Rasa sakit dan nyeri di perut Subang Larang belum juga reda.
Resi Kuncung Putih datang....
"Nanda Prabu"
"Resi"
"Sekarang bersama sama kita salurkan hawa murni kita dan pusatkan pada perut nyai ratu Subang Larang"
"Baik Resi"
Hawa Murni Resi Kuncung Putih dan Prabu Siliwangi bersatu tapi gagal diterima oleh kondisi Subang Larang.
Kian Santang, Ratna Sari, Ratih, dan Rara Santang yang mendengar jeritan Subang Larang ikut melihat apa yang terjadi.
"Ayahanda, apa yang terjadi?"
"Bantu Ayahanda Putraku untuk meredam rasa sakit ibundamu!"
"Baik Ayahanda"
Hawa Murni Kian Santang bersatu dengan Hawa Murni Resi Kuncung Putih dan Ayahandanya.
Usaha mereka menggabungkan Hawa Murni berhasil....
Rasa Sakit di perut Subang Larang meredam secara perlahan...."Ibunda Ratu...."
"Ppputtraaku.....ppputrriku...."
"Dinda, sebaiknya dinda beristirahat"
Prabu mencium kening Subang Larang lalu pergi agar Subang Larang bisa beristirahat.
Seluruh Keluarga Istana sudah keluar kamar agar Subang Larang bisa beristirahat.
Prabu yang masih khawatir dengan kondisi istri kesayangannya, mencoba bertanya kepada gurunya.
"Resi, apa yang harus hamba lakukan?"
"Yang harus kau lakukan sekarang adalah mencari sebuah Mustika"
"Mustika, untuk apa Resi?"
"Untuk membuktikan apakah Nyai Ratu Subang Larang benar benar hamil atau hanya kekuatan jahat yang bersemayam di perut istrimu"
"Maaf Resi, tapi apa nama Mustika itu?"
"Mustika Gading!"
"Mustika Gading, dimana aku bisa menemukannya Resi. Apakah aku harus mendaki gunung untuk mencari Mustika itu?"
"Tidak Nanda Prabu!"
"Lalu, Resi?"
"Mustika itu berada di Hutan Ilusi!"
"Hutan Ilusi?"
"Ya Nanda Prabu, untuk mencapai Hutan ilusi itu kau harus menggunakan Lingkaran Lorong Waktu dimana hanya Putramu Raden Kian Santang yang bisa membukanya!"
"Baik Resi hamba mengerti"
Setelah berbincang dengan gurunya, Prabu langsung menemui Kian Santang.
• Kamar Kian Santang
Terdengar suara ketukan pintu dari dalam kamar.
"Putraku, ayahanda ingin bicara denganmu!"
"Ayahanda?"
Kian Santang membuka pintunya lalu mempersilahkan Ayahandanya masuk ke kamarnya.
"Ada apa Ayahanda, Ibunda baik baik saja kan?"
"Ibundamu baik baik saja, Ayahanda ingin meminta tolong kepadamu"
"Meminta tolong, tapi ayahanda apa yang bisa aku bantu?"
"Ayahanda minta bukalah Lingkaran Lorong Waktu!"
"Lingkaran Lorong Waktu, tapi untuk apa Ayahanda?"
"Ayahanda mendapat wangsit dari Resi Kuncung Putih agar mencari sebuah Mustika Gading dan Mustika itu berada di Hutan Ilusi dimana Hutan itu terdapat di Lingkaran Lorong Waktu!"
"Tapi Ayahanda, aku tidak tahu bagaimana cara membuka Lingkaran Lorong Waktu"
Resi Kuncung Putih memberi sedikit petunjuk kepada Kian Santang.
"Gunakan Busur Gandiwa mu, Raden!"
Setelah memberi sedikit petunjuk, Ia menghilang.
"Aku mengerti Ayahanda, tapi biarkan aku yang pergi mencari Mustika itu!"
"Tidak putraku, keberadaanmu sangat dibutuhkan di Istana!"
"Tapi Ayahanda..."
"Sekarang Ayahanda minta turuti perintah Ayahanda sekali saja, buat Lingkaran Lorong waktu itu sekarang putaku!"
"Baik Ayahanda"
Kian Santang mengeluarkan Busur Gandiwa yang bersemayam di dalam tubuhnya.
Setelah berhasil mengeluarkan, ia lalu menarik ke dapan arah dan tali busurnya lalu mengucapkan mantra.
Dan tadam....Lingkaran Lorong Waktu sudah selesai dan siap untuk dilewati.
Sebelum melewati Lingkaran Lorong Waktu, Prabu memberi Wangsit kepada Kian Santang.
"Putraku jika ayahanda tidak kembali, kau harus bisa menggantikan Ayahanda!"
"Tidak Ayahanda, ayahanda jangan berbicara seperti itu aku sangat percaya dan yakin ayahanda pasti kembali!"
Jawab Kian Santang sambil menangis.Prabu mengelap Air Mata Putranya.
"Jangan biarkan air mata melemahkanmu!- Prabu Siliwangi
Kian Santang yang masih menangis mencoba tetap tegar dan kuat walaupun kepergian Ayahandanya sungguh sangat berat baginya.
Karena semasa kecilnya, Kian Santang sangat disayang oleh Prabu, dan Prabu lebih dekat dan sayang dengan Kian Santang."Ayahanda mempercayai istana ini kepadamu, Putraku. Kau adalah Calon Raja penerus Ayahanda, inilah saatnya kau membuktikan kepada Ayahanda dan kepada Dunia kalau kau bisa menjadi Raja Muda yang memimpin Pajajaran dengan baik dan makmur!"
"Raja Muda, apa maksud Ayahanda?"
Jawab Kian Santang dengan terisak isak.Prabu Siliwangi melepas mahkotanya lalu memasangkannya di kepala Kian Santang.
Kian Santang sontak kaget dan terkejut.
"Ayahanda, ayahanda yakin memberi tanggung jawab ini?"
"Ayahanda mempercayaimu Putraku, jika ayahanda tidak kembali membawa Mustika itu maka kau yang harus melanjutkan tahta Ayahanda!"
"Insyallah Ayahanda"
Sebelum pergi Kian Santang memeluk Ayahandanya.
Setelah siap untuk melepas Prabu, Kian Santang melepas pelukan dari Prabu."Jangan jadikan Luka pada Punggungmu menjadi kelemahanmu, kau harus kuat Putraku. Ayahanda pamit!"
Perlahan Prabu berjalan mundur masuk ke Lingkaran Lorong waktu.
"Ayahanda menyanyangimu Putraku, jaga dirimu dan seluruh Keluarga Istana beserta Rakyat Pajajaran, Sampurasun!"
"Rampes Ayahanda...!"
Prabu Siliwangi kini sudah benar benar masuk ke Lingkaran Lorong Waktu.
Banyangannya sudah tidak telihat lagi.Kian Santang jadi Raja sementara😗❤
Gimana ya perasaan Surawisesa saat mendengar Kabar Kian Santang jadi Raja?
Apakah dia akan memberontak dan menyerang Pajajaran kembali?
Lalu bagaimana perjuangan Prabu Siliwangi mencari Mustka Gading?Jangan lupa Follow dan Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔
Historical FictionSetelah 5 tahun berlalu, Putra dan putri Prabu SIliwangi beranjak dewasa. Semakin banyak musuh yang menginginkan Pajajaran hancur menjadi debu... Kembalinya Raden Kian Santang bukan asal cerita kolosal karena Author juga menambahkan Bibit bibit per...