Detik jam bergerak, di dalam sebuah ruangan VVIP yang baru saja dimasukinya sekitar dua jam yang lalu. Ya, tak secara sadar. Belum dalam keadaan sadar tepatnya. Dikarenakan kehilangan cukup banyak darah hanya dari luka lengan dan beberapa lainnya yang tak lebih besar, mengakibatkannya hilang kesadaran. Walau hanya dirinya sendiri yang tahu, mengapa ia bisa hilang kesadaran.
Di atas ranjang rumah sakit tersebut, pada akhirnya, lewat dari satu menit di jam sebelas pagi itu, Hongjoong Rastafara mulai mengerjapkan matanya perlahan. Saraf di otaknya memerintahkannya untuk bangun, agar bisa merasakan seluruh nyerinya dalam keadaan sadar. Bukan hanya dari fisik, melainkan hal lainnya di luar itu.
Seharusnya ada yang menemaninya, secara normal demikian. Hanya saja, di dalam kamar luas dan besar tersebut, hanya ada dirinya sendirian. Yang terus berusaha membuka matanya, yang terasa berat. Seiringan dengan seluruh nyeri mulai terasa di sekujur tubuhnya, dengan keadaan sadar, pun dari luka-lukanya yang sudah ditangani.
Seingat Hongjoong, sebelumnya gelap. Dipenuhi oleh kegelapan. Juga warna merah. Kini seluruhnya didominasi warna yang hangat, menenangkan dan rasanya nyaman.
Jadi, di manakah Hongjoong sekarang?
Begitu tangannya sedikit digerakkan, Hongjoong melihat tangan kanannya memiliki perban penuh dari setengah lengan atas, sampai pergelangan tangannya. Sedangkan di telapak tangannya pun, memiliki sebagian. Ada beberapa plester medis juga di beberapa bagian tubuh dan wajahnya, tetapi satu ini, yang paling terlihat menonjol.
Sebentar... Hongjoong agak lupa akan apa yang terjadi sebenarnya.
Saat itu... ada apa, ya?
Bukan tak ingin mengingat, tetapi tak bisa. Rasanya acak sekali di dalam ingatannya, Hongjoong harus benar-benar mengatur dan menyusunnya secara baik dan pelan, agar bisa mengingatnya.
Pesta...
Malam...
Villa?
Pembicaraan...
Satu pihak...?
Beda pihak.
Keluarga...
Anak asuh...?
Catur...
Kolam renang...
Muntah...?
Darah...
Nyawa...
Akhir napas...
Siaran... langsung...?
Tunduk...
Anjing...?
Sontak, Hongjoong membulatkan matanya dan langsung terduduk dari posisi berbaringnya, yang berhasil menciptakan suara decitan cukup keras dan kasar karena pergerakan mendadaknya. Hongjoong langsung merasa sesak di dalam dadanya, seperti paru-parunya menciut dan tak mampu menampung oksigen, ketika posisinya, dirinya sendiri dalam keadaan tertawan di atas ranjang itu.
Tak disangka pula, pintu langsung terbuka.
Arah tatapan Hongjoong langsung mengarah ke arah pintu, yang berada di samping kanan ranjang, walau berjarak sangat jauh sekitar empat atau lima meter, untuknya melihat siapa yang datang, ke dalam ruangan dari rumah sakit ketika Hongjoong telah mengonfirmasinya juga.
Namun benar-benar tak disangka.
Bersamaan dengan ingatannya berkumpul, membentuk kejadian-kejadian berurutan dalam kepala, bersama juga dadanya menjadi semakin sesak karena rasanya, ingin sekali menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanficTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023