Octagon 3 - 05 : Pihak Terluka Pt. 5

311 31 49
                                    

"Sastra..."

Panggilan itu diabaikan oleh Soobin, yang memilih untuk menatap ke arah lain, menjauhi Suzy, di sisi kirinya, yang berusaha mengajaknya bicara. Namun, usai ruangan itu dikosongkan setelah pemeriksaan dari dokter, pun setelah sosok itu sepenuhnya sadar, dan kini hanya Suzy yang berada di dalam. Penuh kekhawatirannya, selagi Soobin penuh dengan rasa sakitnya.

"Arga... Arga sayang..."

Soobin memejamkan matanya sekilas, masih tak bersuara.

Selagi Suzy, menahan diri untuk tak menyentuhnya. "Sayang... Seungwoo di luar. Kita pulang, ya? Kita pindah rumah sakit dan gak biarin Ayah buat sentuh kamu. Adil juga, Kak Aura gak mau Adil ketemu kam—"

"Kak, berhenti pakai nama tengah." Soobin berucap, tanpa melihat, di mana pada akhirnya dirinya bersuara. "Itu nama dari Ibu... kita semua tau, cuma Ibu yang manggil demikian dari kecil..."

Suzy tertohok, namun dengan hal yang menjadi alasannya sendiri. "Karena nama tengah kita yang bikin kita ngerasa jadi manusia... bukan nama belakang yang Ayah kasih untuk nunjukin kekuasaan..."

"Aku gak mau jadi manusia..." Soobin berbisik tipis, sebelum memiringkan tubuhnya, ke kanan, berhubung banyak lukanya di bagian kiri. "Aku juga gak tau kenapa malah bangun dan hidup..."

"Sastra..." Suzy terluka dengan kalimatnya. "Sayang... Kakak melihat kamu penuh darah, di kolam renang dan—"

"Aku diselamatkan..." Soobin memotong lagi. "Aku harap aku mati, jadi aku benar tusukkan pisaunya. Aku tetap ingin mati dengan pisau... tapi aku tak mau mati tenggelam..."

Suzy meremas tepian kasur, mencoba menatap sosok yang memunggunginya. "Sayang... pisau itu..."

"Pisau yang Kak Sangkala pakai buat bunuh Ibu." Soobin menjawabnya, lurus, tapi suaranya serak. "Jadi aku juga maunya mati dengan pisau itu... biar kalian, yang rasain tanggung jawabnya seumur hidup."

"Sayang... adikku..." Air mata Suzy jatuh, tak sanggup mendengarnya. "Sayang, gak perlu ada yang mati... ya? Gak perlu... kamu gak boleh mati..."

Soobin masih enggan untuk tahu.

Hal itu membuat sang sulung menyentuh lengan sang bungsu, tetapi langsung ditepis dengan tak menyenangkan. Gerakannya lemah, tetapi jelas penolakannya.

"Soobin..."

"Sekarang namaku Soobin..." Soobin mendecih, untuk memejamkan matanya kembali pelan. "Kak Hongjoong di mana? Aku buat dia berdarah saat dia coba rebut pisaunya..."

Di sana, Suzy menyeka air matanya, merasa terkonfirmasi bahwa memang, hanya Soobin yang melakukannya, bukan Hongjoong.

Suzy mencoba menarik napasnya panjang.

Saat Soobin menunggu, untuk jawaban.

"Rastafara juga masuk rumah sakit. Sepertinya kondisinya agak parah dari terakhir kali Kakak lihat..."

"Separah apa?"

Suzy memilih untuk bersandar pada kursi, sembari melirik ponsel di meja nakasnya, lalu berbisik. "Separah media membutuhkan konfirmasi..."

.

.

.

"Bro, you need to tell us."

Satu kalimat menuntut itu, diberikan oleh Batara Kino Guinandra, yang duduk di tepi kasur, untuk menatap Hongjoong yang balas menatapnya.

Selagi di sisi kasur lainnya, terdapat Hyunjae Thomas Cendana, yang memang mereka berdua baru saja bergantian shift dengan beberapa yang lain yang belum istirahat, terutama anggota The Overload. Sedangkan seperti San dan Jongho, kala itu, tengah berada di ruangan Nagyung—selagi Yeosang dan Jennie sudah pergi ke rumah sakit lainnya.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang