Dalam rasa khawatirnya, Jongho memperhatikan Seonghwa yang tengah mengenakan jaketnya sembari bergerak tak nyaman. Seolah, apa yang Yunho katakan padanya, tak cukup untuk membuatnya tenang. Sehingga tentu saja, Jongho tak tega jika harus memintanya keluar bersama.
Walau niatnya untuk pengalihan, di mana sampai sekarang pun Hongjoong tak bisa dihubungi.
Jongho tak masalah jika harus berangkat sendiri. Toh, tak ada siapapun lagi di rumah, bukan?
Tentu Jongho tak akan mungkin mengajak Yeosang, yang mana lelaki itu sendiri juga sudah pergi, entah ke mana, bersama Serim yang menjemputnya.
Jadi ya, memang, hanya mereka berdua di rumah, selagi Yunho pun sama sekali belum kembali dari depan, di waktu pukul satu siang itu.
Setelah mengenakannya, Seonghwa yang masih memiliki kain kasa di kepalanya tersebut, mendekat pada Jongho. Memantapkan diri, untuk setidaknya juga mencari angin di luar.
Hanya saja, ketika mereka hendak keluar dari pintu, rupanya Yunho sudah tiba, tengah berjalan mencapai jembatan. Yunho, mengejutkannya, tak sendirian saat itu. Sehingga Seonghwa dan Jongho refleks terdiam, melihat siapa yang tiba.
Lino.
Saat itu, Yunho berjalan lebih dulu, untuk mencapai Seonghwa dan mengusap lengannya. "Tadi Lino datang, katanya nomor Mingi gak bisa dihubungin, dan dia taunya ha-pe kamu ada di San."
"Ah..." Seonghwa tersadar, lalu melihat ke arah Lino kembali.
Yunho melihat Seonghwa dan Jongho telah siap, membuatnya melirik lelaki termuda kemudian. "Kalian mau keluar?"
"Iya." Jongho menjawab, mencoba untuk bersikap biasa pada seseorang yang masih sedikit membuat dirinya merasa mengganjal, padahal menjadi teman sekamarnya. "Adiknya Kak Mingi tanding, jadi—"
"Oh, tanding lawan kakak gue, ya?" Yunho memotong cepat, lalu meringis. "Lo mau ke sana? Anak Ovu gak boleh keliatan sekitar, sih. Apalagi maksudnya di tempat yang kesannya hiburan. Setau gue juga, Hajoon mau ke sini, terakhir bilang."
Jongho mengangguk, sebelum melirik Seonghwa yang menatap tak enak. Karenanya Jongho tersenyum, menggelengkan kepalanya. "Santai, Kak Seonghwa. Di sini aja sama Kak Lino, gue pergi sendiri juga gak apa-apa."
"Tapi Jongho..."
"Hitung-hitung gantiin Kak Mingi, 'kan?" Jongho memotong, lalu melirik ke arah Yunho. "Gue titip pesan dong; aduin ke manajer kalian, kalau Kak Hongjoong masih kaburan. Takutnya bahaya."
Namun Yunho yang tahu, hal yang terjadi, membuatnya hanya mengangguk tipis saja.
Karena itu Jongho setelahnya teralih pada Seonghwa, memintanya untuk tenang saja, sembari berjalan melewati Lino. Jongho tersenyum pada Lino, yang mengangguk sambil meminta maaf tipis, tetapi Jongho tak mengambil hati untuk perihal itu.
Jongho pun membawa dirinya, menuju jembatan, melewatinya, dan kemudian pergi menuju halaman utama menggunakan sepeda yang terparkir di sana. Jongho bersiap untuk pergi saja, sembari membuka ponselnya, dan mendapati satu pesan masuk.
Dari Keeho.
Tak terduga.
Orang Stress
woy!!
dateng lo awas kalau ga!!
kita bawa kemenangan buat nana 😎Memang, Jongho sedikit terkekeh.
Hanya saja... ada satu perasaan aneh.
Ini seperti... kamu-terlalu-peduli-pada-pacarku-hei-calon-pacar-bohongan.
![](https://img.wattpad.com/cover/337271551-288-k280677.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanfictionTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023