Suasana di dalam ruangan tersebut, berbeda dari bagaimana seharusnya. Namun, usai keluar dari Unit Gawat Darurat, Soobin Arga Sastra langsung dipindahkan ke ruang rawat inap, yang jelas paling eksklusif berada di Rumah Sakit Bukit Baru tersebut.
Beruntung, luka-luka yang dimiliki Soobin tak mengenai satu pun alat vital, walau sebenarnya, kecil dan tajamnya pisau bedah tersebut, mampu memotong dagingnya cukup dalam, sampai mengakibatkannya mengeluarkan banyak darah.
Perkiraan, Soobin memberontak, sampai terluka sebanyak itu.
Totalnya, ada luka di leher, memanjang ke tengkuknya—seperti hendak menyayatkannya tetapi ditepis paksa. Terdapat juga dari dada samping turun ke perutnya, miring ke pinggang. Ada dari paha, juga di lengan dan telapak tangannya sendiri.
Seluruhnya, hanya bisa diketahui oleh dua pihak terkait. Selebihnya, hanya ini yang mereka ketahui, dengan ada banyaknya luka jahit untuk menyelamatkannya.
Sempat membutuhkan donor darah tambahan, beruntung langsung mendapatkannya. Bukan karena tidak ada stok di rumah sakit, tetapi seseorang ingin memberikannya.
Kini, dalam ruangan besar dan luas tersebut, duduklah dua orang yang tengah menunggu. Selagi satu orang lainnya, berada di luar, bersama beberapa pihak pun sanak saudara.
Satu di kursi samping kasur tempatnya berbaring, duduklah Suzy Aura Safina, yang tengah setengah terlelap, sembari menggenggam pergelangan tangan sang adik. Tak menyentuhnya di telapak tangan kirinya, yang diperban.
Sedangkan Seungcheol Adil Sangkala, seperti masih tertekan sendiri. Berulang kali membuatnya berjalan bolak-balik, mengusap wajah atau rambutnya, lalu melihat ponselnya. Berulang kali. Seperti tengah mencoba memastikan sesuatu.
Sampai kala, di mana Seungcheol mendekat pada sang kakak, lalu sedikit membungkuk untuk mengusap kepalanya hati-hati. Seungcheol mengeraskan rahang, sebelum mencium kepalanya sekilas.
Hal itu membuat Suzy membuka matanya sedikit, tetapi tak mengubah posisi. "Kenapa...?"
"Kalian berdua pasti benci Kala." Seungcheol berucap, meluruskan tubuhnya lagi.
Di saat Suzy perlahan, turut meluruskan posisi duduknya. "Perihal Ibu...?"
Tak ada jawaban dari Seungcheol.
Suzy menelan ludahnya susah payah, dengan mata yang memerah, lalu mengalihkan tatapannya pada Soobin yang masih tak sadarkan diri. "Memang pilihan apa yang kamu punya?"
"Ada..." Seungcheol menjawab. "Tapi, Kak..."
Namun Suzy menggelengkan kepalanya pelan. "Kita fokus dengan Sastra dulu, ya? Tolong. Kamu juga, berhenti urus lingkaran dalam itu. Lihat adik kamu. Kita mengulang hari seperti ini lagi."
Seungcheol semakin tertekan, tahu sejak dahulu tak bisa melakukan apapun, di mana Suzy-lah yang banyak tersiksa karena ini.
"Hari seperti ini terulang lagi... tapi Sastra melibatkan orang lain kali ini. Itu yang perlu kamu cari tau..."
"Sastra tak pernah bilang apapun tentang ini, Kak?" Seungcheol mencoba memastikan.
Suzy perlahan menggelengkan kepalanya sambil dengan lembut mengusap pipi sang adik. "Sastra itu... sebelumnya sedang bahagia. Berkat seseorang, dari yang Kakak tau. Lalu tiba-tiba berubah dan kita harus menyembunyikan sekaligus mengamankan Sastra, di kediaman Devon. Setelah Sastra tenang, kamu membawa kabar bahwa kamu harus dan akan membunuh Ibu... jadi, coba kamu yang cari tau, mengapa orang lain seperti Rastafara itu, ikut terlibat."
Di posisinya, Seungcheol terdiam.
Selagi Suzy, hampir menangis tetapi menahan kuat, untuk menatap kembali pada Seungcheol. "Lingkaran dalam lagi, 'kan? Ya, 'kan? Kita ini terkutuk... keluarga kita ini terkutuk dan Ayah kamu, berusaha melibatkan orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanficTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023