Octagon 3 - 89 : Tiga Mei, The 3rd Movement Pt. 12

230 38 42
                                    

Tak rela melepas.

Bukan Seonghwa, melainkan Lino.

Sama sekali tak rela untuk Lino mengantar Seonghwa pulang, di mana laki-laki itu pun tidak meminta pulang. Seonghwa lebih banyak diam, dan ya, itu bukan pertama kalinya bagi Lino menghadapi situasi seperti itu. Namun entah mengapa, Lino juga tak ingin untuk terus pasrah.

Rupanya, Seonghwa tetap melakukan hal yang biasanya Seonghwa lakukan.

Membungkam.

Lagi.

Dalam ciuman.

Kali ini di dalam mobil, pada parkiran sebuah mall yang mereka datangi untuk makan es krim dan juga berjalan-jalan. Berada di jok belakang, berdua. Saling bercumbu, agar tak ada masalah yang mereka pikirkan di sana sama sekali.

Lino yakin Seonghwa mengubah banyak dalam hidupnya.

Termasuk keberaniannya.

Jadi, ketika Seonghwa melepaskan celananya sendiri, seluruhnya, Lino menerimanya seketika. Lino bahkan langsung membuka kancing celana dan menurunkan resleting, untuk meraih penisnya, membiarkan Seonghwa berpindah ke pangkuan, untuk naik ke pangkuannya kembali.

Dari sudut pandang Seonghwa, rasanya seperti munafik.

Detik sebelumnya, Seonghwa masih menangisi keputusannya untuk membungkam Lino dengan seks lantaran tak berani bertanggung jawab atas perasaan yang telah diciptakannya. Detik selanjutnya, Seonghwa ingin berhubungan seks dengan Lino.

Entah, tetapi... jika nanti harus melepas, Seonghwa tak boleh melakukannya lagi, bukan?

Mungkin ada faktor kebiasaan.

Selama dua setengah tahun, Seonghwa terbiasa, mendapatkan banyak laki-laki. Jadi ketika tak mendapatkannya dari Hongjoong, karena keadaan, pun mereka belum terikat, bukan? Seonghwa menjadi, tak mau menyesalinya.

Sehingga terjadi saja.

Seonghwa, langsung berubah, dari sebelumnya, untuk persetubuhan ini.

"L-Lino... anhh..."

Di sana, Seonghwa tengah menekan tubuhnya, agar penis Lino tertanam dengan sangat dalam di rektumnya. Penis telanjangnya, lagi, tanpa kondom seolah memang mereka sudah saling berani menjalin segalanya dengan lebih intim.

Satu tangan Seonghwa menumpu pada kaca mobil sampingnya. Menekan kuat, sembari membawa tubuhnya naik dan turun. Selagi Lino menghadapnya, bersandar pada jok dan membantu Seonghwa untuk bergerak menaik-turunkan tubuhnya.

Namun Seonghwa terus mengikat Lino dalam tatapannya, dalam ikatannya, agar mereka bisa saling menatap. Seonghwa tahu cara membuat siapapun tergila-gila, dan jelasnya, di sini dia paham. Seonghwa ingin melepas Lino, tetapi malah membuatnya semakin sulit.

Lantaran apa?

Hormonnya.

Tak jauh dari itu.

Seonghwa merindukan Hongjoong setengah mati, dan rasanya tak bisa menghadapinya sekarang dengan keinginan besarnya. Juga, Hongjoong begitu berat untuk menyentuhnya. Sehingga sekarang ada kesempatan, Seonghwa mengambilnya.

Sejujurnya Seonghwa ingin menjadi pusat fokus dari Hongjoong lagi—begitu takut kehilangan itu.

Oleh karena itu, Seonghwa sadar bahwa dirinya menyebalkan, tetapi tak bisa dan tak berniat menghentikannya. Seonghwa tetap melakukannya.

Kini, bersama Lino.

Seonghwa hanya... memanfaatkan eksistensinya lagi.

Walau itu akan merusak kembali satu hal; ya, sulit untuk mengatakan selamat tinggal nantinya pada Lino.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang