Episode 201

860 74 76
                                    

Prabu Siliwangi saat ini sedang dalam kondisi terdesak dan hampi saja dibunuh oleh Raja Iran tapi untunglah, Walangsungsang dan Gagak Ngampar menghalau tebasan pedang Raja Iran.

"Berani sekali kau ingin melukai Ayahandaku!"ucap Gagak Ngampar sambil menatap tajam mata Raja Iran.

"Majulah kalian semua!"tantang Raja Iran. Ia menantang dengan senyuman licik menyeringai di wajahnya.

Walangsungsang dan Gagak Ngampar menerima tantangan Raja Iran.
Mereka berdua maju menghadapi Raja Iran.
Serangan demi serangan ditangkis oleh Walangsungsang dan Gagak Ngampar.
Tebasan pedang Raja Iran terus mengincar mereka berdua.

*****

Sedangkan disisi lain, Kian Santang tidak tenang jika ia hanya berdiam diri saja di dalam tenda.

"Bagaimana bisa aku berdiam diri di tenda sedangkan ayahandaku dan juga kedua Raka ku sedang bertempur untuk membela kebenaran, aku harus menyusul mereka ke medan pertempuran!"ucap Kian Santang dengan penuh tekad dan semangat.

Kian Santang berusaha bangkit dari tempatnya, ia terus memegang luka yang sudah dibalut kain di perutnya.

Namun, tabib menghalau Kian Santang.

"Raden, raden mau kemana?"

"Aku akan menyusul ayahanda ke medan pertempuran, aku tidak bisa berdiam diri saja!"

"Tapi, keadaan Raden belum sembuh benar. Luka raden juga masih belum...!"

"Tidak Paman Tabib, aku akan tetap pergi ke medan pertempuran. Luka ini hanya luka kecil, aku lebih mementingkan keselamatan keluarga yang aku sayangi dibanding nyawaku sendiri!"

Kian Santang bersikeras untuk pergi ke medan pertempuran walau lukanya belum sembuh benar.
Apa boleh buat, tabib itu tidak bisa berbuat banyak. Kian Santang terus mendesak agar diizinkan pergi.
Alhasil, tabib itu membiarkan Kian Santang pergi menyusul Prabu dan yang lainnya.

Dengan luka yang belum sembuh benar, akan membuat Kian Santang kesusahan nanti saat bertarung di medan pertempuran.
Namun, ia tetap bertekad untuk pergi.

Kian Santang naik ke kudanya lalu memacu kudanya untuk pergi ke medan pertempuran.
Ia mengendalikan tali kekang kudanya dengan tangan kanan dan tangan kirinya terus memegang balutan luka di perutnya.

*****

Walangsungsang dan Gagak Ngampar masih berusaha untuk melawan Raja Iran.
Raja Iran berhasil memukul mundur Walangsungsang dan juga Gagak Ngampar.

Mereka berdua jatuh tak berdaya akibat pukulan dari Raja Iran.

"Apakah hanya segini kemampuan Anak Anak Siliwangi, hahaha!"

Raja Iran mengangkat pedangnya ke atas dan hendak melukai Walangsungsang dan Gagak Ngampar namun sayang, ada yang menghalaunya.

Kian Santang datang tepat waktu, ia mengeluarkan Pedang Zulfikarnya lalu melemparnya ke arah Raja Iran untuk membuat perlindungan bagi Walangsungsang dan Gagak Ngampar.

Kian Santang melompat dari kudanya lalu berlari menghampiri kedua Rakanya.

"Rai, kenapa kau datang ke medan pertempuran. Bukankah kau sedang terluka parah?"

"Tenanglah Raka, lukaku tidak penting untukku yang terpenting sekarang adalah aku menyelamatkan Raka dan juga Ayahanda!"

Raja Iran sontak terkejut melihat kedatangan Kian Santang.

V.O Raja Iran
"Bagaimana bisa dia datang ke Medan Pertempuran, padahal aku sudah membuatnya tak berdaya?, anak Siliwangi ini memang benar benar luar biasa!"

Kian Santang membantu kedua Rakanya untuk bangkit.
Ia lalu menghampiri Pedang Zulfikarnya yang tertancap di tanah lalu mencabutnya.

"Sekarang, akulah lawanmu. Kau menginginkan diriku bukan, Raja Iran?"

"Dasar bocah ingusan, akan kuhabisi kau sekarang!"

Pertarungan antara Raja Iran dan Kian Santang tak dapat dihindarkan.
Walau dalam kondisi terluka, ia tetap bisa melawan Raja Iran dengan perlawanan yang sangat sengit.

Keduanya bertarung dengan sangat sengit.
Kian Santang terus menerus menebaskan pedangnya dan terus menekan Raja Iran.

V.O Kian Santang
"Aku tidak boleh menahan lebih lama lagi saat melawan Raja Iran karena pedang yang ia miliki bukanlah pedang sembarangan!"

Kian Santang mengeluarkan Pedang Felix miliknya.

Pedang Zulfikar dan Pedang Felix berada di kedua genggaman tangan Kian Santang.

V.O Raja Iran
"Pedang apalagi yang dikeluarkan oleh anak ini, aku harus berhati hati!"

Kini, giliran Kian Santang untuk menyerang.
Kedua pedang yang berada di tangannya membuat Raja Iran kewalahan dan akhirnya, Kian Santang berhasil membuat Raja Iran bertekuk lutut dan menyerah.

"Aku menyerah!"ucap Raja Iran sambil membuang pedangnya dan bertekuk lutut dihadapan Kian Santang.

Mengetahui Raja Iran yang sudah mengaku kalah, Kian Santang menyimpan kedua pedangnya kembali.

"Bangunlah, Yang Mulia!"balas Kian Santang. Kian Santang membantu Raja Iran bangkit.

Prabu, Raja James, Walangsungsang dan Gagak Ngampar mendekat ke arah Raja Iran.

"Maafkan aku Siliwangi, aku mengakui kekalahanku!"

Prabu menepuk bahu Raja Iran.

"Aku memaafkanmu tapi dengan satu syarat!"

"Apa syaratnya?"

"Setelah ini, kau tidak akan pernah lagi untuk ikut campur di dalam istana ataupun di dalam keluargaku!"

"Baiklah, aku berjanji Siliwangi!"

Sorak sorakan kemenangan menggema dari prajurit Pajajaran dan Inggris.

"Kita Menang, hidup Pajajaran!"

"Hidup Gusti Prabu Siliwangi!"

"Hidup Raden Kian Santang!"

"Hidup Raja James!"

Setelah mendapat kemenangan, Prabu dan yang lainnya kembali ke tenda tempat peristirahatan mereka.

Sedangkan Raja Iran, diperbolehkan oleh Prabu untuk kembali ke istananya dengan syarat tidak boleh ikut campur dalam urusan keluarga Prabu Siliwangi.

Malam Hari...

Prabu menggelar pesta kecil kecilan di halaman depan tenda untuk merayakan kemenangan mereka.
Seluruh prajurit juga turut merayakan kemenangan mereka bersama dengan Prabu.

"Aku sangat bangga kepada kalian semua para prajuritku. Tekad dan semangat kalian sangatlah luar biasa!"ucap Prabu.

Seluruh prajurit pajajaran maupun prajurit inggris sangat senang karena mereka berhasil mendapatkan kemenangan.

Prabu menghampiri Kian Santang.
Ia menepuk bahu Kian Santang.

"Ayahanda bangga kepadamu Putraku, kau sudah membuktikan bahwa kau memang benar benar layak menjadi Raja penerus ayahanda nanti. Ayahanda juga kagum dengan keberanian dan juga tekadmu, walau kau dalam kondisi terluka tapi tetap kau datang ke medan pertempuran. Ayahanda juga bangga bangga kepada kalian, Putraku Walangsungsang dan Putraku Gagak Ngampar. Kalian juga berperang tanpa rasa takut sedikitpun!"

Prabu membuka kedua tangannya lalu Kian Santang, Walangsungsang dan Gagak Ngampar memeluk Prabu.
Prabu memeluk ketiga putranya dengan perasaan bangga.

V.O Prabu Siliwangi
"Dewata agung, terima kasih telah menitipkan anak anak yang tangguh dan berani seperti mereka!"

Raja James yang melihat momen kebersamaan antara Prabu dan ketiga putranya juga turut bahagia.

Aden emang benar benar luar biasa, walau dalam keadaan terluka tapi tetep datang ke medan pertempuran untuk membantu Ayahanda dan yang lainnya.

NEXTEPISODE!!!
*Kembali ke tempat asalnya*

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang