Octagon 3 - 42 : Kejujuran yang Rusak

257 32 52
                                    

Sembari menghisap rokoknya, Juyeon menatap ke arah bawah, dari balkon kamarnya. Di malam itu, sekitar pukul sembilan, di mana seluruhnya tampak asik sendiri, setelah San dan Jongho pamit pergi kembali, untuk menginap di apartemen Nagyung, sekitar tiga jam lalu.

Di sana, di bawah, pada kolam renang, ada Yunho, Younghoon dan Mingi, yang berenang. Juyeon paham, mereka mau menetralkan pikiran di sana.

Ada juga Junhong, yang ikut serta, sehingga suasana tak suram, walau masing-masing, memiliki beban sendiri.

Wooyoung ikut serta, tetapi dalam jacuzzi. Dengan Seonghwa, yang hanya satu-satunya yang tak bergabung, selain dengan merendam setengah kakinya, pada jacuzzi tersebut.

Yang tak bergabung hanya dua.

Juyeon, yang menghisap rokoknya kembali, lalu Yeosang, yang baru muncul masuk ke kamar, dalam keadaan rambut basah.

Di sana Juyeon meliriknya, pada Yeosang yang bercermin sebentar, sebelum juga melihat ke arah Juyeon.

Karena itu, Juyeon mengedik, mempersilahkannya untuk bergabung.

Yeosang pun berjalan mendekat sambil tersenyum tipis, lalu berdiri, dengan jarak sekitar setengah meter daei Juyeon. Ikut melihat ke arah bawah, lalu agak mengerjap heran. "Kok Kak Junhong ada di sini?"

"Kenapa memang?" Juyeon yang tak paham bertanya.

Setidaknya Yeosang menjawabnya. "Kak Junhong mau tanding, di hari Yvanna ulang tahun. Katanya bakal sibuk nginap di basecampnya."

"Oh." Juyeon kembali melihat ke bawah. "Baru sampai kok. Tadi ke sini nyari Yunho, nanya-nanya tentang Yvanna lebih jauh, tapi langsung gabung renang."

Yeosang mengangguk. "Ah... oke..."

"Lo mulai dekat sama Kak Junhong."

"Cuma sempat ngobrol aja." Yeosang menjawab, memperhatikan ke bawah, melihat ke-empat orang yang berenang itu memulai untuk berlomba dari ujung ke ujung. "Jadi Kak Junhong nawarin aku buat nonton turnamennya nanti."

"Di mana?" Juyeon hanya mencoba melanjutkan topik agar tak memikirkan bebannya.

Yeosang tersenyum, simpul. "UnBada. Kebetulan, aku dikasih dua tiket. Katanya bebas, mau ajak Serim, atau ajak Wooyoung. Cuma... aku belum ngobrol lagi sama Wooyoung."

"Kenapa?" Juyeon menghisap rokoknya, bingung. "Berantem sama Wooyoung?"

"Sedikit..."

Hal itu mampu membuat Juyeon agak memiringkan posisi padanya. Hanya saja, angin berhembus je arah Yeosang, membuat asapnya menuju padanya.

Juyeon langsung meminta maaf, mematikan rokoknya segera pada asbak kecil yang tampak ada di sekitarnya.

Walau Yeosang sudah mengibaskan tangan tak apa.

Tetapi Juyeon, tetap melakukannya, agar bisa berdiri dengan samping tubuhnya bersandar pada pembatas kayu tersebut. "Sorry. Oke kenapa, boleh kasih tau gue?"

Yeosang tampak bingung.

Sedangkan Juyeon, tak ingin ada masalah baru, disaat dirinya tengah memikirkan banyak. "Bilang aja. Anggap aja gini; gue dan Wooyoung pernah jadi sesuatu, jadi gue sangat peduli sama dia. Aku. Gue. Pokonya gue. Juga lo pernah ada di bawah Nama Aman gue, jadi-"

"Jangan marah dan jangan bahas sama Wooyoung... tapi?"

Agak menjilat bibir bawahnya, ragu, tetapi Juyeon berakhir dengan menyetujui. "Ya. Oke."

"Janji?" Yeosang memastikan, sambil memberikannya jari telunjuk.

Sedikitnya Juyeon terkekeh, mengangguk, dan mengaitkan jari telunjuknya juga pada Yeosang.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang