Octagon 3 - 125 : Ibukota Pt. 1

201 31 19
                                    

Tubuh itu didorong, kasar, yang membuatnya menabrak dinding keras, dalam ruangan bawah tanah, yang sangat tertutup dan hanya memiliki satu penerangan tersebut. Topan, tepatnya, didorong sekasar mungkin menggunakan satu tangan, yang membuatnya terhantam dan suaranya sangat keras. Terlebih, Topan dalam keadaan terikat di belakang tubuhnya, tak memiliki kuasa.

Hanya saja, Topan tak takut.

Mungkin sedikit.

Selebihnya Topan tertawa.

Tertawa puas saat tubuhnya merosot ke lantai, dengan keadaan memiliki beberapa lebam di wajah dan tubuhnya. Bahkan mulutnya berdarah, membuatnya meludah, melihat bagaimana sosok yang melakukan hal itu padanya mendekat.

Nyatanya, Hajoon yang melakukannya.

Dalam keadaan, tak sepenuhnya baik-baik saja.

Oh, tentu, ada harga yang harus Hajoon bayar tentang kecacatan ini. Kebetulan, menguras hartanya adalah sebuah ketidakmungkinan. Jadi yang Hajoon dapatkan apa?

Satu tangannya patah; tangan kirinya.

Ya, sebenarnya ini hanya kecil—bagi seorang ketua, ini hal kecil. Toh bisa sembuh, bukan? Yang dijadikan pelajaran untuknya adalah, saat melakukannya dengan perlahan dan menyiksa, lalu sekaligus.

Hajoon merasa sudah muak untuk menginterogasinya. Tetapi benar, Hajoon terlambat. Jawaban dari Topan, seolah tanpa takut padanya.

Sembari tertawa, sedikit terbatuk, Topan berucap di sana, sembari menatap Hajoon yang kian mendekat. "Benar~ ternyata benar~ di Negara kita ada organisasi bernama lingkaran dalam~ ternyata Flora dan Tharka korban kalian, eh?"

Hajoon tak tahu isinya.

Benar tak tahu, karena San sendiri tak mengetahuinya. Jadi San tak bisa memberikan informasi padanya, selain sosok Topan ini.

Yang nyatanya, memang telah mendapatkan sesuatu.

"Lo ngecek ha-pe gue, 'kan? Gak ada apa-apa, 'kan?" Topan bertanya, puas, dalam tawanya. "Kenapa sih lo gak percaya? Udah gue jual ke black market, sir~ harga tinggi~ lo tinggal nunggu aja kapan keluarnya~"

Hajoon berhenti tepat satu langkah di hadapannya.

Tetapi Topan, dalam keadaan duduknya, meringkuk, tak berdaya, masih tetap tak menunjukkan intimidasi Hajoon sama sekali. "Apa? Gak sekali atau dua kali gue ada di situasi kayak gini~ ya, walau gue juga gak bisa nebak sejauh apa lingkaran dalam bisa lakuin ini~ tapi, percuma, sir~ lo mau nyari apa lagi di gue? Udah gue jual~"

Saat itu Hajoon berjongkok di hadapannya, meraih kepala Topan—menjambaknya dengan satu tangan baiknya, membuat lelaki itu menengadah.

Topan membiarkan darah di mulutnya mengalir dari sudut bibirnya, ketika ia terbatuk kembali sambil tertawa. "Apa? Lo mau bunuh gue? Bunuh aja~ sini gue bocorin. Yang penting, nyokap gue udah dapat duit buat pengobatannya, dan sekarang udah aman, jauh di luar Khatulistiwa. Mau lacak? Coba aja~ lewat jalur bawah, sir~ orang-orang gue pinter~"

Hajoon hanya menahannya—menahan cengkeramannya. Masih menahan diri juga, harus bagaimana untuk ini.

"Gak. Lo perlu tau, gue dan bagian gue gak selevel sama Flora dan Tharka. Kami beda lintasan~ hanya berteman saja~" Topan menjelaskan, tanpa terganggu walau cengkraman itu kuat adanya. "Cari sampai ke ujung dunia, silahkan~ cuma lo perlu tau~ bukan lingkaran dalam yang menarik di sana~ tapi Rastafara~"

Jelas, Hajoon perlu tahu.

Hajoon harus mengetahui isinya; tentang apa saja, separah apa, dan bagaimana dampaknya jika video itu bocor.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang