Episode 190-191

943 81 77
                                    

Hari demi hari berlalu...

Kian Santang sudah mulai pulih seperti sedia kala.
Kehadiran Raja James berdampak besar bagi Kian Santang, dan ia membuat hari hari Kian Santang jadi lebih berwarna.

Selama masa pemulihan, Kian Santang selalu diawasi dan ditemani oleh sosok dua orang ayah yang selalu berada di sampingnya.

Malam Hari...

Seluruh Keluarga Pajajaran sudah berkumpul di ruang makan Istana untuk makan bersama termasuk Raja James.

Pelayan mulai menaruh makanan di sepanjang meja panjang untuk keluarga istana.

Prabu memimpin makan bersama.

"Hari ini ada peraturan sederhana untuk kalian Putra dan Putriku!"

"Peraturan apakah itu, ayahanda?"

"Peraturan makan Hari ini adalah tidak ada satu orang pun dari kalian yang boleh menekuk sikunya saat makan!"ucap Prabu.

Sontak, peraturan dari Prabu membuat gelak tawa untuk Keluarga Pajajaran.

Namun berbeda dengan anak anak Prabu, mereka terlihat bingung dan ada yang berfikir keras.

"Kalian boleh makan sekarang!"jawab Prabu.

Setelah diizinkan makan oleh Prabu, mereka mulai memakan hidangan yang sudah disajikan di depan meja.

Tingkah lucu dari mereka terlihat jelas.
Satu persatu anak anak Prabu berusaha untuk makan tanpa menekuk siku mereka.

Mulai dari Walangsungsang, ia berusaha memakan makanannya. Ia terlihat sangat berusaha keras agar bisa makan tanpa menekuk sikunya.

Gelak tawa dari Keluarga pajajaran berasal dari Kian Santang.
Tingkah lucunya untuk makan tanpa menekuk sikunya benar benar menimbulkan tawa untuk Keluarga Pajajaran sekaligus Raja James.
Kian Santang berusaha untuk makan tanpa menekuk sikunya.
Tangan kanannya diangkat ke atas lalu melepas makanannya dari genggamannya namun, gagal.
Bukannya masuk ke dalam mulut malah jatuh di wajahnya.

Rara Santang juga terlihat kesusahan dengan cara makan tanpa menekuk sikunya.
Karena dia seorang perempuan, cara makannya pasti berbeda dari saudara saudara laki lakinya.

Surawisesa meniru gaya makan Kian Santang dengan mengangkat tangan kanannya ke atas lalu melepasnya, namun sama seperti Kian Santang yaitu gagal.
Surawisesa mulai tersulut emosi, akhirnya ia memutuskan untuk tidak makan dan ingin minum segelas air putih saja.
Surawisesa sangat berfikir keras bagaimana caranya agar air yang digelas bisa masuk ke dalam mulutnya tanpa menekuk sikunya.

Berbeda dengan adik adiknya, Gagak Ngampar hanya diam.
Tapi tiba tiba, ia mengambil sesuap nasi lalu menyodorkannya di depan mulut Kian Santang diiringi senyuman di wajahnya.

"Kenapa kita harus melipat tangan untuk makan, Rai Kian Santang. Kalau dengan saling memberikan makanan kita bisa menikmati makanan ini!"ucap Gagak Ngampar.

Prabu tersenyum melihat kecerdasan Gagak Ngampar.

"Bagus Putraku Gagak Ngampar, kalian semua ikuti cara makan yang telah diajarkan oleh Gagak Ngampar!"

Secara berurutan, mereka saling menyuapi satu sama lain.
Walangsungsang menyuapi Rara Santang.
Gagak Ngampar menyuapi Kian Santang dan Kian Santang balik menjadi menyuapi Surawisesa.

Kehangatan hubungan anak anak Prabu membuat hati Prabu sekaligus istri istrinya menjadi damai begitupun dengan Raja James.

Keluarga Pajajaran dan Raja James lalu ikut menikmati hidangan.

Setelah selesai makan bersama, semua keluarga pajajaran kembali ke kamar mereka masing masing.

Dan saat Kian Santang hendak pergi ke kamarnya untuk beristirahat, ia melihat yundanya yaitu Rara Santang hendak ke kamarnya namun, seperti tidak baik baik saja.
Karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Kian Santang mendekat ke arah Rara Santang.

"Yunda, yunda baik baik saja?"

"Tenanglah Rai, yunda baik baik saja. Kau jangan risaukan Yunda!"

Saat Rara Santang hendak melanjutkan langkahnya, tiba tiba ia terjatuh tapi beruntung, Kian Santang berada di samping Rara Santang dan dapat menahan Rara Santang yang hendak jatuh.

"Aku yakin yunda pasti sedang sakit, lebih baik sekarang aku mengantar yunda ke kamar!"

"Baik Rai!"

Kian Santang merangkul Rara Santang pergi meninggalkan ruang makan dan hendak pergi ke kamar Rara Santang.

Sesampainya di kamar Rara Santang.

Kian Santang membantu Rara Santang untuk berbaring di kasurnya.
Lalu setelah itu, Kian Santang mengecek dahi Rara Santang dan ternyata...

"Astaghfirullahaladzim, yunda. Yunda sedang demam tinggi. Dahi Yunda sangat panas. Biarkan aku yang merawat yunda hingga sembuh!"

Rara Santang hanya diam dan tersenyum, ia tahu kalau sang adik sangat cemas kalau sedikit saja terjadi sesuatu kepada dirinya.

Kian Santang mengambil kain bersih lalu mengompres kain tersebut ke dalam air es dan menaruhnya di dahi Rara Santang.
Sesekali, ia mengusap dahi Rara Santang.

"Rai, sebaiknya kau kembali ke kamarmu. Ini sudah malam!"

"Aku tidak akan pergi dari sini sampai kesehatan yunda pulih seperti sedia kala!"

Rara Santang hanya tersenyum mendengar jawaban sang adik.

Tiba-tiba, Rara Santang bangkit dari tempat tidurnya dan mengelap wajah Kian Santang yang kotor akibat makanan tadi.

"Yunda, ada apa?"

"Rai, kau lupa mencuci wajahmu. Wajahmu sangat kotor akibat makanan tadi!"

"Astaghfirullahaladzim, maafkan aku yunda. Aku lupa akan hal itu!"

"Tidak apa apa Rai, biarkan yunda yang membersihkan wajahmu!"

Rara Santang mengambil kain bersih dari tangan Kian Santang lalu mengelap wajahnya yang kotor akibat makanan tadi.

Emang the best, Duo Santang😭💜

NEXTEPISODE!!!
*Pelukis*

Kembalinya Raden Kian Santang ( Season 2) Chapter 1 | [ TAMAT ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang