Octagon 3 : 70 - Dua Mei, Dua Berlawanan Pt. 9

252 38 44
                                    

Kepalanya berat, tetapi San memaksakan diri untuk bangun.

Bagaimana tidak? Satu panggilan masuk, terdengar menggila mengacaukan keadaan tidurnya, membuatnya menjadi sangat waspada. San segera mendudukan diri, lalu meraih ponsel pintar Seonghwa yang masih tersambung dengan kabel, untuk melihat bahwa ada panggilan masuk dari satu nomor.

Nama membantunya mengenali; itu dari Younghoon.

Sehingga, di pukul setengah tiga sore itu, dengan dirinya yang baru terlelap sebentar, San mengangkat panggilannya.

Sebelum San sempat menanyakan apapun, satu suara terlah membuatnya benar-benar terjaga. 

Younghoon terdengar sangat panik dari seberang. "San, lo bisa ke sini? Gue kewalahan!"

"Kenapa?" San tergesa untuk bertanya.

Selagi Younghoon pun terdengar demikian. "Juyeon! Juyeon ribut! Juyeon ngajak berantem orang dan--"

"Anjing...!" San mengumpat, lalu turun dari kasur dan segera melirik ke kanan dan kiri untuk mencari jaketnya. "Gue ke sana sekarang!"

"Oke! Kalau bisa gak usah ajak Wooyoung. Biarin dia istirahat."

Terputus.

Dalam keputusan cepatnya juga, San berpikir untuk tidak membangunkan Wooyoung--yang bahkan tak terusik di sana. Sehingga, San mengenakan jaketnya, menatap sedikit khawatir, sebelum mendekat. Hanya untuk San memberikannya satu kecupan di samping kepalanya, lalu beranjak pergi, ke luar dari kamar hotel tersebut.

Sebisa mungkin, secepatnya, dari hotel yang hanya berjarak sekitar seratus meter dari rumah sakit tersebut.

.

.

.

Lino memasuki powder room, meninggalkan Seonghwa seorang diri, setelah sesi yang tak bisa dijabarkan yang keduanya lewati.

Namun, Seonghwa sendiri tak mau memikirkannya. Dengan lemas dirinya, setelah persetubuhan singkat mereka, yang merupakan kali kedua tanpa pengaman tersebut, membuatnya tak bisa berpikir. Terlalu intim, Seonghwa tak berani untuk menjabarkannya di kepala.

Rasa lemas ini pun bukan dirinya yang biasanya; Seonghwa tengah dalam keadaan tak sanggup.

Sehingga, Seonghwa perlahan mengenakan celananya, dimulai dari celana dalam. Ketika memasuki celana jeans-nya--karena semula hendak pergi bersama Jongho--Yunho masuk ke dalam sana.

Tetapi Seonghwa tak ada niat untuk menyembunyikannya.

Yunho sendiri, mendekat, sembari melirik ke arah di mana Lino menghilang di balik pintu itu.

Jadi, Seonghwa hanya mengenakannya sambil menatap lurus pada Yunho, dengan tatapan lelahnya.

Selagi Yunho, menarik napasnya pelan, lalu mendudukan dirinya. "Kenapa?"

"Gak ada alasan." Seonghwa menjawab, tahu bahwa Yunho sepertinya paham atas apa yang terjadi.

Yunho sendiri melihat sedikit jejak sperma, terdapat di atas salah satu sofa tersebut. "Ini salah Seonghwa."

"Sama kayak waktu dulu, gue lakuin ini sama lo, saat gue masih pacar Younghoon." Tak ada energi, tak bertenaga, tetapi Seonghwa masih menjawabnya. Seonghwa pun mengancingkan celananya secara hati-hati. "Sama aja, kok. Bedanya, bukan lo."

Menatapnya, Yunho menarik napasnya kembali, cukup kasar, untuk sedikitnya memberitahu situasi. "Hongjoong lagi capek, Seonghwa. Banyak yang dia urus..."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang