Octagon 3 - 129 : Satu Lawan Satu Pt. 2

242 31 39
                                    

Dimulai.

Perkelahian itu dimulai dengan bagaimana San dan Juyeon, masih bertahan di titik masing-masing, tak tahu bagaimana caranya memulai. Walau sudah menumpuk sekali, keinginan untuk memuntahkan seluruh beban menjadi sebuah pelampiasan, yang menimpa diri masing-masing.

Walau pada Juyeon, lebih pada merasa terbebani adanya.

Sedangkan San, tahu bebannya di sana.

Setelah mengetahui fakta akan apa yang terjadi di malam itu, juga Juyeon yang seolah menekankan lagi dan lagi bahwa Wooyoung tak lain hanya seharga seks semata di matanya.

Itu... menyakitkan.

Menyakitkan untuk satu orang yang telah San tetapkan pada hatinya, setelah pernah terlibat dalam keraguan dan rasa nyaman palsu, malah direndahkan.

Akibat dorongannya tersebut, San langsung mendekat lebih dahulu yang jelas membuat sebagian dari mereka menjadi tegang, satu orang menanti.

Hongjoong menanti, ya.

Jika memang cara menyelesaikannya dengan fisik, Hongjoong akan membiarkannya terjadi.

Dalam kehidupan, selalu harus ada pukulan.

Berupa balasan realita, atau secara fisik.

Hongjoong sedang mengalami banyaknya balasan-balasan dalam realita hidupnya, yang sama sekali belum berhenti dan tak terlihat ujungnya sampai sekarang. Sedangkan secara fisik? Oh, tak bohong. Hajoon memukulnya 12 kali ketika Hongjoong tengah terpukul karena memperlakukan Nagyung dengan buruk, saat Ibu perempuan itu tiada, dan tiba-tiba mendapatkannya.

Pukulan fisik tak selalu salah.

Jadi Hongjoong membiarkannya.

Hongjoong membiarkan bagaimana San berjalan, melewati garis sejajar pandangannya, untuk mencapai area Juyeon dan membawa satu pukulannya.

Di sana, Juyeon menghindar, tanpa menggunakan banyak usaha.

Lalu selanjutnya, San memukulnya, dan sampai ke dadanya, hingga Juyeon terjatuh. Ke atas pasir, membuat mereka yang menonton di area terpisah terkejut bukan main.

Terkejut karena San langsung menarik kerahnya, dan tak bisa untuk tak memukul wajahnya, saat itu.

Hongjoong menggertakkan giginya dan kemudian berucap, pada Younghoon yang berada di sisi satunya—karena sisi lain darinya dihuni Seonghwa. "Lo bilang apa ke Juyeon?"

Ada sekilas San ingat, bahwa tak boleh memukul wajah, membuatnya menghentak kerah baju Juyeon yang terduduk—jatuh dalam posisi terjatuh itu.

Jelas ada yang salah, San menyadarinya.

Selagi Hongjoong mendapatkan balasan singkat, juga terkesan lurus, dari Younghoon.

"Ngalah."

Dengan mendorong dada Younghoon yang menghalangi langkahnya—walau secara teknis hanya perlu dilewatinya—Hongjoong masuk ke dalam arena. Hongjoong langsung menarik bahu San mundur, yang berpikir bahwa ini karenanya memukul wajah Juyeon sekali.

Namun nyatanya, Hongjoong langsung melakukan satu pukulan itu.

Satu pukulan dari Hajoon, sama persis, Hongjoong tirukan untuk Juyeon. Di wajahnya. Sangat kasar. Tampak berupa tamparan, namun bukan—ini lebih sakit dan berbahaya dari sebuah tamparan.

Younghoon jelas terkejut, lebih dari yang lain, karena dirinya yang menyuruh Juyeon untuk mengalah. Bagaimana pun juga Younghoon memikirkan satu, setelah berdiskusi juga dengan laki-laki tersebut.

"Lo... mau lo apa? Lo ngomong depan orang-orang kayak gitu buat apa?" tanya Younghoon.

Juyeon dalam nada datarnya, menjawab, "bikin batasan. Gue rasa Wooyoung berharap sama gue, setelah sebelumnya San. Atau mungkin Wooyoung pengen hubungan bertiga. Gue juga salah, waktu kemarin mabuk. Tapi gue cuma pengen mereka berdua tinggal jadi berdua aja. Kayaknya, gue terlalu ngacauin hati mereka."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang