Octagon 3 - 12 : Rantai Masalah

296 34 56
                                    

"Kenapa lagi sama San? Hm?"

Hanya itu yang bisa Juyeon tanyakan, begitu mendapatkan balasan dari Hongjoong yang masih mempertahankan posisinya. Dengan satu lengannya menumpu, di atas mata, dengan perasaan seperti tertekan.

Juyeon sendiri sedang merasakannya, tetapi bisa untuk menahannya terlebih dahulu. "Bilang sini sama gue. Ada urusan sama lingkaran dalam? Cuma gue loh, yang satu angkatan sama lo, tapi masih ada di sisi lo."

"Karena lo Ovu." Hongjoong bergumam.

Tahu setiap kali harus menghadapi Hongjoong bagaimana, Juyeon tak melunak, walau kondisinya berada di rumah sakit sekarang. "Enak gak rasanya jadi yang dijenguk?"

"Gak."

"Gue bisa bikin lo lebih lama di rumah sakit kalau lo gak bilang ke gue." Juyeon, menggunakan metode ancaman sembari bergerak pelan, menyentuh lengan kiri Hongjoong yang menutup matanya. "Gak bohong, loh. Gue sayang sama San. Lebih sayang sama San malah, dari pada sama lo."

Hongjoong sedikit tersenyum. "Lo punya ukuran rasa sayang di pertemanan?"

"Lo aja bikin kita semua sepuluh level jauh di bawah Seonghwa." Juyeon menggerutu tetapi dengan bercanda. "Sini ngobrol sama gue. Katanya nyaman setiap nyerita sama gue di saat yang lain bikin pusing. Lupa lo, yang nemenin lo sepanjang Maret ke April kemarin siapa? Gue, cuy! Gue bahkan rela lo yang milih mau ngewein cewek bagian depan atau belakang."

Hal itu membuat Hongjoong menurunkan lengan dan mendengus. "Gue gak mood ngomongin perngewean."

"Anjir, lo jadi impoten?"

Ucapan Juyeon membuatnya mendapatkan toyoran di dahi.

Juyeon menyentuh dahinya sendiri dan menggerutu kecil. "Dulu Wooyoung seneng banget noyor dahi gue. Jadi nostalgia."

"Najis." Hongjoong membalas, mulai menatapnya. "Katanya udah selesai sama Wooyoung, karena takut nyakitin dia, karena lo udah cuma lihat dia secara seksual?"

"Udah, kok." Juyeon mengangguk, pasrah. "Ya, tapi gue manusia biasa yang punya memori indah. Perasaan itu pernah ada. Sekarang, gue udah sangat senang kalau Wooyoung bahagia sama San. Cuma masalahnya, San malah sempat pengen lebih sama gue."

Hal itu membuat Hongjoong menggelengkan kepala. "San salah ngartiin, gue rasa. San pengen lo sebagai sosok paling dekat sama dia, kayak kakak. San itu setiap sama Seonghwa, dia ngurusin. Sama gue, dia sok ngurusin. Sama lo juga demikian, soalnya lo agak bego, tapi dia juga senang diurus sama lo, yang mana gue yakin, kalau gue dan Seonghwa balas ngurusin dia, dia juga bakal kayak gini."

Juyeon menahan tawanya. "Paling paham San rupanya, tapi galak amat tadi."

"San harus jauh dari gue." Hongjoong memalingkan wajah, ketika mereka kembali pada topik utama. "Gue gak siap soalnya. Jadi mending, kayak gini aja."

Tetapi Juyeon yang belum paham, tetap tak setuju. "Tapi lo jahat. Lo tau San anaknya bakal bacot ngerecokin lo, tapi tadi dia cuma nurut aja? Itu anak khawatir sama lo."

"Hm..."

"Itu anak sampai patah tulang buat nyariin lo, loh..."

Saat itu, Hongjoong kembali menatap ke arah Juyeon. "Juy, lo tau gak, gue gak benar-benar sakit, karena luka gue ini sepele? Gue bisa mukul lo, loh."

"Mukul gue karena nyadarin lo sama realita?" Juyeon menambahkan, dengan mengedik menuntut. "Asal lo tau, gue masih kesel sama San karena dia bikin gue ngerasa terbatas buat perhatian sama dia. Gue gak mau dia salah nerima rasa sayang gue sama dia. Sebelumnya, gue ngerasa aman-aman aja karena tetap bakal ada lo. Sekarang lo juga mau ngehindar dari dia. Terus? Kita berdua malah bikin dia ngerasa kesepian sekaligus dong?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang