Bohong dan bodoh.
Hongjoong ingin sekali mencium bibirnya, dan memperlakukan Seonghwa sebagaimana dirinya layak untuk diperlakukan. Semua itu bukan seperti ini.
Tentu Hongjoong tahu persis, pengalamannya tiga tahun hidup bersama Seonghwa sampai mengenal keluarganya semasa SMA dahulu, membuatnya tahu bahwa Seonghwa lahir dicintai. Penuh cinta.
Justru lingkungannya yang membuatnya berpikir tidak demikian.
Seonghwa dahulu mengatakan padanya, orang-orang di masa SD dan SMP-nya begitu jahat padanya. Mereka senang mengolok, menatapnya dengan penuh iri dan dengki, dan bahkan hal itu membuat Seonghwa sulit untuk mencapai pengenalan atas dirinya sendiri.
Yang Seonghwa tahu, dirinya senang bermain peran.
Yang Seonghwa tak mau tahu, apakah ada bakat dan kemampuan lain dalam dirinya? Seonghwa telah takut dihakimi sejak awal, jadi dia hanya berpegang satu, dan tak berani mencoba hal lainnya.
Sama seperti yang terjadi sekarang.
Seonghwa yakin suka pada laki-laki, hanya pada laki-laki, maka dirinya akan terus mengejar dan menaruh rasa pada laki-laki.
Seonghwa juga yakin dirinya telah rusak, maka ia akan terus merasa bahwa dirinya memang telah rusak.
Seonghwa juga merasa pada akhirnya, apapun yang dimilikinya, hanya terbatas pada tiga hal. Wajah, tubuh dan suara.
Ketiganya Seonghwa lakukan untuk memikat.
Untuk bermain peran.
Untuk seks.
Sehingga yang Hongjoong inginkan hanyalah satu; ada satu orang yang paham betul akan dirinya, dan Seonghwa tak perlu mencemaskan tentang banyak hal, maupun masa depan, karena sosok itu akan membantu untuknya menerima semua, pun mencari apa lagi yang tak ia ketahui tentang dunia.
Hanya saja, sebagaimana manusia.
Seonghwa menjadi serakah.
Hongjoong menjadi... bagaimana cara mendeskripsikannya?
Di saat Hongjoong ingin mengontrol Seonghwa, demi kebaikannya, dirinya kalah lagi. Detik di mana Hongjoong tahu bahwa Seonghwa adalah kelemahannya, karena ia selalu kalah dan kalah lagi terhadap sosoknya.
Apa yang Seonghwa miliki, menjalar di seluruh saraf dan titik hidupnya. Kini menyatu, sedalam jiwa, sampai tak bisa dilepas—dan jika Hongjoong berencana melepas Seonghwa secara keseluruhan, artinya, Hongjoong siap untuk mati.
Sebenarnya selama dua setengah tahun, Hongjoong telah benar-benar mengenal dirinya sendiri bahwa, ia tak marah Seonghwa pernah dijamah oleh puluhan laki-laki. Hongjoong hanya marah karena Seonghwa berakhir pada satu pemahaman bahwa hidupnya hanya sebatas untuk memuaskan laki-laki.
Padahal Hongjoong rela memberikan seluruh dunia untuknya. Untuk kebahagiaannya.
Seonghwa hanya perlu meminta, namun...
...tidak dengan satu hal yang justru dapat membunuhnya.
Apa yang dapat membunuh Seonghwa?
Ego.
Serakah.
Rasa takut ditinggalkan.
Yang mana ketika seluruhnya berkumpul menjadi satu, Hongjoong dan Seonghwa menjadi saling beracun untuk satu sama lain.
Hongjoong tak... memungkirinya.
Salah satu ketakutan Hongjoong adalah, ketika secara tak sadar dirinya akan menerima bahwa caranya menyayangi Seonghwa adalah bukan dengan cara menyayanginya. Namun dengan cara memuaskan egonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanfictionTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023