Setelah mendengar kabar dari Rara Santang dan Maung Bodas kalau Kian Santang belum kunjung ditemukan, Subang Larang mulai cemas akan keadaan Kian Santang.
"Putraku Kian Santang kau dimana putraku, ibunda sangat mencemaskanmu"
Prabu Siliwangi menghampiri Subang Larang yang sedang cemas memikirkan Kian Santang.
"Dinda"
"Kakanda"
"Dinda jangan cemas, Kanda yakin putra kita Kian Santang akan baik baik saja"
"Bagaimana Dinda tidak cemas Kakanda, Putra kita Kian Santang adalah putra terkecil tapi dia harus melewati beban yang begitu berat"
"Baiklah, Kanda sendiri yang akan mencari putra kita Kian Santang"
"Kakanda, Ilmu Kanuragan kakanda masih terkunci bagaimana Kakanda akan mencari putra kita"
"Dinda tenang saja, doakan kanda semoga kanda berhasil membawa pulang putra kita Kian Santang"
"Baiklah Kakanda, Dinda akan selalu mendoakan Kakanda"
"Terima kasih Dinda, Kanda pamit"
Sebelum pergi mencari Kian Santang, Prabu Siliwangi mengadakan Rapat Istana bersama dengan para punggawa, Raden Walangsungsang dan Nyimas Rara Santang.
"Aku sengaja memanggil kalian semua kesini untuk memberitahu kalau aku sudah memutuskan kalau aku sendiri yang akan mencari Putraku Kian Santang"
"Maaf Ayahanda Prabu, biarkan aku yang mencari Rai Kian Santang, Ayahanda tidak perlu keluar istana"
"Tidak Putraku Walangsungsang, Ayahanda sudah mengambil keputusan dan keputusan Ayahanda sudah bulat tidak bisa diubah lagi"
"Mohon Ampun Gusti Prabu, hamba minta maaf karena gagal menjalankan tugas dari Gusti Prabu untuk mencari Raden Kian Santang"
"Tidak saudaraku Maung Bodas, itu bukan salahmu, kau sudah berusaha keras mencari Putraku dan itu adalah perjuangan yang besar, aku sangat menghargai perjuanganmu walaupun kau gagal membawa kembali putraku"
"Hamba sangat berterima kasih kepada Gusti Prabu"
"Maaf Ayahanda Prabu, bagaimana dengan Istana selama Ayahanda pergi"
"Tenang Putriku untuk masalah kepemimpinan Ayahanda sudah memutuskan untuk sementara waktu selama aku pergi aku memilih Putraku Walangsungsang untuk memimpin istana pajajaran"
Walangsungsang kaget dengan keputusan Ayahandanya.
"Maaf Ayahanda Prabu, bukannya aku menolak tapi aku masih muda Ayahanda dan Kerjaaan Pajajaran itu Kerajaan yang sangat luas, aku takut jika aku mengambil keputusan yang salah nantinya"
"Tenang Putraku Walangsungsang, Punggawa-Punggawa Istana, Pejabat Istana dan Maung Bodas akan membantu di setiap keputusanmu"
"Baiklah Ayahanda Prabu, insyaallah aku siap untuk memimpin Pajajaran untuk sementara waktu"
"Ayahanda merestuimu Putraku, jagalah Istana ini selama Ayahanda pergi"
"Terima kasih atas restu Ayahanda"
Sebelum pergi Walangsungsang dan Rara Santang mencium tangan Ayahandanya.
"Ayahanda, jaga diri Ayahanda baik baik"
"Terima kasih Putriku, Ayahanda akan menjaga diri selama di perjalanan, Ayahanda Pamit SAMPURASUN"
"Rampes"
****
Munding Bodas dan Kian Santang berhenti di suatu goa yang sangat mencurigakan.
"Ada apa Raden?, kenapa Raden berhenti disini"
"Aku merasakan ada aura hitam disini paman"
"Paman juga merasakan Raden"
Kian Santang masuk ke goa itu karena ia sangat penasaran dan ternyata di dalam goa itu adalah...
"Astaghfirullahaladzim, Paman Ranggabuana bersemedi ditempat ini"
"Maaf Raden siapa Ranggabuana?"
"Dia adalah musuh Pajajaran Paman aku bertemu dengannya disaat dia sedang merampok Rakyat"
"Lalu Raden siapa yang di sebelahnya?"
"Aku juga tidak tahu Paman"
Ranggabuana dan Nyi Geulis mendengar percakapan Kian Santang dan Munding Bodas.
Lalu mereka bergegas menyelesaikan semedi mereka."Nyai seperti ada yang memata matai kita"
"Benar Ranggabuana, ayo kita lihat keluar"
"Ayo Nyai"
Kian Santang dan Munding Bodas mengetahui gerak gerik Ranggabuana dan Nyi Geulis.
"Paman sepertinya mereka akan keluar, ayo kita lari sebelum mereka mengetahui kita"
"Ayo Raden"
"Sudah terlambat Kian Santang, kau tidak akan bisa kabur dariku"
"Maaf Paman, bukannya aku memata matai Paman, tidak sengaja aku menemukan tempat ini dan aku sangat penasaran"
"Sudahlah tidak perlu berbohong Kian Santang aku tahu kau ingin menyerangku disaat aku lengah kan"
"Astaghfirullahaladzim itu tidak benar Paman"
"Sudahlah Ranggabuana lebih baik kita habisi bocah ini"
"Nyai benar, aku akan mengurus Kian Santang dan Nyai Satunya"
"Baiklah"
Nyi Geulis langsung menyerbu Kian Santang dan Ranggabuana menyerbu Munding Bodas.
Mereka bertarung secara terpisah agar tidak saling membantu antara Kian Santang ataupun Munding Bodas.****
Di Istana Gandara, para tokoh aliran hitam sibuk membicarakan penyerangan ke Pajajaran yang ke-2.
"Apakah pasukan kita cukup untuk menyerbu pajajaran kembali?"
"Maaf Gusti Prabu, kita kehilangan banyak pasukan hitam karena kekalahan kita waktu itu"
"Lalu bagaimana ini, tidak mungkin kita membatalkan penyerangan ini"
"Apa yang dikatakan Munding Laya itu benar"
"Maaf Nyai Dewi, aku mempunyai ide agar kita bertambah pasukan dan tokoh aliran hitam"
"Apa idemu Nyai Rompang?"
"Bagaimana kalau kita mengajak Jurig Ciwis untuk bergabung dengan kita agar pasukan hitam dan Tokoh aliran hitam bertambah dan kita bisa menghancurkan Pajajaran"
"Siapa Jurig Ciwis?"
"Maaf Nyai Dewi, Jurig Ciwis adalah temanku dulu, dia sangat memusuhi Pajajaran Nyai, terlebih lagi kepada Siliwangi dan kita bisa mengambil keuntungan darinya"
"Apa keuntungan yang didapat dari kita mengajak Jurig Ciwis bergabung"
"Keuntungannya kita bisa menggunakan pasukan hitamnya untuk menambah pasukan hitam Gandara"
"Kau benar juga Nyai, lalu dimana tempat dia tinggal"
"Dia tinggal di Istana Bawah Lautnya sendiri Nyai"
"Bagus besok kita akan menemuinya dan mengajaknya bergabung dengan kita, agar kita bisa mengahancurkan Istana Pajajaran dengan mudah"
Apakah Kehadiran Jurig Ciwis nanti akan membawa bencana bagi Pajajaran?
Jawabannya ada di NEXT EPISODE nanti🤗Maaf yah karena aku agak lama upload karena aku lagi sibuk🙏insyaallah aku akan lebih rajin lagi kalau kesibukan ku udh selesai😊
Jangan lupa VOTE DAN FOLLOW
BIAR GW SEMANGAT LANJUTIN SAMPAI TAMAT😊👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔
Historical FictionSetelah 5 tahun berlalu, Putra dan putri Prabu SIliwangi beranjak dewasa. Semakin banyak musuh yang menginginkan Pajajaran hancur menjadi debu... Kembalinya Raden Kian Santang bukan asal cerita kolosal karena Author juga menambahkan Bibit bibit per...