Dalam perjalanan tersebut, adalah keheningan yang menguasai. Karena tak bohong, Seonghwa langsung merasa cemas, takutkan Woobin memang mengetahui apa yang baru saja dilakukannya. Kemudian mengambil satu kesimpulan yang agak menakutkan; Seonghwa sudah tak menginginkan Hongjoong.
Tidak.
Tidak begitu.
Woobin memang tak tahu banyak, tetapi tak boleh ada yang berpikir demikian.
Dalam posisi duduknya di mobil tersebut, Seonghwa menunduk memainkan jemarinya sendiri. Berharap tak ditanya, mengenai apa yang baru saja dilakukannya.
Hanya saja satu pikiran itu membuat Seonghwa langsung terkejut, ketika namanya dipanggil. Langsung membuatnya tertuju, pada satu hal tersebut.
"Seonghwa."
"Y-ya?" balas Seonghwa, pelan dan penuh ketakutan.
Woobin fokus mengemudikan mobilnya, tetapi sekilas melirik dari ekor matanya. "Kamu bawa ponsel kamu?"
"Bawa..." Seonghwa menjawab pelan, merogoh ponselnya kemudian dari dalam sakunya. Agak ragu, Seonghwa memilih bertanya lebih dahulu. "Untuk menghubungi Hongjoong?"
"Hm?" Woobin butuh pengulangan.
Tetapi Seonghwa sudah terlanjur takut. "Y-yang tadi terjadi itu... bukan karena aku mau khianatin Hongjoong... tadi itu—"
"Tadi?" Woobin mengulang, kali ini melirik ke arah Seonghwa lalu tersenyum. "Memang kamu dan Hongjoong ada hubungan?"
Sambil meremas ponsel pun menggigit bibir bawahnya, Seonghwa menjawab tipis. "Ada... seharusnya ada, tapi kami sedang rumit... Hongjoong sedang kesulitan..."
Woobin tak mengatakan apapun, hanya mengembalikan tatapannya ke depan.
Di sana, Seonghwa takut dirinya dihakimi. "B-bukan artinya karena Hongjoong kesulitan dan aku khianatin Hongjoong dan—"
"Saya tak ikut campur dengan itu." Woobin menjelaskan dengan tenang, tak mau memperpanjangnya. "Tetapi jika memang ada, tolonglah, berada di sisinya. Hongjoong itu tak kurang kasih sayang, tetapi, karena keluarga besar kami keras terhadap dia sejak kecil, sebagai cucu pertama pun anak pertama laki-laki, Hongjoong hanya merasa aman dan nyaman bersama Ibunya."
Perasaan bersalah itu langsung menyelubungi Seonghwa, sepekat itu.
Hongjoong sedang berduka sedangkan Seonghwa tak ada.
Jahat...kah?
"Satu yang tak saya pahami itu, apa saja yang terjadi pada Hongjoong selama saya meninggalkannya dalam belasan tahun? Mengapa Hongjoong menjadi seperti ini? Sebenarnya apa yang terjadi—"
Ini bukan Seonghwa bersifat impulsif.
Ini bagaimana Seonghwa ingin... ada satu pihak saja yang paham.
Benar-benar paham.
Tak seperti Dokter Seungwoo...
Namun paham, akan apa yang sebenarnya terjadi.
Mungkin ini akan buruk jikalau membongkar tanpa pihak keluarga ketahui, tetapi, jika ini bisa menghentikan Hongjoong dan seluruh keluarganya membantunya, maka Seonghwa akan memilih ini.
Karena itu, Seonghwa agak memiringkan posisi duduknya, untuk menghadap ke arah Woobin lebih jelas.
Woobin yang menyadari itu, memberikan Seonghwa kesempatan yang dibutuhkannya.
"Aku tak tau, keluarga Hongjoong tau atau tidak tentang... apa yang terjadi sebelum kelulusan SMA."
"Apa yang terjadi sebelum kelulusan SMA?" Woobin mengulang untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanficTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023