Episode 119

809 69 20
                                    

Raden Arya Kiban menawarkan persahabatan dengan Kian Santang.

"Apa kau mau menjadi temanku?"

"Tentu saja Raden kenapa tidak, aku sangat senang jika aku menjadi temanmu"

"Terima kasih tapi sebelumnya siapa namamu?"

"Namaku Gagak Lumayung, Raden"

"Nama yang bagus, kalau begitu aku pamit untuk kembali Gagak Lumayung, terima kasih untuk persahabatannya"

"Sama sama Raden"

Kian Santang kembali ke Gubuknya setelah mendapatkan obat herbal.
Setelah sampai di gubuknya Kian Santang langsung mempersiapkan obat untuk mengobati Ibundanya, Nyimas Ratih dan Nyimas Ratna Sari.
Kian Santang mengobati mereka bertiga dengan kasih sayang.

Malam hari...

Kian Santang mengambil air wudhu untuk menjalankan ibadah sholat maghrib.
Setelah menjalankan sholat maghrib tidak lupa ia berdoa.

"Ya allah hamba mohon kabulkan doa hamba, sembuhkan keluarga hamba yang terluka dan berikan kesehatan kepada keluarga hamba dan hamba juga meminta kepadamu ya allah lindungilah Rakyat Pajajaran yang tidak berdaya. Amin ya robbal alamin"

Setelah selesai berdoa, Kian Santang tidur di lantai tanpa alas apapun.
Walau tanpa alas untuk tidurnya Kian Santang tetap nyenyak dalam tidurnya.

Keesokan Paginya...

Sinar Matahari yang menyinari wajahnya membuat Kian Santang terbangun.
Saat membuka matanya, Kian Santang kaget melihat Ratna Sari yang sudah sadar.

"Nyimas..."

"Raden"
Jawab Ratna Sari sambil tersenyum.

"Alhamdulilah, kau sudah siuman"

"Alhamdulilah, ini semua berkat kasih sayangmu Raden"

Kian Santang memeluk Ratna Sari untuk melepas rindunya.
Kian Santang melepas pelukannya setelah melepaskan semua rasa rindunya.

"Raden aku sudah membuatkan makanan untukmu, mari kita makan bersama lalu setelah itu kita akan mengobati Ibundamu dan Nyimas Ratih yang masih terluka"

"Baiklah kalau begitu"

"Duduklah Raden"

Ratna Sari membawa makanan untuk Kian Santang tapi...

"Raden, gubuk ini hanya memiliki satu piring saja jadi kau makan saja duluan aku akan makan nanti"

"Kalau piringnya hanya satu kenapa kita tidak saling berbagi"

"Maksud Raden?"

"Ya kita bisa berbagi makanan, satu piring cukuo untuk kita berdua"

Ratna Sari tersenyum manis kepada Kian Santang.

Mereka makan bersama dalam satu piring yang sama.
Setelah makan Kian Santang dan Ratih mengobati Subang Larang dan Nyimas Ratna Sari

Waktu terus berjalan...
Hari demi hari berganti...

Sudah 10 hari Kian Santang tinggal di Gubuk sederhana untuk mengobati Ibundanya dan Nyimas Ratih.
Usahanya dengan Nyimas Ratna Sari untuk mengobati Ibundanya dan Nyimas Ratih berhasil.
Mereka berhasil membuat Nyimas Ratih dan Subang Larang sadar.

"Putraku..."

"Ibunda..."

Kian Santang memeluk Subang Larang dengan erat.
Subang Larang menangis saat memeluk Kian Santang.

Istana Pajajaran

Selama pemerintahan Surawisesa banyak Rakyat Pajajaran pergi meninggalkan Pajajaran.
Dengan santainya Surawisesa tidak mempersalahkan hal itu.
Ia malah memikirkan hal lain.

"Nyai, aku baru menyadari ada hal yang janggal saat pertempuran kemarin"

"Apa yang janggal?"

"Ayahanda Prabu tidak ada di dalam pertempuran besar kemarin"

"Kau benar Surawisesa, hanya Siliwangi yang tidak ada di pertempuran kemarin"

"Maaf Gusti Prabu, kenapa tidak sebaiknya Gusti bertanya kepada pelayan istana mungkin saja ada yang tahu keberadaan Siliwangi"

"Kau benar Nyai Rompang"

Surawisesa memanggil seluruh pelayan istana ke sidang pengadilan.

"Kalian semua adalah pelayan ayahandaku pasti kalian tahu dimana keberadaan Ayahandaku!"

Secara bersamaan seluruh pelayan menjawab tidak tahu.

"Aku tidak suka bercanda, katakan dimana Ayahandaku!"
Teriak Surawisesa.

Salah satu pelayan maju kedepan dan menghadap Surawisesa.

"Hamba tahu dimana Gusti Prabu Siliwangi"

"Dimana?"

"Gusti Prabu Siliwangi saat ini sedang pergi mencari Mustika Gading, saat ini beliau berada di lingkaran lorong waktu"

Surawisesa mengambil sekantong uang lalu melemparnya ke pelayan tadi.

"Terima kasih Gusti Prabu"

"Pergilah!"

Seluruh pelayan bubar meninggalkan Sidang pengadilan.

"Kita harus pergi mencari Siliwangi di lingkaran lorong waktu, Gusti Prabu!"

"Tapi bagaimana caranya?"

"Ya bagaimana caranya Nyai, setahuku hanya Kian Santang yang bisa membukanya dengan Busur saktinya"

"Tenang saja aku bisa membukanya Surawisesa"

"Aku tidak yakin kepadamu Nyai Dewi"

"Baiklah ikut denganku sekarang!"

Wah apa yang mau dilakukan selanjutnya oleh Tokoh Golongan Hitam ya???

Jangan lupa Follow dan Vote

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang