Octagon 3 - 63 : Dua Mei, Dua Berlawanan Pt. 2

247 36 37
                                    

2 Mei 2023.

Pukul 01:25 AM.

Sudah tak ada waktu lagi, Soobin tak bisa melakukan sesuatu terhadap pelacak dari posisinya ini. Soobin harus nekat atau kesempatan lainnya takkan pernah ada. Sehingga, hanya inilah yang dirinya miliki.

Sehingga, tepat di pukul yang dikatakan, Soobin langsung mengatur gigi, memantapkan diri dan menginjak gasnya semampu yang dirinya bisa, untuk langsung melajukan mobil tersebut ke arah gerbang tertutup.

Itu adalah kesempatan yang Soobin miliki.

Mobilnya melaju, lurus dari garasi untuk mencapai gerbang, di mana ketika setengahnya, gelang kaki tersebut terasa menyengat dirinya.

Sekali, tetapi cukup membuat Soobin yang tak mengenakan alas kaki itu terlonjak.

Lampu kecil merah pada gelangnya pun berkedip; di sanalah Soobin tahu, peringatannya pasti masuk ke pengawasan sang Ayah. Tetapi Soobin tetap melaju, bahkan sampai napasnya terasa tercekat dan berhasil menabrak gerbang-karena tergesa.

Secara langsung, Soobin keluar dari mobil dan melihat dua orang penjaga gerbangnya yang sebelumnya berniat berjalan untuk mengecek sisi pembatas rumah, langsung berlari untuk kembali. Secara tergesa juga, Soobin melesat masuk ke pos penjagaan kosong, dan langsung menekan tombol untuk membuka gerbang.

Sekilas, saat Soobin keluar dari pos, dirinya melihat, lampu kamar Ayahnya mulai menyala.

Tak membuang waktu, Soobin melompat dan langsung masuk ke dalam mobil, menutup pintunya.

Dua penjaga sampai; satu langsung masuk ke dalam pos, untuk menekannya menutup lagi. Sat langsung berusaha mencapai pintunya.

Dalam kegilaan, Soobin memundurkan kembali mobilnya, merasa gelangnya menyengatnya kembali. Rasa nyerinya terasa sangat, mengingat dirinya memiliki luka di sana.

Tetapi Soobin langsung melirik ke belakang, melihat kaca jendela kamar Ayahnya terbuka, bersama dengan pintu utama.

Seungcheol berada di sana, tergesa, dan langsung berteriak, "SASTRA!!!"

Sudah mutlak.

Soobin langsung menginjak gas sekuat tenaga dan membuat mobilnya melesat keluar di saat gerbangnya hampir menutup kembali.

Ada sedikit kelegaan.

Namun belum selesai.

Soobin tahu dirinya akan dikejar, dan tujuannya sekarang akan membahayakan seluruhnya. Walau begitu, Soobin tak memiliki pilihan. Maka Soobin terus membawa mobil tersebut, menyusuri jalanan sepi di perumahan elit itu dan terus melaju, tak memedulikan apapun yang terasa di kakinya, hanya untuk mengikuti debar jantungnya yang tak menentu.

Ini kesempatannya untuk pergi.

Ini kesempatannya untuk kabur.

Bukan Soobin tak memedulikan kedua kakaknya, tetapi, jika dirinya dimasukan ke rumah sakit jiwa, tamat seluruhnya. Jikalau di rumah sakit jiwa, Sarga ingin membuat skenario tentang kematiannya, semua akan lebih mudah.

Soobin tahu, rumah sakit jiwa yang dituju adalah milik lingkaran dalam.

Jadi Soobin harus pergi; secepat kilat harus pergi.

Soobin melirik jam tangannya dan melihat waktu sudah termakan sepuluh menit. Tersisa dua puluh lima menit kurang untuknya mencapai tujuannya. Jika tidak? Soobin tak tahu harus bagaimana, jikalau ia, harus kehilangan kesempatannya itu.

Karena... yang Soobin pikirkan adalah, alasan rumah itu menjadi tujuan, dikarenakan mereka takkan pergi ke sana. Tetapi hanya itu satu-satunya tempat yang Soobin ketahui, yang setidaknya para penjaganya tidak tahu.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang