Episode 122

854 73 14
                                    

Tubuh Prabu Siliwangi bergetar dengan sangat hebat seakan pusaka sakti yang di dalam tubuhnya ingin keluar bebas.
Tapi tiba-tiba tubuh Prabu kembali tenang setelah Prabu Kashim masuk ke kamar Prabu Siliwangi.

"Sampurasun"

"Rampes"

"Maafkan karena menganggu istirahatmu Gusti"

"Ya tidak apa apa, dan apa yang membawamu ke sini?"

"Jika tidak keberatan bisakah Gusti hadir di Pesta Perayaan yang biasa kami lakukan?"

"Kalau boleh tahu, pesta perayaan apakah itu?"

"Tiap bulan kami selalu memanggil seorang peramal untuk meramal apa yang akan terjadi di masa depan"

"Baiklah aku akan hadir di pesta perayaan itu"

"Terima kasih Gusti, kalau begitu aku pamit"

"Silahkan"

Berpindah ke Kian Santang.
Setelah selesai berdakwah, dia dan Nyimas Ratna Sari kembali ke gubuk untuk beristirahat.

"Bagaimana dakwahmu putraku?"

"Alhamdulilah ibunda, dakwah ku berjalan lancar"

"Syukurlah kalau begitu"

"Raden kau nampaknya sangat lapar, sebaiknya kau makan terlebih dahulu"

Kian Santang makan bersama dengan keluarga kecilnya yang masih bersamanya.

• Istana Baabulah

Prabu Kashim duduk di Kursi Rajanya lalu memberi titah kepada para prajuritnya.

"Besok akan ada pesta perayaan besar besaran di Istana Baabulah, dan aku ingin kalian para prajuritku menyebar luaskan berita ini kepada seluruh Raja Raja di Tanah Pasundan ini agar dapat hadir ke pesta perayaan yang ku gelar besok!"

"Baik Gusti Prabu"

Kabar pesta perayaan yang di gelar oleh Prabu Kashim sudah tersebar ke seluruh Raja Raja di Tanah Pasundan termasuk Raja Galuh.

Prabu Cakraningrat sudah mendapat Surat dari Prabu Kashim untuk hadir di pesta perayaan besok.

"Putraku besok kita akan pergi ke Istana Baabulah untuk menghadiri pesta perayaan yang di gelar oleh Prabu Kashim"

"Baik Ayahanda, tapi bolehkah aku mengajak temanku dan beserta mengajak keluarganya?"

"Tentu saja kenapa tidak, Ayahanda yakin temanmu itu sangat istimewa"

"Iya Ayahanda"

Kabar undangan pesta perayaan sudah sampai di Pajajaran tetapi...

"Tidak, aku tidak akan datang ke acara ini. Beritahu Prabu Kashim kalau aku Prabu Surawisesa tidak akan datang ke acara tidak berguna ini!"

"Baik Gusti Prabu"

• Istana Galuh

Raden Arya Kiban yang sudah diberikan izin oleh Ayahandanya agar temannya bisa ikut hendak langsung memberitahunya.

"Maaf Paman, apakah paman tahu dimana rumah temanku?"

"Maaf Raden siapa nama teman Raden?"

"Gagak Lumayung"

"Oh rumahnya tidak jauh dari tempat Raden berada, Raden hanya berjalan beberapa langkah saja lalu belok ke kiri rumah Gagak Lumayung yang Raden Maksud berada di sebelah kanan"

"Baiklah terima kasih paman"

"Sama sama Raden"

Raden Arya Kiban beserta prajurit yang mengawalnya menuruti apa kata warga tadi.
Ia berjalan sesuai perintah warga tadi.

"Apakah ini rumah Gagak Lumayung?"

"Sepertinya iya Raden"
Jawab Prajurit yang berada di belakangnya.

Raden Arya Kiban mendekat lalu mengetuk pintu rumah yang dimaksud.

"Sampurasun"

Kian Santang yang tadinya sedang beristirahat dibangunkan oleh suara ketukan pintu.

"Siapa yang mengetuk pintu?"

"Raden biarkan aku yang membukanya"

"Tidak Ratih, biar aku saja"

"Ya baiklah"

Kian Santang turun dari ranjang sederhananya lalu berjalan dan membuka pintu rumahnya.

"Rampes"

"Temanku Gagak Lumayung"

"Raden, kau disini?"

"Ya aku kesini"

"Tapi bagaimana bisa kau tau dimana rumahku?"

"Salah satu rakyat Galuh yang memberitahu diriku"

"Baiklah kalau begitu masuklah, tidak enak jika seorang pangeran sepertimu dibiarkan diluar"

"Terima kasih"

Kian Santang mempersilahkan Arya Kiban duduk di lantai yang sudah beralas tikar.

"Maaf jika tidak nyaman Raden"

"Tidak apa apa"

"Apa yang membawamu ke rumahku?"

"Aku ingin mengajakmu beserta keluargamu pergi ke pesta perayaan"

"Pesta perayaan, siapa yang mengadakannya?"

"Gusti Prabu Kashim dari Kerajaan Baabulah"

"Kerajaan Baabulah, kenapa aku sama sekali tidak pernah mendengar nama istana itu?"

Subang Larang menjawab pertanyaan Kian Santang.

"Putraku, Kerajaan Baabulah sangat jauh dari Pajajaran maka dari itu kau belum mendengar nama Istana itu dan ibunda pernah mendengar kalau Putri dari Prabu Kashim yaitu Dewi Rengganis sangat menawan dan juga cantik, ia juga sangat mahir dalam bela diri"

Kian Santang hanya diam setelah ibundanya menyebutkan nama Dewi Rengganis.

"Bagaimana temanku Gagak Lumayung apakah kau mau ikut denganku?"

V.O Kian Santang
"Aku sangat bimbang antara harus pergi atau tidak, jika aku pergi identitas yang selama ini aku rahasiakan pasti akan terbongkar, tapi jika aku tidak pergi Raden Arya Kiban akan merasa kecewa.
Aku juga penasaran dengan putri dari Prabu Kashim yang dipuji oleh Ibunda apakah benar dia seperti yang dikatakan oleh Ibundaku?"

Raden Arya Kiban menepuk bahu Kian Santang.

"Bagaimana temanku apa kau mau ikut?"

Nyimas Ratih dan Nyimas Ratna Sari yang di sisi Kian Santang membisikan dirinya.

"Raden menurutku kau harus menerima tawaran Raden Arya Kiban karena jika kau menolak itu akan membuat Raden Arya Kiban kecewa"

"Apa yang dikatan oleh Nyimas Ratna Sari itu benar Raden, sebaiknya kau ikut untuk masalah identitasmu tenang saja aku sudah tahu bagaimana agar identitasmu tidak terbongkar"

Kian Santang mengangguk pelan setelah mendengar pendapat Nyimas Ratih dan Nyimas Ratna Sari.

"Baiklah aku akan ikut denganmu ke Istana Baabulah"

Apakah akan terjadi pertemuan pertama antara Raden Kian Santang dengan Dewi Rengganis???

Jangan lupa Follow dan Vote😊

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang