Octagon 3 - 85 : Tiga Mei, The 3rd Movement Pt. 8

240 37 33
                                    

Sambil mendesah napas cukup kasar, Hongjoong bangkit dari posisi duduknya, tepat jelas setelah melihat Lino berdiri di muka pintu itu. Adalah gerakan cukup cepat dari Hongjoong bereaksi, yang membuat Yunho dan Juyeon agak terkesiap, dan langsung ikut berdiri untuk menyusul.

Dalam satu gerakan dengan gestur menantang, Hongjoong langsung bertanya pada satu sosok yang bertanya sebelumnya itu. "Mau ngapain?"

"Seonghwa minta keluar beli es krim." Lino menjawab santai.

Tetapi Hongjoong tak dalam keadaan santai. Ketika langkahnya semakin dekat, Yunho berusaha menghentikannya, tetapi Hongjoong sendiri langsung menepisnya. "Terus?"

"Terus?" Lino kebingungan, ini memang nyata. "Terus apa maksudnya?"

Kala itu, Hongjoong mengedik lagi dengan kasar. "Mau bawa Seonghwa ke rumah lo lagi?"

"Hongjoong..." Juyeon ikut berucap dari belakang.

Sedangkan Lino terkejut, menatap Hongjoong yang kini berdiri di hadapannya. Lino hanya menjawab, dengan sudut pandangnya sendiri. "Seonghwa mau balik ke rumah gue?"

Merasa pembicaraan tak bertemu jalur, Hongjoong mengedik lagi, kasar padanya. "Ngapain sih lo ke sini?"

"Gue mau ajak Seonghwa jalan." jawab Lino.

Yunho sampai di dekatnya, mencoba menarik lengan Hongjoong mundur. "Lo istirahat. Sore nanti kita mau pergi."

Tetapi bukan hal tak terduga, Hongjoong menepisnya. Ada satu hal yang mengganggu Hongjoong; belum selesaikah mereka? Ya, sebenarnya jika melihat waktu yang diberikan, Hongjoong meminta Seonghwa pergi sampai dirinya menjadi ketua.

Namun... Hongjoong sudah membunuh untuk Seonghwa.

Seharusnya sudah selesai, bukan?

"Seonghwa. Gue cuma dateng buat ajak Seonghwa ke—"

"Kemarin ngewe di sini?" Hongjoong memotong cepat, mengedik ke arah belakang.

Juyeon yang membulatkan mata, segera menghadang arah menatap Hongjoong dan Lino, berada di antara tubuh keduanya, dengan menghadap pada sang tamu. "Udah. Lino, kalau lo mau jemput Seonghwa, dia ada di baw—"

"Lo kemarin ngewein Seonghwa karena apa? Belum paham posisi lo itu siapa?"

Balasan lagi dari Hongjoong menghasilkan Yunho menarik lengannya lagi, takutkan pertengkaran. "Hongjoong, ayo...!"

Tetapi Lino yang melirik ke belakang, pada sofa, yang dimaksud—dan mengonfirmasi Hongjoong yang melihat arah tatapannya—membuatnya menggelengkan kepala. "Sorry. Gue gak maksud gak sopan tapi—"

"Anjing—!"

"Udah!" Juyeon langsung menyela sebelum terjadi sesuatu—kini posisi tubuh menyamping agar bisa menghadap Hongjoong juga Lino. "Fokus sama yang lagi kejadian di sini, oke?!"

"Kok ribut?"

Satu suara menginterupsi.

Junhong muncul, melihat keadaan, lalu berhenti pada Yunho, seolah tak mau ikut campur.

Karena itu, seluruhnya melihatnya, yang hanya terkekeh sembari memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya.

Selagi Junhong, menghentikan tatapan pada Yunho. "Temen lo—Mingi, mana?"

"Di bawah." Yunho menjawab dalam rasa bingung.

Junhong pun mengangguk, berjalan masuk lalu menepuk lengan Yunho sekilas, untuknya beranjak ke bawah. Tanpa ada basa-basi lagi, tanpa ikut campur juga. Junhong pun menghilang, setelah menuruni tangga memutar tersebut cukup cepat.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang