Octagon 3 - 119 : Buah Kekhawatiran

244 32 37
                                    

"Coba tanya Shownu?"

Itu adalah satu saran yang Younghoon ucapkan, setelah mereka selesai makan siang hanya bersembilan. Tadi pun saat mencoba meredakan efek mabuk dengan sup dan air kelapa, hanya bersembilan. Tanpa Hongjoong, tak ada Hongjoong sama sekali.

Sosok pertama yang ditanya tentu Seonghwa, tapi justru ia sama bingungnya. Yunho sudah menjadi saksi matanya bahwa Seonghwa tak tahu ke mana Hongjoong berada.

Dengan itu, Mingi yang bergerak lebih dahulu, untuk berjalan meninggalkan mereka di hamparan pasir dekat pohon-pohon kelapa, biasa mereka bersantai—telah menjadi satu spot favorit. Secara cepat, Yeosang berlari ke arahnya, memilih untuk ikut. 

Selagi Younghoon pun membiarkan, dengan paham bahwa mereka berdua akan mencarinya, pada Shownu. Walau sebenarnya bisa menaiki jembatan menuju common area untuk menekan bel saja.

Tapi saat itu, Seonghwa dilanda panik sendiri.

Yunho sadar, tapi tak mau mendekat, jadi ia memalingkan wajah, membuang pandangan. Karena Yunho tahu, akan ada yang melakukan untuknya.

Jelasnya San, yang menghampirinya, lalu berucap pelan. "Mungkin sama kakeknya. Tenang aja."

"Tapi semalam..."

Barulah, San melirik sekilas pada yang lain, sebelum mengajak Seonghwa sedikit menjauh untuk memisahkan diri. Bermaksudkan, agar Seonghwa bisa lebih leluasa untuk memberitahunya apa yang terjadi.

Setelah berjarak, Seonghwa menatap ke arah San, yang memperhatikannya lekat, menunggu.

Seonghwa menjadi sangat panik sendiri. "Semalam... gue bikin Hongjoong marah...? Gue gak maksud... tapi karena minum, gue lebih suka ikutin ego gue..."

"Lo gak minum juga tetap ikutin ego lo." San mendesah pelan, sebelum menepuk lengannya. "Tenang, tenang. Mingi sama Yeosang mau nyari. Lagian memang bakal ke mana."

Seonghwa terdiam.

Niat San yang menyindir bercanda, menjadikannya bingung. Biasanya bukan seperti ini respon dari Seonghwa, sehingga San langsung menanyakannya lebih serius. "Lo kenapa sebenarnya?"

"Gak apa." Seonghwa menjawab tipis. Hanya, ucapan Yunho tadi memang memberikannya buah pemikiran. Antara harus pergi agar tenang selamanya, atau bertahan tapi sulit untuk melawan egonya. "Takut aja..."

San menghela napasnya pelan, sebelum menariknya ke dalam sebuah pelukan ringan. "Tenang, ya? Ini istirahat dari ibukota. Dari teater lo. Dari masalah-masalah. Nanti pas kita balik, pasti mumet lagi, 'kan? Jadi tenang, ya?"

"Tapi semalam—"

Pengulangan dari Seonghwa membuat San memotongnya lagi dengan tepukan pelan di punggungnya. "Udah, udah. Yang semalam obrolin aja sama orangnya langsung. Orangnya lagi dicari. Toh, dia cucu dari orang yang biarin kita ada di sini, alias, dia tetap tuan rumah. Gak akan kemana-mana."

Bersamaan dengan itu, Mingi dan Yeosang kembali.

Karena posisi Seonghwa dan San lebih dekat dengan mereka, jadi keduanya yang menunggu lebih dahulu. Selagi lima lainnya, sedang mengobrol dan belum sadar bahwa dua orang itu telah kembali.

Mingi dan Yeosang berjalan hingga tiba, lalu menarik napas pelan, hampir bersamaan.

"Hongjoong ada di bangunan utama katanya." Mingi menjawab, dengan tenang. "Tadi awalnya Shownu bilang dia tenggelam terus ditelan paus—"

"Hah?!" Seonghwa memotong panik.

Yeosang agak terkekeh, menggelengkan kepala. "Tadi ternyata cuma bercanda. Kata Kak Shownu... Hongjoong berenang? Entah. Pokoknya masuk angin, ada sama mereka. Nanti gabung lagi, mungkin malam, soalnya, ada Om Woobin katanya."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang