Keesokan Paginya...
Seluruh Tamu Undangan yang mendapat Undangan dari Prabu Siliwangi sudah hadir dan sudah berkumpul di Sidang Istana Pajajaran sebelum Prabu Siliwangi hadir.
Sampai saat ini Kian Santang belum diberi tahu kalau ia akan dinobatkan oleh Ayahandanya sebagai Pewaris Tahta Pajajaran. Kian Santang bertanya kepada salah satu Prajurit yang berjaga di depan kamarnya.
"Maaf paman, kenapa istana sangat ramai dan kenapa banyak tamu undangan dari Kerajaan lain?"
"Apa Raden belum tahu?"
"Maksud paman?"
"Hari ini adalah penobatan Raden sebagai Putra Mahkota Pajajaran"
Kian Santang terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Prajurit itu.
"Kenapa Ayahanda Prabu tidak memberi tahu diriku?"
Maung Bodas yang kebetulan lewat mengajak Kian Santang masuk kembali ke kamarnya.
"Paman Maung, kenapa Ayahanda tidak memberi tahu kepadaku?"
"Gusti Prabu ingin membuat kejutan untuk Raden"
"Tapi paman... "
"Sebaiknya Raden bersiap siap seluruh Tamu Istana sudah menunggu"
Maung Bodas keluar dari Kamar Kian Santang untuk melanjutkan tugasnya sebagai Punggawa Pajajaran.
****
Sebelum pergi ke Sidang Istana untuk acara penobatan, Prabu Siliwangi bersiap siap dengan Jubah dan Mahkotanya.
"Dinda apakah Putra kita Kian Santang akan menerima kalau dia akan menjadi penerus tahta Pajajaran?"
"Insyaallah kakanda"
"Tidak lama lagi Mahkota ini akan berada di atas kepala Putra kita"
"Kenapa Kakanda berbicara seperti itu?"
"Tidak mungkin kanda bisa menjadi Raja untuk selamanya, Kanda pasti... "
Subang Larang langsung memeluk Prabu Siliwangi.
"Jangan berbicara seperti itu Kanda, Dinda yakin kita pasti bisa mendampingi Putra Putri kita sampai akhir hayat kita"
"Semoga saja Dinda"
Subang Larang mulai tenang lalu melepaskan pelukannya.
"Mari Dinda kita ke Sidang Istana sekarang"
Prabu Siliwangi menjulurkan tangannya ke arah subang larang.
Subang Larang yang langsung memahami maksud Prabu langsung memegang tangannya.
Mereka bersama ke Sidang Istana dengan berpegangan tangan.****
Ratna Sari yang hendak ke kamar Kian Santang dihadang oleh Rara Santang.
"Nyimas!"
"Eh Nyimas Rara Santang!"
"Kenapa Nyimas ke arah kamar Rai Kian Santang?"
"Aku ingin... "
"Lebih baik kita langsung ke sidang istana karena Ayahanda Prabu sudah menunggu kita"
"Baiklah Nyimas"
Dengan wajah terpaksa dan kesal karena belum sempat menemui Kian Santang ia mengikuti ucapan Rara Santang.
****
Kian Santang sedang bersiap siap di kamarnya dibantu oleh Pelayan.
Berbeda dari saudara saudaranya Kian Santang mandiri akan segala hal urusan kehidupannya. Ia menyuruh pelayan itu keluar kamarnya.
Setelah pelayan itu pergi Kian Santang membuka pakaian yang ia pakai dan digantinya dengan Pakaian khas Kerajaan Pajajaran. Tidak lupa ia memakai Ikat Kepala yang dilumuri Emas dan berlian, dan jubah Kian Santang berwarna Emas dengan corak corak dengan berlapis berlian.
Sebenarnya Kian Santang tidak ingin berpakaian berlebihan tapi karena ini acara yang sangat penting dan banyak tamu undangan Kerajaan lain maka ia harus memakai serba mewah.
Setelah semua beres Kian Santang langsung ke Sidang Istana.****
Disaat Prabu Siliwangi bersama istrinya Subang Larang seluruh tamu undangan memberi hormat.
Prabu Siliwangi mempersilahkan para tamu untuk duduk kembali.
Walangsungsang, Rara Santang dan Nyimas Ratna Sari baru datang ke sidang istana."Silahkan kalian duduk disana"
"Baik Ayahanda Prabu"
Walangsungsang, Rara Santang dan Nyimas Ratna Sari duduk di tempat yang sudah disiapkan oleh Ayahandanya.
Setelah semua sudah berkumpul termasuk seluruh Rakyat Pajajaran. Prabu Siliwangi memulai pembicaraan.
"Terima kasih karena kalian sudah memenuhi undanganku bahwa pentingnya aku mengundang kalian kemari, karena aku akan menobatkan Putra Mahkota Kerajaan Pajajaran"
Sorak sorak ramai dari Rakyat Pajajaran. Ada yang menyorak nama Walangsungsang ada yang menyoraki nama Kian Santang.
Prabu Siliwangi mengangkat tangan sebelah kanannya untuk memberi tahu ke Rakyat untuk berhenti berbicara."Yang aku nobatkan sebagai Putra Mahkota Kerajaan Pajajaran bukanlah Walangsungsang tapi Kian Santang!"
Seluruh Rakyat Pajajaran yang mendukung Kian Santang sangat senang dan bergembira.
Begitupula dengan Rara Santang, Walangsungsang, dan Ratna Sari.
Setelah Prabu Siliwangi mengumumkan penobatan Putra Mahkota, Kian Santang hadir.Sorak sorak ramai dari Rakyat mengelu elukan nama Kian Santang.
Dengan gagah dan wajah tampannya beserta pakaian yang serba mewah Kian Santang berjalan menyusuri Karpet merah ke arah Kursi Raja milik Prabu Siliwangi.V.O Ratna Sari
"Masyallah baru kali ini aku sangat terpesona dengan ketampanan dan kegagahan Raden Kian Santang, sungguh Indah ciptaanmu ini Ya Allah"Kian Santang mulai menaiki satu persatu anak tangga yang menuju ke arah Prabu Siliwangi berdiri.
Kian Santang yang menyadari kalau hari ini hari penobatannya sebagai Putra Mahkota ia tersenyum bahagia walapun dalam hatinya ia tidak mau dinobatkan sebagai Putra Mahkota karena ia ingin fokus menyebarkan agama islam daripada menjadi Raja.
Setelah berada di hadapan Prabu Siliwangi Kian Santang menberi hormat."Ayahanda Prabu"
"Putraku Kian Santang"- sambil menyentuh kepala Kian Santang.
Setelah Kian Santang memberi hormat kepada Ayahandanya, 2 pelayan istana datang dengan membawa Mahkota dan Jubah untuk Kian Santang. Mahkota dan Jubah itu menandakan kalau ia adalah Putra Mahkota kerajaan Pajajaran.
2 pelayan itu menunduk dan menjulurkan nampan yang berisi Mahkota dan Jubah Putra Mahkota.Prabu Siliwangi mengambil Jubah lalu memasangkannya ke Kian Santang.
Setelah jubah, Prabu Siliwangi mengambil Mahkota yang berlapis berlian dan emas yang berkilau lalu memasangkannya ke atas kepala Kian Santang.Subang Larang tersenyum bahagia melihat Putra kesayangannya menjadi Putra Mahkota.
Kian Santang langsung memeluk Ayahandanya.
Dengan pelukan hangat dari Ayahandanya Kian Santang bisa tenang.
Setelah merasa Kian Santang sudah tenang Prabu Siliwangi melepas pelukannya."Terima kasih Ayahanda Prabu karena Ayahanda percaya denganku untuk menjadikanku Putra Mahkota Pajajaran"
"Ayahanda yakin kau bisa menjadi Putra Mahkota yang baik bagi Pajajaran dan juga Rakyat"
"Insyallah Ayahanda Prabu"
Setelah berbicara dengan Ayahandanya kini Kian Santang berbicara kepada tamu undangan dan Rakyat Pajajaran.
"Aku Raden Kian Santang Putra dari Prabu Siliwangi yang kini sudah dinobatkan menjadi Putra Mahkota Kerajaan Pajajaran, insyallah sanggup dengan amanah yang diberikan oleh Ayahanda Prabu Siliwangi. Dengan segenap jiwa dan ragaku aku siap mengemban amanah yang sangat besar.Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta benda kalian, tapi Dia melihat hati dan amal kalian".
Kelanjutannya Next Episode!!!
Jangan lupa Follow dan Vote。^‿^。
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔
Historical FictionSetelah 5 tahun berlalu, Putra dan putri Prabu SIliwangi beranjak dewasa. Semakin banyak musuh yang menginginkan Pajajaran hancur menjadi debu... Kembalinya Raden Kian Santang bukan asal cerita kolosal karena Author juga menambahkan Bibit bibit per...