Octagon 3 - 92 : Pulau Pribadi Pt. 1

256 35 29
                                    

Semalam, Seonghwa sampai pukul 2 pagi dari bagaimana jam tangannya memberitahu, yang mana lebih lama dari perkiraan. Tetapi Seonghwa sendiri tahu bahwa perjalanan mereka pun mengalami beberapa kali pemberhentian, di beberapa tempat, entah untuk apa. Yang pasti, ketika Seonghwa sampai, dirinya dapat melihat seluruhnya telah terlelap, di sebuah common area, yang ditunjukan oleh salah seorang pelayan di sana.

Sehingga Seonghwa ikut bergabung, tidur di salah satu spot terpisah, sampai akhirnya matahari terbit.

Namun tak terduga, Seonghwa menjadi yang paling pertama bangun juga di sana.

Saat itu, semua masih terlihat lelah sekali, dalam tidur mereka.

Sampai kemudian, Younghoon yang setelahnya menyusul. Younghoon mengerjap, mencoba mendapatkan kesadaran sepenuhnya, lalu terkesiap begitu melihat Seonghwa berada di sana--pun menyadari bahwa mereka benar-benar tertidur saat menunggu.

"Seonghwa...?"

Karena pertanyaannya, dengan nada suara agak naik, beberapa pun mulai terusik. Untuk bangun, dari tidur mereka, seketika juga. Secara menyusur, satu per satu, hingga terakhir pada Hongjoong yang posisinya segaris lurus, berhadapan dengan Seonghwa.

Seonghwa mencoba menatapnya, dengan tepat.

Tetapi Hongjoong memalingkan wajah--karena dalam hatinya, setidaknya dirinya sudah tenang, karena Seonghwa telah berada di tempat yang sama bersamanya.

"Kemarin masih di luar sama Lino waktu dijemput?" Yunho bertanya hanya untuk memastikan.

Karena itu Seonghwa teralih, lalu mengangguk padanya. "Iya. Dijemput Om Woobin."

"Kami juga." Wooyoung membalas.

Dilanjutkan anggukan dari Jongho sembari agak merenggangkan tubuh, pun berdiri membunyikan lehernya.

"Tapi kita di sini untuk berapa lama?" tanya Yeosang perlahan.

Melihat yang lain dalam ketidaktahuan, Seonghwa agak mengernyit dengan jawaban yang dimilikinya. "Om Woobin bilang, kurang dari sebulan kita di sin--"

"Apa?" Hongjoong langsung memotong, duduknya menjadi tegak di bean-bag tersebut, dan membulatkan matanya. "Kurang dari sebulan? Menuju sebulan maksudnya?"

Ada beberapa yang cukup panik di sana.

Contohnya, Yeosang, Jongho dan juga Younghoon, karena ada pihak yang harus mereka hubungi. Bahkan Juyeon pun merasakannya, karena merasa tak enak, selalu mengabaikan pesannya secara tak sengaja. Di sisi lain, Juyeon harus terus menghubungi keluarganya.

Seonghwa yang merasa ditodong, menggelengkan kepalanya.

Kala itu, Hongjoong langsung berdiri. "Paman ikut gak?"

"Gak, Hongjoong..."

"Anjing..." Hongjoong mengumpat tipis, mengalihkan tatapan, sebelum benar-benar teralih atas datangnya salah seorang pelayan di sana. Namun pakaiannya tampak sama sekaligus berbeda dari yang lain--dirinya memiliki dasi di sana. 

Segera Hongjoong menghampirinya, yang sebenarnya memasuki area terbuka namun beratap dari common area tersebut. 

"Selamat pagi, semuan--"

Belum sampai laki-laki tersebut berucap, Hongjoong telah mendahuluinya. "Ada telepon?"

"Kalian dilarang untuk menggunakan alat komunikasi di sini, juga, dilarang untuk mengakses internet." Laki-laki itu menjawab Hongjoong lebih dahulu, sebelum menunjuk dengan sopan ke arah yang dibelakanginya--pada dataran--menggunakan satu tangan, di mana jemarinya merapat dan telapaknya terbuka. "Permintaan langsung dari Tuan Nakula Prananto."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang