Keesokan Paginya...
Kian Santang dan Syekh Nurjati beserta Prajurit Pajajaran kembali pulang ke Istana.
Berita kemenangan Kian Santang sudah sampai telinga Prabu.
Dengan perasaan bahagia, Prabu langsung menuju ke Gerbang Istana untuk menyambut putranya.Sesampainya di Istana...
Prabu menghampiri Kian Santang dan memeluknya dengan perasaan senang dan bahagia.
"Ayahanda bangga denganmu Putraku, kau berhasil membawa Pajajaran ke titik kejayaan!"
"Terima kasih Ayahanda"
Prabu menatap ke arah Syekh Nurjati.
"Syekh, panggil seluruh anggota istana ke atas balkon istana dan kumpulkan seluruh rakyat pajajaran karena aku ingin mengumumkan sesuatu kepada mereka semua!"
"Sendika Gusti Prabu"
Prabu memegang bahu Kian Santang dan mengajaknya masuk ke Istana.
Prabu mengajak Kian Santang ke atas balkon Istana untuk mengumumkan sesuatu di depan keluarganya.
Seluruh Keluarga Pajajaran sudah datang di atas balkon Istana untuk memenuhi perintah Prabu.
Rakyat Pajajaran juga sudah berkumpul
"Maaf Ayahanda, kenapa Ayahanda memanggil kami semua?"tanya Gagak Ngampar.
"Ayahanda akan mengumumkan sesuatu di depan Rakyat Pajajaran!"
Prabu menarik tangan Kian Santang untuk melihat Rakyatnya yang sudah berkumpul.
"Rakyatku, aku sengaja memanggil kalian semua kesini karena aku ingin memberitahukan kepada kalian semua kalau Kerajaan Pajajaran sekarang berada di Puncak Kejayaan berkat Putraku Kian Santang, karena sekarang Pajajaran berada di Puncak Kejayaan maka kalian semua bebas meminta apapun kepadaku. Aku akan memberikan semuanya!"
Salah satu Rakyat membalas ucapan Prabu.
"Sungguh Gusti Prabu, kau adalah orang yang paling mulia dan diagungkan!"
Prabu menjawab sambil tersenyum.
"Ya, kau benar. Bukan hanya kemewahan yang bisa aku berikan kepada kalian tapi aku juga bisa memberikan seluruh yang ada di alam ini!"
"Gusti, kau seperti titisan tuhan. Kami sangat beruntung mempunyai Raja sepertimu!"
"Memang itulah kenyataannya, aku adalah titisan Dewata Agung, aku dan dirinya adalah sama!"teriak Prabu dari atas balkon istana.
Sontak ucapan Prabu tadi membuat Keluarga Istana mulai merasakan keanehan di dalam diri Prabu.
"Ayahanda, apakah ayahanda tidak salah bicara?"
"Tentu tidak, Ayahanda sudah bilang kalau Ayahanda adalah titisan Dewata Agung dan kalau soal kesaktian maka Ayahanda jauh lebih sakti dibanding Dewata Agung!"
Ucapan Prabu membuat petir menggelegar dan terdengar di seluruh Istana.
Angin kencang berhembus ke arah Istana.Tapi Prabu menanggapinya hanya sebuah musim yang tiba tiba berganti.
"Tenanglah, ini hanya pergantian musim. Jangan takut!"
Rakyat mulai aneh dengan sifat Prabu yang menyatarakan dirinya dengan tuhan.
Setelah berbicara dengan seluruh Rakyatnya dari atas balkon istana, Prabu menggelar rapat dengan para punggawanya.
• Sidang Istana
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔
Historical FictionSetelah 5 tahun berlalu, Putra dan putri Prabu SIliwangi beranjak dewasa. Semakin banyak musuh yang menginginkan Pajajaran hancur menjadi debu... Kembalinya Raden Kian Santang bukan asal cerita kolosal karena Author juga menambahkan Bibit bibit per...