Episode 144

861 76 39
                                    

Pagi Hari....

Pagi-pagi sekali, Kian Santang sudah bangun untuk berlatih pedang.
Ia keluar kamarnya dengan pakaian biasa dan dengan rambut yang masih acak acakan, ia sudah berlatih pedang di halaman khusus latihan bagi para pangeran.

Ia berlatih di bawah matahari pagi, Kian Santang sangat fokus dalam latihannya.
Ia mengayunkan pedangnya dengan sangat mahir.

Para tuan putri selalu mengawasi setiap kegiatan Kian Santang sampai sampai latihan pedang-pun mereka awasi tapi dari kejauhan.
Mereka sangat kagum dengan permainan pedang Kian Santang.

Nyimas Dewi Purnama dan pelayan istimewanya yaitu Nyimas Ratna Sari berhenti sejenak untuk melihat Kian Santang yang sedang berlatih.

V.O Nyimas Ratna Sari
"Luar biasa, aku sangat kagum dengan permainan pedangmu Raden. Aku yakin suatu saat nanti wanita yang menjadi pasanganmu pasti akan sangat aman karena memiliki laki laki yang hebat dan tangguh sepertimu!"

Tidak lama berhenti, Nyimas Dewi Purnama mengajak pelayannya untuk kembali melanjutkan perjalanan mereka.

"Sudahlah, mari kita lanjutkan perjalanan kita!"

"Baik tuan putri"

Saat sedang fokus latihan pedang tiba tiba pikirannya buyar karena memikirkan seseorang.

Kian Santang berhenti latihan pedang karena merasa kepalanya pusing akibat memikirkan seseorang.

V.O Kian Santang
"Kenapa aku selalu memikirkan wanita yang kutemui waktu itu saat perayaan, kenapa wajahnya terbayang bayang di dalam pikiranku?. Lebih baik aku istirahat saja untuk menenangkan pikiranku!"

Kian Santang akhirnya memutuskan untuk menyelesaikan latihannya dan kembali ke kamarnya.

Kian Santang masuk ke kamarnya kembali setelah latihan pedang dan duduk di sofa sambil memijat kepalanya sendiri.

*****

Prabu Siliwangi dan Prabu Mapanji sedang
Berkumpul dengan raja raja yang hadir di sana.
Mereka membincangkan tentang hubungan perdagangan antar satu sama lain hingga tiba tiba...

Prajurit masuk ke ruang sidang pertemuan.

"Salam Gusti Prabu"

"Ada apa Prajurit?"

"Hamba membawa pesan penting dari Prabu Sudaryana!"

"Adikku, Sudaryana. Katakan apa isi suratnya!"

"Baik Gusti"

Prajurit itu berdiri dan membuka suratnya lalu membaca isi surat itu.

Isi Surat dari Prabu Sudaryana •

Salam Hormatku kepada Raka ku Gusti Prabu Mapanji.

Aku hanya ingin mengatakan kepadamu melalui surat ini kalau aku akan menyerang Kerajaan Janggala beserta pasukanku.
Jika kau bertanya kenapa aku menyerangmu maka jawabanku adalah karena ulahmu aku jadi sengsara di Kerajaan kecil ini.
Ayahanda Prabu mengusirku dan menempatkanku di Kerajaan sekecil ini itu semua karena ulahmu.
Aku akan membalaskan dendamku kepadamu Mapanji.
Bersiaplah!

Sontak Prabu Mapanji kaget karena adiknya sendiri ingin membunuhnya.

"Jagat Dewa Batara, bagaimana bisa adikku berfikir untuk membunuh Rakanya sendiri?"

Prabu Siliwangi angkat bicara.

"Aku akan membantumu Mapanji, aku akan mengirimkan pasukan terbaikku untuk menolongmu!"

Prajurit membawa pesan dari Prabu Sudaryana tadi, tiba tiba mencela pembicaraan mereka.

"Maaf Gusti Prabu Siliwangi"

"Ada apa?"

"Gusti Prabu Sudaryana juga mengancam keselamatan Putra Mahkota Pajajaran Gusti, Raden Kian Santang!"

Prabu sontak kaget bukan kepalang karena Prabu Sudaryana juga mengancam keselamatan Kian Santang putra kesayangannya.

"Ini tidak bisa dibiarkan, keselamatan Putraku dalam bahaya. Aku harus melakukan sesuatu!"

"Pergilah Prajurit!" Ucap Prabu Mapanji.

"Baik Gusti"

Prabu Siliwangi berfikir dengan sangat keras bagaimana caranya agar keselamatan putranya tetap aman tanpa melakukan pembunuhan.

"Aku merasa tidak mempunyai masalah dengan Sudaryana tapi kenapa dia mengancam untuk menghabisi putraku Kian Santang?"

"Maaf Gusti Prabu Siliwangi, adikku haus akan kekuasaan. Ia bertekad ingin menguasai seluruh kerajaan yang ada di tanah pasundan ini!"

"Jagat Dewa Batara!"

"Hanya ada satu hal yang bisa menghentikan ini semua agar tidak terjadi peperangan besar"

"Katakan, apa itu Mapanji?"

"Gusti Prabu Siliwangi harus menikahi putriku satu satunya yaitu Dewi Purnama!"

Ucapan Prabu Mapanji membuat Prabu kaget dan berada di dalam dilema.

"Aku mohon maaf sebelumnya Gusti karena harus mengatakan ini!"

"Tidak apa apa, baiklah aku izin pamit!"

"Silahkan Gusti"

Prabu pergi meninggalkan Sidang Istana dengan raut wajah sedih.

Prabu kembali ke kamarnya...
Ia berada di dalam dilema besar sehingga membuatnya harus berfikir keras.
Prabu berkeliling bolak balik mengitari ruangan kamarnya karena sangking pusingnya.

Subang Larang yang baru datang ke kamar Prabu dibuat cemas dengan sikap Prabu.

"Kakanda..."

"Dinda?"

"Kanda ada apa?"

"Tidak ada apa apa Dinda, jangan khawatirkan Kanda!"

"Tidak Kanda, Kanda menyembunyikan sesuatu kepada Dinda. Katakanlah Kanda!"

"Kanda sedang berada di dalam dilema besar Dinda!"

"Dilema besar?"

"Ya Dinda, adik dari Mapanji yaitu Sudaryana, mengancam keselamatan Putra kita Kian Santang dan untuk menyelamatkan Kian Santang, Kanda harus menikahi Putri dari Mapanji, yaitu Nyimas Dewi Purnama!"

Subang Larang kaget sekaligus syok dengan ucapan Prabu.

"Jadi, Kakanda akan menikah kembali?"

"Kanda juga tidak tahu Dinda, Kanda tidak ingin menyakiti hatimu Dinda!"

Konflik semakin banyak kedepannya yang akan membuat hubungan Prabu dan Subang Larang semakin renggang!

Jangan lupa Follow dan Vote💜

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang