"Yunho mana?"
Pertanyaan itu ditanyakan oleh Juyeon, yang tengah mengancingkan kemeja berwarna hitam di bagian lengannya, usai keluar dari kamar barunya, bersama Yeosang. Kebetulan, kamar untuk mereka berada terpisah di sudut kanan, memiliki akses untuk balkon.
Ya, setidaknya mereka melakukan undian untuk pembagian tempat—Juyeon dan Yeosang, Yunho dan Jongho, juga Younghoon dan Mingi.
Mungkin dari seluruh penghuni atas, yang paling tak menyenangkan adalah kamar dari Younghoon dan Mingi. Walau boleh mengatakan, itu hanya secara tata letak dan kondisi kamar yang membosankan. Sedangkan penghuninya? Adalah mereka yang baik-baik saja tanpa masalah satu sama lain.
Yang berada di sofa dan karpet, menghadap televisi besar dengan konsol game, adalah Yeosang sendiri, San, Wooyoung dan Jongho, yang kebetulan tengah beristirahat setelah memasukan seluruh barang ke tempat masing-masing. Mungkin nanti, hanya perlu menatanya.
"Yunho masih mandi kayaknya, tapi gak di rumah sini. Di rumah utama, di depan." Wooyoung menjawab untuk Juyeon, sebelum membaringkan tubuhnya sendiri di karpet. Sedikit, menghindari San walau berada di sekitarnya. "Pengen tidur siang sebentar, bisa gak? Toh, kalian mau ke pemakaman."
Juyeon mengedik tak menjawabnya, untuk bertanya hal lain, melirik pada satu kamar samling tangga. "Si kembar satu kamar, ya?"
"Siapa kembar?" Jongho memastikan.
Juyeon menunjuk ke arah pintu, yang kebetulan terbuka, menampilkan dua sosok yang sudah dalam keadaan siap. "Tuh, mereka."
Saat itu, di posisi berbaringnya, Wooyoung ikut menoleh. "Kenapa Mingi dan Younghoon disebut kembar?"
Belum Juyeon menjawab, Wooyoung telah tersadar sendiri.
"Oh, iya, ulang tahun mereka bersebelahan, ya?" Wooyoung menjawab, terkekeh pelan, lalu mendudukan dirinya. "Younghoon, Mingi, kamarnya asik gak? Cuma kotak doang?"
Mingi sedikit terkekeh sambil mendekat. "Kaca kami sepanjang satu dinding loh."
"Wooyoung ngeledek seolah kamarnya bukan di samping dapur kotor." Yeosang memiringkan wajah, bicara polos, tetapi sedang menggodanya.
Dikarenakan kamar Juyeon dan Yeosang adalah yang terbaik, Wooyoung langsung menggerutu. "At least gue bangun tidur bisa langsung masak, dari pada kalian di atas cuma bikin roti doang."
"Kan masak buat kami." Jongho ikut menggodanya.
Segera saja Wooyoung bergidik menolak. "Gak, deh! Gue masak buat penghuni bawah aja!"
"Yuk?" Juyeon langsung hendak ikut bercanda, melihat ke arah Younghoon. "Hoon, lo pegang tangannya, gue pegang kakinya. Kita lempar penghuni kamar bawah ini kembali ke habitat."
"Heh!" Wooyoung langsung menunjuk ke arah Juyeon dan Younghoon bergantian. "Kolam renang, jacuzzi, meja biliar dan perapian bahkan laundry room ada di bawah! Lo semua mau apa?!"
"Dih, sombong."
Ucapan Juyeon hanya dibalasnya dengan alis terangkat. "Pengen jacuzzi, 'kan?"
"Sama kamu?" Juyeon menaik-turunkan alisnya, lalu segera teringat, membuat moodnya turun seketika. "Sorry."
Wooyoung yang terbiasa dengan candaannya juga, langsung mendapati moodnya turun. Seketika saja. Lantaran teringat bahwa dirinya dan Juyeon, sudah takkan menjadi apapun lagi.
Karena itu, Mingi memilih untuk mencairkan suasana, yang sebenarnya hanya bertanya sesuatu, yang malas sebagian mendengarnya. "Hongjoong ke mana, ya?"
Tak ada yang menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanfictionTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023