3 Tahun Kemudian....
Tenda-tenda tempat peristirahatan Prajurit Pajajaran tiba tiba diserang oleh sekelompok perampok.
Mereka membunuh sebagian besar Prajurit Pajajaran.Tapi tiba-tiba, datanglah sesosok pemuda yang datang menghampiri perampok itu dengan gagah berani.
"Siapa kau anak muda, berani sekali kau menghampiri kami?" Ucap salah satu perampok dengan sombong.
Pemuda itu lalu menjawab.
"Tidak perlu tahu siapa diriku, tapi yang pasti semua ulah kalian ini adalah salah dan aku harus menghentikan kalian!"
"Nyali mu bagus juga anak muda, serang dia!!!"
Sekelompok perampok langsung maju menghadapi pemuda itu.
Pemuda itu dikeroyok habis-habisan.Tapi siapa sangka, pemuda itu berhasil menghabisi semua perampok itu dengan sangat mudah.
Setelah berhasil menghadapi sekelompok perampok itu, ia lalu berlari ke sungai yang dibelakangnya dan berteriak memanggil sesuatu."Farhan!!!" Teriak pemuda itu ke arah sungai yang didepannya.
Tidak butuh waktu lama, teman dari pemuda itu muncul dari dalam sungai.
"Ya teman, apa kau butuh bantuan?"
"Tidak perlu, karena aku sudah menghabisi mereka semua dengan sangat mudah!" Teriak pemuda itu ke arah temannya.
"Luar biasa teman!"
"Sekarang naiklah, kau bisa sakit nanti!"
"Baiklah!"
Farhan naik ke atas daratan, lalu mendekati temannya itu.
"Salam Putra Mahkota" ucap Farhan sambil tersenyum.
Pemuda itu menggeleng dan memegang bahu temannya, yaitu Farhan.
"Aku bukan Putra Mahkota Farhan. Aku hanya Kian Santang, ksatria Pajajaran. Semenjak aku pergi meninggalkan istana gelar itu sudah tidak aku miliki lagi, jadi sekarang kau panggil saja aku Kian Santang"
Setelah 3 tahun berlalu, banyak perubahan pada diri Kian Santang.
Kini, ia sudah berusia genap 18 tahun.
Ia tumbuh menjadi pemuda yang arogan, ambisius, dan juga sikapnya kini pendiam dan dingin.
Ia juga jarang tersenyum kepada siapapun.
Kian Santang juga banyak mengalami perubahan pada postur tubuhnya yaitu tubuhnya lebih tinggi daripada sebelumnya dan bahunya sudah mulai melebar karena ia sering latihan pedang setiap harinya.Setelah bertemu dengan temannya yaitu Farhan, Kian Santang pergi ke tenda Maung Bodas.
Ia masuk dan memberi salam.
"Assalamualaikum Paman Maung"
Maung Bodas menjawab salam Kian Santang.
"Waalaikumsalam Raden"
"Ada apa paman memanggilku, apa ada sesuatu yang penting?"
"Ya Raden, ada sesuatu yang penting"
Maung Bodas mengambil sepucuk surat dari sebuah nampan yang ditaruh di meja di sampingnya.
"Raden, Gusti Prabu Siliwangi sudah mengirim pesan ini kepada paman kalau kau harus segera kembali ke Pajajaran besok hari!"
Kian Santang menjawab dengan sikap dinginnya.
"Aku tidak akan kembali lagi ke Pajajaran, Paman!"
"Tapi kenapa Raden, Peperangan sudah selesai kita atasi dan pelajaranmu juga sudah selesai. Lalu apa yang membuatmu tak ingin kembali lagi ke Pajajaran?"
"Karena aku sudah nyaman berada di sini Paman, lagipula untuk apa aku kembali ke Istana jika aku hanya mendapat kemewahan bukan kenyamanan" ucap Kian Santang.
Ia lalu izin pamit pergi keluar.
"Aku izin pamit, Paman. Assalamualaikum"
Belum sempat Maung Bodas menjawab salam Kian Santang, ia sudah pergi keluar dari tendanya.
Kian Santang berjalan dengan sangat cepat meninggalkan tenda Maung Bodas hingga Farhan bingung dengan sikap Kian Santang.
"Ada apa Teman, kau jadi bukan untuk kembali ke Pajajaran?"
"Tidak, aku menolak perintah Gusti Prabu Siliwangi!" Jawab Kian Santang.
"Tapi kenapa teman?"
"Aku tidak ingin kembali ke Istana karena aku tidak ingin mengingat masa laluku kembali disana, maka dari itulah aku tidak ingin kembali lagi ke Pajajaran!"
Saat hendak masuk ke tendanya, langkahnya terhenti setelah melihat sesorang yang berdiri di depannya dengan raut wajah rindu.
Ia tidak lain adalah, Walangsungsang.
"Raka...?"
"Rai Kian Santang?" Ucap Walangsungsang dengan nada bergetar.
Ia mendekat ke Kian Santang dan memegang kedua bahunya.
"Rai Kian Santang, apakah ini benar dirimu?"
"Ya Raka, aku adalah adikmu. Kian Santang"
Walangsungsang langsung menarik Kian Santang dan memeluknya dengan sangat erat.
"Masyallah Rai, kau sudah banyak perubahan setelah 3 tahun berlalu"
Kian Santang hanya tersenyum sedikit di dalam pelukan Walangsungsang.
Setelah memeluknya, Walangsungsang mengajak Kian Santang duduk di kursi sebelah tendanya.
"Duduklah Rai"
Kian Santang mengangguk dan menuruti perintah Rakanya.
Mereka mengobrol santai di bawah bulan yang bersinar.
"Rai, bagaimana keadaanmu selama peperangan dan pelajaranmu?"
"Alhamdulilah semuanya berjalan lancar Raka, aku berhasil meredam peperangan di wilayah Pajajaran sebelah timur!"
"Syukurlah kalau begitu dan bagaimana persiapanmu untuk kembali ke Istana?"
Kian Santang langsung mengalihkan pandangannya dari Walangsungsang setelah diberi pertanyaan itu.
"Aku tidak ingin kembali ke Istana, Raka"
"Tapi kenapa Rai, Ayahanda dan Ibunda sudah sangat merindukanmu di Istana!"
"Aku akan kembali kalau aku sudah memiliki keinginan dari dalam diriku sendiri, Raka"
"Tidak Rai, Ayahanda sudah memberimu sepucuk surat dan memerintahkanmu untuk kembali ke Pajajaran secepatnya maka dari itu kau harus kembali ke Pajajaran besok!"
Kian Santang membantah ucapan Rakanya.
"Aku tidak akan kembali kecuali ada niatan dalam diriku sendiri, Raka!" Ucap Kian Santang dengan sedikit emosi.
"Jika kau menyanyangiku maka kau harus kembali ke Pajajaran besok, Rai!"
Kian Santang seketika berbalik arah dan menatap Rakanya.
"Apa maksud Raka?"
"Jika kau sangat menyanyangi Rakamu ini maka kau harus kembali ke Pajajaran besok!"
"Baiklah Raka, demi dirimu aku akan kembali ke Pajajaran besok!"
Setelah 3 tahun berlalu, akhirnya Kian Santang memutuskan kembali ke Pajajaran walaupun awalnya ia menolak untuk kembali😊💜
Penasarankan, gimana lanjutannya nanti😆😆😆
NEXTEPISODE!!! Spesial buat kalian!!!Jangan lupa Follow dan Vote💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔
Historical FictionSetelah 5 tahun berlalu, Putra dan putri Prabu SIliwangi beranjak dewasa. Semakin banyak musuh yang menginginkan Pajajaran hancur menjadi debu... Kembalinya Raden Kian Santang bukan asal cerita kolosal karena Author juga menambahkan Bibit bibit per...