Butuh waktu; San memberikan waktunya, agar Seonghwa dapat setidaknya lebih tenang, setelah membawanya untuk masik ke dalam kamarnya, di lantai bawah. Tepatnya, guna untuk menjauhkannya dari Hongjoong, yang bahkan meminta dengan sangat, tak ingin melihat atau berada di sekitar Seonghwa saat itu.
Mereka paham—orang-orang paham.
Apa yang baru saja Hongjoong katakan mengenai permintaan Seonghwa terlalu di luar nalar. Seperti tanpa akal sehat, karena... orang normal mana yang meminta traumanya diulang? Terlebih, dilakukan oleh orang yang dicintainya?
Gila. Sungguh gila.
San sama sekali tak habis pikir, tetapi dirinya berusaha untuk tak marah. San mencoba, untuk duduk menghadap Seonghwa, dan memastikannya baik-baik saja.
"Kenapa lo bisa mikir kayak gitu, Seonghwa?" tanya San, melihatnya sudah mulai tenang, tetapi perlu dibereskan.
Dalam posisi duduknya menekuk lutut, di atas kasur, menghadap tersebut, Seonghwa menggelengkan kepalanya secara rapuh.
San sendiri mulai mengusap betis Seonghwa, pelan. "Bilang ke gue. Gue cuma mau lo paham, kalau Hongjoong lagi lelah. Sangat lelah. Lo gak bisa nekan dia terus kayak gini. Apa lo mau, Hongjoong hilang kewarasan karena gak bisa buat nerima semua tekanan bertubi?"
"Gue takut, San..."
Mendengarnya bicara, San merapat. Usapannya naik ke atas lututnya. "Takut apa? Mm?"
"Gue takut... takut banget..."
"Iya, takut apa?" San mencoba bertanya seperti tengah memperlakukan anak kecil. Tak terusik fakta bahwa Seonghwa lebih tua darinya. "Lo takut apa? Lo maunya gimana?"
Agak diam, Seonghwa hanya membiarkan tatapannya tertuju pada San.
Jadi San menunggu sampai Seonghwa benar-benar siap.
Rupanya, Seonghwa justru malah berbisik secara tak kuasa. "Gue takut sama diri gue sendiri dan..."
"Kenapa bisa?" San malah memotong lebih dahulu.
Agak sulit.
San harus berperan dengan baik, selagi dirinya pun agak kacau setelah bicara dengan Hajoon sebelumnya. Mengutarakan kekhawatirannya. Juga memberitahu informasi dari temannya, yang dirinya ketahui. Di mana jikalau salah, dan San malah melukai Topan, dirinya akan kesulitan lagi.
"Kenapa, Seonghwa?" San mengulang.
Seonghwa paham betul apa yang akan diucapkannya. Secara jelas tahu, bahwa San, akan terkejut untuk itu. Lantaran, kalimatnya berbunyi, "gue pengen... ngurung Hongjoong dalam perasaan bersalah—"
"Seonghwa!" San langsung terkejut.
Tetapi Seonghwa melanjutkan. "—biar dia gak bakal ninggalin gue! Biar dia terus sama gue selamanya!"
"Hongjoong gak bakal ninggalin lo!" San sedikit menaikan nada suara, walau masih menahannya.
Seonghwa membalas lagi. "Tapi—"
Namun San juga lelah, jadi dirinya harus memotong kembali. "Kecuali kalau lo terus kayak gini, Seonghwa! Lama-lama, Hongjoong bakal capek... parahnya lagi, bukan cuma dia yang capek..."
Itu adalah bagaimana Seonghwa tak membalas lagi.
San langsung mendekat, lalu menariknya ke dalam sebuah pelukan erat.
:-:-:-:-:
Dikarenakan kekurangan tidur, seluruhnya jelas tidur dan terlelap, tak tahu apapun, yang terjadi di luar sana. Bahkan, panggilan berulang, yang dilakukan oleh nomor milik Wooyoung, Juyeon dan Younghoon seperti tak berarti.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
Fiksi PenggemarTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023