"Kami pamit dulu."
Seluruhnya sudah berpisah masing-masing, hanya berdiri Gongyoo di sana, yang bersalaman dengan mereka dari bagian lingkaran dalam, yang menjadi terakhir untuk pergi. Gongyoo memastikan, anak-anak sudah tak berada di sekeliling, di depan salah satu mobil tersebut.
Abimana, Killian, Michiel dan Andries yang berada di sana juga tersenyum pada Gongyoo, untuk pamit.
Dengan penuh hormat dan rasa syukur pula, Gongyoo melakukannya.
"Pokoknya tenang saja." Michiel yang mengatakannya. "Anak kamu berada di bawah Nama Aman, jumlahnya sangat banyak, jadi memang untuk bagian dalam, kamu hanya perlu merasa tenang."
"Walau sekarang Rastafara ada di bawah kendali dari anak Yiru Kantata." Abimana melanjutkan.
Gongyoo sedikit terkekeh, menggelengkan kepala. "Anda tahu sendiri, saya dan Louis Kantata pernah satu sekolah?"
"Benar." Abimana mengangguk.
Teralih pada Andries, yang jelas paling tua diantara mereka, ikut tersenyum. "Sekarang kita hanya perlu tenang, dan biarkan semua terjadi. Yang kita inginkan adalah, adanya perubahan di lingkaran dalam, untuk menghentikan perbudakan lebih tepatnya. Anak kamu pasti bisa melakukannya."
"Sejujurnya saya sedikit tak yakin." Gongyoo sedikit meringis, dalam senyuman. "Bukan meragukan kemampuannya, namun meragukan keinginannya. Terlebih setelah kalian memberikan informasi pada saya, bahwa, anak saya mengorbankan namanya lagi? Demi memenangkan posisi ketua?"
Killian menjawab dalam kekehan. "Anak kamu itu benar-benar mengikuti segala jalan dari yang pernah Sadewa lakukan, secara tak langsung. Kamu harus hati-hati, Sadewa sudah membuat hak milik secara tak tertulis di hadapan lingkaran dalam, bahwa anak kamu ada di pihaknya. Kamu sebagai pihak di luar lingkaran dalam, takkan bisa melakukan apapun."
"Selama tidak memicu perang, selama tidak menyakiti orang-orang di sekitarnya, saya akan baik-baik saja." Gongyoo menjawab. "Selama tidak menyentuh masa lalu istri saya pula, saya akan baik-baik saja."
"Itu yang menghawatirkan." Abimana membalas.
"Serahkan saja pada kami; yang terpenting Rastafara aman, walau memang dia sekarang tajuk utama. Seolah benar; darah Prananto selalu seperti ini." Michiel berucap sembari menepuk bahu Gongyoo dan mengangguk. "Aman. Anak kamu ada di Nama Aman saya."
"Kami tidak bisa melakukannya agar tidak menonjol." Killian menjelaskan.
Abimana mengangguk pula.
Selagi Andries sebagai pencetus, memang tak melakukannya.
"Tak apa." Gongyoo menjawab sembari menatap Michiel. "Arsen sebagai angkatan 2 memang memiliki power itu, bukan? Menaruh nama anak saya, jadi tidak ada yang bisa menyentuh."
"Oh, lebih dari itu." Killian menjawab untuk menjelaskan. "Memang ada beberapa juga yang menaruh, dengan alasan, mereka menginginkan Rastafara menjadi ketua, dan itu masuk akal untuk yang lain. Namun, Arsen memang tak tersentuh--selain itu, Arsen memasang banyak."
Sejujurnya Gongyoo belum tahu, oleh karena itu dirinya penasaran. "Bagaimana caranya?"
"Saya meminta orang-orang saya memasang Nama Aman juga, karena angkatan saya termasuk yang lebih tahu mengenai asal-usul lingkaran dalam dahulu." Michiel berucap, tersenyum dan menatap Gongyoo seolah bangga--pun seperti rasa terima kasih. "Tenang. Angkatan saya dahulu memiliki 49 anggota; kebetulan masih hidup semua. Dengan saya sebagai ketua, berjumlah 50 untuk angkatan 2."
"Kamu harus tahu ini, Nakula." Abimana terkekeh, lalu menjelaskannya dengan tenang. "Angkatan di bawah 5 itu terhitung paling setia. Angkatan 2 dikenal sangat setia; begitu setia pada Arsen karena dahulu masih masa-masa berat; baru lepas dari kekuasaan pencetus."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanfictionTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023