Episode 202-203

833 80 62
                                    

Pagi Hari...

Rombongan dari Kerajaan Pajajaran mulai bergerak kembali pulang ke Istana.
Mereka kembali dengan membawa kemenangan.

Di sepanjang perjalanan pulang, Kian Santang terus memegang balutan lukanya dan menahan rasa sakit dari luka yang ia alami.

Azan Dzuhur berkumandang...

"Alhamdulilah, sudah masuk waktu Dzuhur!"puji syukur Kian Santang.

Kian Santang menarik tali kudanya untuk berhenti.

Prabu beserta keluarga yang lain ikut berhenti.

"Putraku, ada apa?"tanya Prabu sambil menoleh ke arah Kian Santang.

"Ayahanda, aku mohon izin untuk menunaikan sholat Dzuhur bersama dengan Raka Walangsungsang!"

"Untuk apa ayahanda melarangmu untuk beribadah, ayahanda mengizinkanmu!"

Kian Santang tersenyum kepada ayahandanya lalu, ia turun dari kudanya.

Tidak jauh dari tempatnya, ada sebuah Musholla.
Kian Santang dan Walangsungsang bersama pergi ke Musholla itu.

Sesampainya di Mushola, Kian Santang dan Walangsungsang melepas alas kaki mereka lalu mengambil air wudhu.
Setelah itu, barulah mereka menunaikan Sholat Dzuhur.

Kian Santang menjadi Imamnya.

Kian Santang berdiri paling depan lalu mengumandangkan Adzan.

"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Asyhadu allaa illaaha illallaah.
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah.
Hayya 'alashshalaah
Hayya 'alalfalaah.
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Laa ilaaha illallaah"suara merdu adzan dari Kian Santang menggema diseluruh Musholla dan sampai terdengar ke telinga Prabu, Raja James dan Gagak Ngampar.

- Istana Pajajaran

Kabar kemenangan Prabu beserta rombongan sudah terdengar sampai ke Istana Pajajaran.

Keluarga Istana yang menunggu kepulangan mereka sangat senang saat mendengar kabar kemenangan yang didapat oleh mereka.

"Alhamdulilah Ibunda, ayahanda dan juga yang lainnya berhasil menaklukan Raja Iran!"

"Ya Putriku, Ibunda sangat senang mendengar kabar itu tapi..."

"Tapi, apa Ibunda?"

"Kemarin malam, ibunda mendapatkan firasat buruk tentang Rai mu Kian Santang!"

"Firasat apa ibunda?"

"Ibunda merasakan kalau kemarin malam sempat terjadi hal yang sangat buruk kepada Rai mu Kian Santang tapi, semoga saja itu semua tidak benar!"

"Aamiin ya allah"

*****

Setelah menunaikan sholat Dzuhur, Kian Santang dan Walangsungsang kembali ke rombongan dan barulah mereka melanjutkan perjalanan kembali pulang ke Istana.

Perjalanan panjang sudah dilalui dan akhirnya mereka sampai di Kota Raja.

Banyak rakyat pajajaran bersorak sorak bahagia atas kemenangan Pajajaran dari Iran.

Tapi tiba-tiba, ada seorang anak kecil berusia 5 tahun menghadang lajur kuda Kian Santang.

Kian Santang langsung turun dari kudanya lalu menghampiri sang anak.

"Nak, ada apa sehingga kau menghalangi jalanku?"

Sang anak menarik tangan Kian Santang terus menerus dan hendak membawanya ke suatu tempat.

"Raden, maukah kau ikut denganku?"

Kian Santang sempat menoleh ke arah Prabu dan Prabu mengerti maksud Kian Santang lalu mengizinkannya.

Kian Santang menggendong anak kecil itu lalu membawanya ke tempat yang dimaksud sang anak.
Ternyata, sang anak menunjuk dan membawa Kian Santang kerumahnya.

Sesampainya di rumah sang anak, Kian Santang menurunkannya dari gendongannya.
Sang anak membuka pintu rumahnya dan terdapat seorang ibu yang terbaring tak sadarkan diri.

Sang anak menarik jemari jari Kian Santang untuk membawanya masuk ke dalam rumah.

Sang anak membawa Kian Santang menghampiri ibu yang terbaring tak sadarkan diri tadi.

"Raden Kian Santang, maukah kau menyembuhkan Ibuku. Aku tidak bisa menyembuhkan ibuku maka dari itu aku meminta tolong kepada Raden!"ucap Sank Ank sambil menatap mata Kian Santang.
Ia terlihat sangat berharap pertolongan dari Kian Sanrang. Matanya sudah berkaca kaca saat melihat Kian Santang.

"Jangan menangis!"

Kian Santang mengusap air mata sang anak.

"Insyallah aku akan membantu ibu mu dan satu hal yang kau harus ketahui, kau bisa menyembuhkan ibu mu tanpa harus perlu bantuan diriku!"

"Bagaimana caranya Raden?"

"Caranya dengan berdoa kepada Allah swt, mintalah kesembuhan untuk ibu mu kepadanya. Insyallah, jika kau bersunguh sungguh dari dalam hatimu maka doamu akan terkabul!"

"Kau serius Raden?"

"Kenapa aku harus berbohong kepadamu?"

Sang anak menuruti perkataan Kian Santang.
Ia mengangkat kedua tangannya lalu berdoa.

"Ya allah, sembuhkanlah ibu hamba. Hamba tidak mau kehilangan orang yang sangat hamba sayangi!"

Tanpa sepengetahuan sang anak, Kian Santang diam diam menyembuhkan ibu dari sang anak.

Perlahan lahan, ibu dari anak itu mulai sadarkan diri.

"Putraku?"ucap sang ibu kepada putranya yang masih kecil.

"Ibu?"balas sang anak.

Sang anak langsung memeluk ibunya. Ia menangis di dalam pelukan ibunya.

Kehadiran Kian Santang, membuat sang ibu senang.

"Raden Kian Santang, kenapa Raden bisa sampai di gubuk hamba?"

"Putra ibu membawaku kemari dan ia meminta pertolonganku untuk kesembuhan ibu!"

Sang ibu langsung bangkit dan menundukan kepalanya dan memberikan hromat.

"Hamba sangat berterima kasih kepada Raden karena sudah menyembuhkan hamba!"

Kian Santang langsung memegang kedua tangan sang ibu yang memberikan rasa hormat kepadanya.

"Jangan berterima kasih kepadaku tapi berterima kasihlah kepada Putra ibu dan juga kepada Allah, aku hanya perantaranya saja. Putra ibu juga mendoakan atas kesembuhan ibu tadi!"

"Masya allah, sekali lagi hamba berterima kasih kepada Raden!"

Udah sholeh ganteng pulak, apa yang kurang dari seorang Aden Kian Santang😌👌

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang