Episode 17

1.4K 114 2
                                    

Pertarungan Pedang antara Munding Laya dan Kian Santang masih sengit.
Hingga Munding Laya berhasil melukai tangan sebelah kiri Kian Santang.

"Arghhhhh"- teriak Kian Santang karena tangan sebelah kirinya terluka.

Sontak semua Keluarga Pajajaran cemas akan keadaan Kian Santang sekarang karena tangan kirinya terluka.

"Putraku Kian Santang"

"Rai Kian Santang"

"Raden Kian Santang"

Senopati Argadana, Nyai Rompang, dan Amuk Marugul terseyum dan tertawa melihat Kian Santang terluka termasuk Munding Laya sendiri.

"Hahaha...kau tidak akan bisa mengalahkanku Kian Santang terimalah kematianmu Kian Santang"

"Aku tidak akan menyerah sampai titik darah penghabisan aku akan tetap berdiri untuk melindungi Istana Pajajaran apapun yang terjadi walaupun dibayar dengan nyawaku sekalipun"

"Buktikan kata-katamu Kian Santang"

Syekh Hasanuddin mencoba memberi tahu Kian Santang melalui pikirannya ke pikiran Kian Santang dengan menggunakan pikiran batin.

"Raden"

"Syekh Guru"

"Raden bertarung dengan rasa amarah maka dari itulah Raden berhasil dilukai oleh Munding Laya"

"Lalu apa yang harus aku lakukan Syekh Guru"

"Bertarunglah dengan tenang dan pikiran yang jernih, fokuskan satu tujuanmu yaitu melindungi Pajajaran"

"Baik Syekh Guru"

Pesan dari Syekh Hasanuddin melalui Pikiran Batin membuat Kian Santang sadar jika kita dalam keadaan emosi tidak akan menyelesaikan masalah, untuk menyelesaikan masalah kita harus tenang dan dengan pikiran yang jernih.

V.O Kian Santang.
"Aku harus menggunakan Ajian Malih Rupa yang diajarkan oleh Ayahanda Prabu"

Kian Santang menggunakan Ajian Malih Rupa dan seketika ia berubah menjadi Gagak Lumayung ( jelmaan Kian Santang ).

Semua Keluarga Pajajaran sangat terkejut dengan Kesaktian Kian Santang.

"Raka aku sangat tidak percaya Rai Kian Santang akan sesakti ini ia bahkan bisa merubah wajahnya dan menjadi lebih sakti dengan jelmaannya"

"Kau benar Rai"

"Raden Kian Santang memang benar benar anak yang sangat sakti mandraguna"- ucap Maung Bodas.

V.O Prabu Siliwangi
"Aku sangat bangga kepadamu putraku Kian Santang"

Senopati Argadana, Nyai Rompang dan Amuk Marugul terkejut melihat Kian Santang berubah wajah.

"Ajian apa yang dipakai oleh Kian Santang? Kenapa aku merasa setelah wajahnya berubah ia semakin lebih sakti"

"Nyai Ajian yang dipakai oleh Kian Santang adalah Ajian Malih Rupa, Ajian itu bisa menambah kesaktian dengan merubah wajah aslinya"

"Sungguh sangat luar biasa kesaktian putra siliwangi yang satu ini, aku takut jika keponakanku Munding Laya akan kalah dengan Kian Santang"

Munding Laya mulai ragu untuk melawan Kian Santang.

V.O Munding Laya
"Kenapa aku mulai ragu untuk melawan Kian Santang, kenapa aku merasa setelah Kian Santang berubah wajah ia semakin sakti mandraguna"

Gagak Lumayung sudah siap untuk melawan Munding Laya walaupun tangan sebelah kirinya terluka akibat serangan Munding Laya tadi.

Resi Kuncung Putih yang melihat dari jauh pertempuran mereka sangat kagum dengan kesaktian yang dimiliki oleh Kian Santang.

"Luar biasa aku sangat kagum dengan kesaktian yang dimiliki oleh Raden Kian Santang, bahkan ia bisa merubah wajahnya dengan Ajian Malih Rupa dan menambah kesaktiannya, dia memang benar benar anak yang sangat sakti"

Keraguan Munding Laya tidak membuat Munding Laya mundur untuk melawan Kian Santang.

"Majulah Kian Santang aku tidak akan pernah takut kepadamu"

"Bismilahirohmanirohim"

Munding Laya dan Gagak Lumayung maju bersamaan dengan Pedang Sakti mereka masing-masing.
Suara adu Pedang antara Munding Laya dan Kian Santang membuat Langit bergemuruh dan Bumi Pajajaran bergetar bagaimana tidak Pedang Susuk Tunggal dan Pedang Zulfikar adalah Pedang yang sangat sakti dan mereka saling beradu kekuatan.
Permainan Pedang Munding Laya diketahui oleh Gagak Lumayung.

V.O Gagak Lumayung
"Aku sekarang mengerti maksud Syekh Guru dengan bertarung dengan tenang dan pikiran jernih aku tahu permainan Pedang Munding Laya dan gerak dasarnya"

Setelah tahu permainan pedang Munding Laya, Gagak Lumayung langsung menyerang Munding Laya dengan Pedang Zulfikarnya dan berhasil melukai tangan sebelah kanannya.

Munding Laya sangat kesal dengan Kian Santang karena telah melukainya.

"Alhamdulilah"

Senopati Argadana menyarankan Munding Laya untuk mundur sementara.

"Gusti Prabu dalam keadaan seperti ini lebih baik Gusti Prabu mundur sementara"

"Mundur katamu senopati?"

"Iya Gusti menurutku Raden Kian Santang terlalu Sakti untuk kita lebih baik kita mundur dan menyusun rencana kembali"

"Baiklah aku mengikuti saranmu,
Pasukan Mundur"- ucap Munding Laya.

Semua Pasukan Hitam milik Munding Laya mundur meninggalkan Pertempuran termasuk Senopati Argadana, Nyai Rompang, Amuk Marugul dan Munding Laya.

Semua keluarga Pajajaran sangat bahagia karena Kian Santang berhasil merebut Istana Pajajaran kembali dari tangan Munding Laya.

"Alhamdulilahirobilalamin terima kasih ya allah engaku membantuku"- ucap Gagak Lumayung.

Resi Kuncung Putih tersenyum melihat Kian Santang memenangkan pertempuran yang sangat dahsyat itu.

"Aku sangat bangga kepada Raden Kian Santang, ia berhasil merebut Pajajaran kembali walaupun ia merebutnya dalam keadaan tangannya terluka, Pajajaran pasti akan selalu jaya jika Raden Kian Santang selalu ada"

Semua Keluarga Pajajaran sangat bahagia dan terharu dengan perjuangan yang dilakukan Kian Santang demi merebut kembali Istana Pajajaran.
Kian Santang / Gagak Lumayung menemui keluarganya yang sudah tidak berdaya.

"Rai Kian Santang"

"Yunda"

"Kami sangat bangga kepadamu Rai"

"Terima kasih Yunda"

Prabu Siliwangi berjalan mendekati Gagak Lumayung dengan perasaan terharu dengan perjuangan putra kesayangannya.

"Putraku Kian Santang"

"Ayahanda, bagaimana keadaan Ayahanda"

"Ayahanda baik-baik saja, terima kasih Putraku atas perjuanganmu yang sangat keras demi melindungi Pajajaran"

"Jangan berterima kasih kepadaku Ayahanda berterima kasihlah hanya kepada Allah SWT dan melindungi Pajajaran adalah kewajibanku Ayahanda"

Prabu Siliwangi langsung memeluk Putra Kesayangannya dengan perasaan terharu karena Perjuangan putranya untuk melindungi Pajajaran terbalaskan dengan kemenangan mereka.

"Ayahanda sangat bangga kepadamu Putraku"

"Terima kasih Ayahanda"

Semua Keluarga Pajajaran terharu melihat Prabu Siliwangi dan Kian Santang saling berpelukan karena mereka tahu kalau Kian Santang adalah Putra Kesayangan Prabu Siliwangi.

Penasarankan Bagaimana selanjutnya???🤔

Jangan lupa VOTE DAN FOLLOW
Biar gw semangat lanjutin sampai tamat🤗

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang