bersalah!"

Amuk Marugul tertawa setelah mendengar jawaban Kian Santang.

"Tidak bersalah Raden, ya memang seharusnya seorang anak membela ibundanya sendiri"

Amuk Marugul tertawa terbahak bahak.

"Raden, Raden"

"Maaf Uwak Prabu, aku pamit karena masih banyak yang harus aku selesaikan"

Kian Santang pergi meninggalkan Amuk Marugul.

Prajurit Pajajaran yang sedang istirahat bergosip membicarakan Subang Larang.

"Katanya nih sebelum menikah dengan Prabu Siliwangi, Prabu Parampang sudah mencintai terlebih dahulu dengan Gusti Ratu Subang Larang"

"Husttt....hati hati kalau bicara, darimana kamu tahu"

"Entahlah, saya tahu dari penduduk"

"Berarti itu cinta lama Gusti Ratu dengan Prabu Parampang!"

****

Praharsini menemui Prabu Siliwangi di Balkon Istana.

"Bagaimana dengan Gusti Ratu, Gusti?"

"Terus awasi dia Praharsini!"

"Baik Gusti Prabu"

Praharsini yang baru saja habis berbincang dengan Prabu Siliwangi mendapat laporan dari pelayan.

"Maaf Nyimas"

"Ada apa?"

"Nyimas Rara Santang tidak ada di kamarnya saya sudah mencari kemana mana tapi tidak ada, Nyimas"

"Bagaimana ini aku sangat khawatir dengan Nyimas Rara Santang, dia itu bisa membuat tekanan batin bagi Gusti Ratu.
Prajurit!!!"

"Hamba Nyimas"

"Cepat kalian cari Nyimas Rara Santang!"

"Baik Nyimas!"

Setelah mendapat laporan dari pelayan, Praharsini didatangi oleh seorang Kakek Tua berjubah putih.

"Tidak usah mencari Nyimas Rara Santang!"

"Tapi kenapa?"

"Kamu tidak usah cemas, tidak akan terjadi sesuatu kepada Nyimas Rara Santang!"

Kakek Tua berjubah putih itu langsung menghilang dari hadapan Praharsini.

****

Rara Santang terkapar tak sadarkan diri di tanah.
Tiba tiba ada seorang Kakek tua membawa Rara Santang pergi dari tempat itu.

Kakek yang menolong Rara Santang tadi berhasil membuat Rara Santang sadarkan diri.

"Kamu sudah sadar Nyimas"

"Astaghfirullahaladzim, ya allah tadi aku terserap angin puting beliung dan Kakek yang menolongku?"

Kakek tadi hanya mengangguk pelan.

"Kalau begitu aku sangat berterima kasih, kek"

"Tidak perlu berterima kasih dengan kakek, justru kakek yang harus minta maaf dengan Nyimas karena telah memanggil Nyimas dengan seperti ini, kakek hanya ingin memberi sesuatu kepada Nyimas"

"Maksud Kakek?"

Kakek yang menolong Rara Santang tadi, duduk di sebelah Rara Santang.

"Kakek mempunya benda mustika dan kakek yakin suatu saat nanti akan sangat berguna, kakek akan memberikannya kepadamu!"

"Benda apa itu kek?"

"Kakek belum bisa menyebutkannya, sekarang pergilah Nyimas ke arah Utara nanti Nyimas akan bertemu dengan sebuah gunung yang bernama Gunung Garungga. Di puncak Gunung itulah Kakek menyimpan mustika itu!"

"Maaf Kakek apa ciri ciri mustika itu?"

"Mustika itu mengeluarkan cahaya berwarna biru, sudahlah pergilah kamu sekarang sebelum waktunya habis!"

"Baik Kakek kalau begitu aku mohon pamit, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Wahhh Mustika apa ya yang dimaksud oleh Kakek itu?

NextEpisode!!!

Jangan lupa Follow dan Vote

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang