Octagon 3 - 47 : Air yang Merusak Darah

303 40 72
                                    

Satu ruangan, sangat luas—sepertinya terluas di rumah seorang Sarga Sadewa, yang bahkan baru pertama kali Hongjoong masuki. Sangat luas, sampai bisa menampung cukup banyak orang. Sepertinya, ruangan ini memang dikhususkan untuk satu pertemuan seperti ini, sehingga tempatnya berada paling ujung dari bangunan, dan mengambil bagian sangat besar.

Hongjoong tak pernah tahu, tak sempat berkeliling. Sekalinya melakukannya, hanya di dalam dan berhati-hati, berakhir dengan masuk ke dalam kamarnya sendiri di lantai utama.

Yang jelas, dirinya berpisah dengan Dongwook kala itu, membuatnya masuk kembali ke bagian dalam rumah, untuk memasukinya lewat dalam—tak seperti para tamu yang masuk lewat luar.

Saat itu pula, bersamaan, Hongjoong melihat Soobin turun dari tangga, dijemput oleh salah satu pelayan di sana. Soobin melakukan kontak mata sesaat dengan Hongjoong, sebelum membuang wajah.

Hongjoong menebaknya bukan ide yang bagus, sama sekali.

Sehingga yang Hongjoong lakukan hanyalah terdiam, di depan pintu, untuk menarik napas sangat panjang. Bahkan teramat panjang sembari memejamkan matanya, untuk menguatkan diri. Juga, untuk melupakan apa yang terjadi padanya bersama Dongwook sebelumnya, untuk fokus terlebih dahulu pada satu pertemuan ini sekarang. Sebelum perlahan menyentuh kenop dari pintu berdua daun yang tinggi tersebut dan membukanya.

Mendebarkan.

Tak bohong.

Rasanya tangannya menjadi dingin seketika.

Di dalam sana, area yang sangat luas sekali. Seperti sebuah aula. Dari yang Hongjoong lihat, tampak dua belas meja berbentuk lingkaran, dengan masing-masing dua belas kursi yang melingkarinya. Di bagian ujung tengah, terdapat satu meja memanjang, dengan tiga puluh satu kursi--masing-masing sisi memiliki lima belas, satu lainnya, terdapat di bagian terpendek sebagai utama.

Orang-orang berdatangan, bersalaman dengan Sarga di depan pintu menyambut, sembari adanya percakapan samat. Orang-orang mulai menempati kursi mereka seolah tahu, di lingkaran mana mereka harus berada.

Sejujurnya Hongjoong terkejut, tetapi menyembunyikannya.

Hongjoong hanya membawa langkahnya pelan, menuju kursi yang ditunjukan oleh Seungcheol, yang telah berada di dalam, sembari dirinya mengedarkan pandangan secara tak ketara. Poker face, Hongjoong sudah terbiasa. Namun, Hongjoong menambahkan kesan berbeda di sana.

Tanpa rasa takut.

Tanpa memberikan celah.

Hongjoong kemudian duduk, di sebelah kiri kursi yang akan di duduki Sarga--di sisi terpanjang meja untuk dirinya. Berhadapan lurus dengan Seungcheol, yang menjadikannya di sisi kanan Sarga. Sedangkan kursi samping Seungcheol dikosongkan--itu untuk Soobin, Hongjoong bisa menebaknya.

Ketika Hongjoong melirik ke samping kirinya, seseorang terduduk untuknya.

Ah... Hongjoong masih ingat siapa sosok itu.

Ketua Angkatan 6, bicara bersamanya di pesta lalu.

Jadi benar adanya; yang datang adalah seluruhnya yang berada di sisi Sarga. Jika menghitung dari kursi-kursi dan yang berdiri, Hongjoong memperkirakan mereka berjumlah seratus tujuh puluh... ah, tidak. Seratus tujuh puluh tiga orang tepat, Hongjoong tak terhitung, sama seperti yang hadir di pesta dalam persentasi yang Hajoon berikan, dari tiga ratus lima puluh enam tamu--artinya dari tujuh puluh persen yang datang sebagai lingkaran dalam saat itu, mereka mengisi lima puluh persen dari total.

Seperti itu.

Hongjoong adalah satu orang berdiri sendirian, dengan darah dari Ayahnya mengalir dalam dirinya, dikelilingi mereka yang tak menyukainya. Atau membencinya. Atau ingin melenyapkannya.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang