Tak sadar, bahwa Wooyoung terlelap cukup nyenyak kala itu. Terlelap, menyusul San yang lebih dulu masuk, lalu kini terbangun, dan mendapati tak ada siapapun di sampingnya.
Ah... seperti ini.
Seharusnya Wooyoung yang marah, namun dirinya khawatir. Begitu khawatir.
Sejak kejadian di ruang penyimpanan wine itu, Wooyoung tak bisa jika tak menyapa atau bicara padanya. Walau San tak benar-benar membalasnya, Wooyoung tentu tak bisa pura-pura tak peduli.
Wooyoung khawatir, jujur.
Namun semakin lama, semua orang terlibat, hanya dirinya yang tidak. Saking tak terlibatnya, Wooyoung ingat bahwa dalam sehari, dirinya bisa membereskan rumah sebanyak empat kali.
Tidak ada yang menyadari.
Ini melelahkan, sejujurnya...
Wooyoung merasa... sendirian lagi.
Saat itu, Wooyoung bangun dan melihat ke arah jam dinding, yang menunjukan pukul enam sore. Oh... rupanya tidurnya cukup lama-seharusnya tak seperti ini terjadi.
Wooyoung memilih untuk turun dari kasur, merenggangkan tubuhnya, lalu berjalan ke arah luar kamar. Agak terkejut, biasanya Wooyoung tak akan menemukan siapapun, namun di sana, dirinya bertemu dengan San dan Seonghwa yang tengah bicara depan meja biliar.
Kehadirannya itu menarik perhatian keduanya.
Wooyoung tahu dirinya akan diabaikan, jadi ia hendak berlalu. Tetapi Wooyoung melihat, Seonghwa mengibaskan tangannya-mengajaknya untuk mendekat.
Di sana Wooyoung pun mulai mendekat, dan menyadari bahwa San sudah dalam keadaan telah mandi-pakaiannya baru, rambutnya basah.
Dalam tidak mengerti, Wooyoung terdiam sampai di dekatnya.
Sedangkan Seonghwa langsung menjabarkan situasi. "San mau ke kota Bloem lagi, dan nginap untuk sekitar dua hari. Pergi sama Younghoon juga. Kamu mau ikut?"
Jelas, Wooyoung terkejut.
San meliriknya, yang tampak tengah sibuk membolak-balik ponselnya di atas meja biliar tersebut.
"Gue...?" Wooyoung ingin memastikan, bahwa dirinya diajak. "Gue... ikut? Gue gak bisa nyetir mobil loh, kalau untuk... gantian."
Terlihat Seonghwa mengernyit, lalu menggelengkan kepala. "Gak. Lo dan Juyeon deket, 'kan? Di sini paling deket sama Juyeon, selain Hongjoong, ya lo, San sama Younghoon. Jadi mau ikut, gak?"
Wooyoung melirik ke arah San hati-hati.
Di saat Seonghwa, yang sudah mendengar dari San yang bercerita padanya, membalas. "San yang minta kok."
"Oh...?" Wooyoung terkejut, sangat.
Tetapi San tak melihatnya, dan masih fokus untuk mengurus ponsel pintarnya-entah mengapa.
Seonghwa melihat lagi, lalu menunjuk ke arah yang dilihat. "Tadi San buru-buru turun, terus ha-penya jatuh, dari tangga. Sekarang mati. Kami bingung."
"Bingung... kenapa?" Wooyoung mencoba untuk bersikap normal dalam pembicaraan. "Ada garansi tiga bulan, 'kan? Ha-pe San baru, dibeliin Hongjoong waktu kecelakaan, 'kan?"
"Iya." Seonghwa menjawab, melirik San yang tak mau bicara, maka dirinya yang melakukan. "Cuma... ada foto-foto yang gue ambil waktu acara di villa itu. San sama gue cuma... agak takut aja kalau harus ke service centre di saat orang-orang yang ada di foto ini... banyak orang punya nama."
Wooyoung mengerjap pelan. "Jadi gak bisa, ya...?"
"Entah." Seonghwa menjawab. "Mau tanya ke yang lain, kali punya kenalan pun agak takut juga sebenarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanfictionTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023