Heaven's Gate Memorial Park.
Satu keadaan penuh duka, di sebuah pemakaman mewah nan elit, yang memang hanya bisa dihuni oleh mereka yang kaya raya. Di mana terdapat, di satu area yang sudah dimiliki oleh keluarga Sadewa, untuk menjadi hunian masa depan kelak di sana.
Sang istri, Alanna Aksarasina, telah dimakamkan lebih dahulu.
Tak jauh darinya, untuk Soobin telah dipersiapkan.
Dengan bagaimana para kerabat, dan keluarga inti, mengenakan pakaian hitam, dilanda kesedihan mendalam. Kepergian dari sang anak bungsu, menyusul sang Ibu dirasa terlalu cepat. Bahkan sampai tak ada satu pun yang bisa mengucapkan perpisahan.
Hanya seperti ini, jadinya.
Saat itu, mobil Hajoon berhenti, di jalanan dari perbukitan memutar, di mana yang ditempuhnya masih bisa dilalui oleh mobil. Jaraknya sekitar seratus meter dari posisi mereka, terlihat orang-orang sudah berada di sana, juga pihak media.
Tetapi Hajoon terlihat mengernyit, berulang kali.
Itu adalah gerakan cepat—tindakan sangat cepat—untuk Hajoon langsung melihat ke arah Hongjoong dan Yunho, selaku bagian sama sepertinya.
"Kalian tunggu sebentar. Saya harus memastikan ke depan."
Hongjoong tak menjawab.
Yunho memberikan anggukan, siap untuk melakukan yang diperintahkan.
Selagi Hajoon melepaskan sabuk pengamannya, kemudian keluar dari mobil secepat mungkin. Hajoon langsung menaiki bebatuan di atas rerumputan, untuk langkahnya berjalan, dan membawa diri ke sekumpulan orang-orang.
Cukup menghabiskan waktu sekitar tiga menit, Hajoon kembali, sembari agak menunduk.
Yang Hajoon lakukan adalah kembali masuk ke dalam mobil, kemudian menyampaikan apa yang dirinya ingin ketahui. "Ada media lain. Sadewa tengah mengumumkan keadaan dan kondisi, selain ucapan perpisahan, dan ternyata identitas Soobin dibuka."
Mingi dan Jongho bereaksi terkejut di sana.
Yunho pun demikian.
Sedangkan Hongjoong, melihatnya dengan tatapan agak sinis. "Untuk mencari citra?"
"Untuk memastikan Soobin benar mati." Hajoon membenarkan pemikiran Hongjoong. "Selama ini, media awam tak tahu siapa anak bungsu dari Sarga Sadewa. Hari ini Sadewa membukanya, seluruh yang media butuhkan untuk memperkenalkan Soobin, dan menyatakan bahwa selama ini, dikarenakan Soobin sering menjadi siswa home-schooling, merupakan alasan mengapa identitasnya disembunyikan."
"Bohong." Hongjoong menuntut, tahu itu kurang. "Apa alasan lainnya?"
Dalam bisikan, Mingi bertanya. "Sakit... jiwa?"
Ada sedikit helaan napas dari Hajoon, sebelum mengalihkan arah pembicaraan. "Yang pasti, sekarang, Soobin telah tiada. Saya memberikan kalian kesempatan untuk berpisah, tetapi kalian benar-benar tak bisa keluar karena ada media di luar lingkaran dalam."
Di sana Yunho mencoba bertanya pelan. "Ini agak menyebalkan tapi bukankah kami tetap bisa, kecuali Hongjoong?"
"Kalian tak diundang." Hajoon menjawab. "Akan ada masalah nantinya."
Hongjoong menggelengkan kepala, tak setuju. "Kami telah melakukan penyamaran jadi biarkan kami melihat. Dari jauh tak apa, tapi tak dari mobil."
Tatapan Hajoon tampak tak percaya padanya.
Hongjoong langsung memberikan penawaran. "Kantata ada?"
"Mau apa kamu pada Kantata?" Hajoon langsung menodongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
Fiksi PenggemarTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023