Octagon 3 - 151 : Ibukota Pt. 2

220 34 26
                                    

Seluruh keadaan, pun waktu, berjalan dengan sangat cepat.

Secepat tak bisa berpamitan dengan lebih benar, dikarenakan, jet pribadi itu akan lepas landas. Dalam keadaan Hongjoong tak bisa bicara banyak pada sang Ayah yang masih marah padanya, sehingga Hongjoong juga hanya menurut saja.

Beruntung, Yunho dan Juyeon bisa ikut pulang—alasan Hongjoong meyakinkan.

Sehingga, yang pulang adalah kedua orang tua Hongjoong beserta dirinya dan Nagyung, juga kedua orang tua Yunho, beserta dirinya dan kakaknya, dan terakhir Juyeon.

Kebetulan, Hongjoong berada di satu tujuan.

Rumah Yunho.

Walau tidak untuk kedua orang tuanya, juga Nagyung.

Hongjoong dilepaskan.

Dalam artian, Hongjoong diperbolehkan mengetahui keadaan.

Sehingga ketika sampai di ibukota setelah perjalanan berjam-jam, Woobin yang menjemput, segera membawa Hongjoong dan Juyeon. Selagi supir pribadi Sungil menjemputnya juga, untuk bersama sang istri dan kedua anaknya.

Woobin sendiri seolah menculik Hongjoong kembali.

Rasanya Hongjoong tak bisa pamit lagi dengan Hongjoong, karena semua terjadi secepat itu. Begitu cepat.

Dalam perjalanan itu, Hongjoong terus-menerus bergerak gelisah. Rasanya berbeda. Ketika turun dari jet pribadi itu, Hongjoong akan berada kembali pada realita, yang jelas membuatnya merasa resah, pun takut di sana.

Tak tahu sekacau apa.

Tak tahu serusak apa.

Hongjoong harus menghadapinya sekarang, dan tak bisa lari lagi. Karena ada banyak sekali yang harus dirinya selesaikan, benarkan, dan atur agar tak berantakkan.

Ini akan menjadi sebuah pekerjaan rumah yang sangat panjang.

Dua minggu lebih... melarikan diri, bukan membuatnya bahagia. Justru hanya... menghadapi sakit yang teramat pada nantinya.

Hongjoong, membayangkannya saja, terasa sudah mual—tak mampu.

Jelas, Woobin, yang tengah menyetir di dalam mobil tersebut, menyadarinya. Karena itu Woobin tersenyum, berucap padanya. "Paman hanya marah karena kamu muncul di pemakaman Soobin Arga Sastra."

Juyeon, di kursi belakang, hanya diam. Sejak perjalanan awal pun, ia diam—pasti tertekan juga. Kembali menghadapi realita, besar-besaran, yang mengerikan.

Tak ada reaksi dari Hongjoong, yang mulai mendikte satu per satu yang menjadi bebannya sekarang.

Kematian Soobin.

Pesan dari Dongwook.

Kehamilan Stella.

Flashdisk.

Hiatusnya The Overload.

Kemunculannya di media.

Lalu... video?

Bagaimana?

"Paman." Hongjoong segera menoleh, untuk menatap lurus pada Woobin yang tak membalasnya secara lisan. "Paman sudah bertemu dengan manajer Rafa?"

Di sanalah, Woobin mendadak terdiam.

Ya, memang diam, namun tubuhnya mendadak terkejut, mendengarnya.

Tahu bahwa ada perubahan, Hongjoong siap menodong.

Hanya saja, Woobin sendiri langsung memblokir pertanyaannya. "Sesampainya di rumah Yunho, langsung hubungi saja manajer kamu. Paman sudah bawa ponsel kalian bertiga, dan juga berkas-berkas baru kamu."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang