Octagon 3 - 62 : Dua Mei, Dua Berlawanan Pt. 1

262 31 31
                                    

"Di sini?"

Pertanyaan dalam rasa bingung, diucapkan oleh Mingi, yang duduk di kursi belakang seorang diri sembari melihat ke arah kaca mobil di sampingnya, begitu mobil mereka berhenti.

Yunho yang mengemudikan mobil ikut melihat ke samping, selagi Hongjoong di sampingnya yang semula mengarahkan hanya bersandar pada jok. Di mana Hongjoong, melirik ke arah ponselnya yang ditekan pada kunci, hanya untuk melihat waktu.

00:34 AM.

Sekitar satu setengah jam, mereka akan menunggu.

Sekitar satu setengah jam juga, mereka akan bersiap.

Walau nyatanya, kebingungan masih membelenggu untuk Yunho dan Mingi, yang belum tahu jelas akan, mengapa mereka ada di depan rumah lama mereka di tengah malam itu.

Tahu bahwa Hongjoong juga harus sedikit membuka garis besarnya, laki-laki yang merupakan ketua band mereka pun membuka kunci layar ponselnya, hanya untuk menggulir asal. Untuknya mulai untuk berucap, menikmati posisinya saat itu.

"Waktu gue di rumah Sadewa, gue ketemu Soobin. Soobin dibelenggu—ini bukan kiasan, memang kayak gitu." Hongjoong berucap, tatapannya terfokus pada layarnya. "Ada semacam GPS di kakinya, yang bakal ngasih alarm kalau dia keluar dari koordinat tertentu. Dan itu cuma sekitar setengah keseluruhan rumahnya."

Jelas, baru kalimat awal, Mingi dan Yunho sudah dikejutkan, secara teramat.

Hongjoong sudah menduga, toh dia pun demikian. "Di villa lalu, waktu gue main catur sama dia, itu pertama kalinya juga gue lihat, Soobin yang sebenarnya. Gue sempat lihat Seungcheol... dan Suzy, kayak punya suatu beban. Akhirnya terjawab di percakapan gue sama Soobin, waktu itu."

"Ada apa?" Mingi yang paling bertanya, penasaran.

Selagi Hongjoong melirik sekilas, lalu mengedik padanya. "Hidupnya menderita. Percaya atau enggak, kalau kalian berdua punya niat buat nyakitin dia, gue bakal belain dia dari pada lo berdua."

"Gak apa." Mingi menjawab, memundurkan tubuhnya lagi. "Gue udah bilang sebelumnya... kalau memang Soobin itu antara gak peduli mau hidup atau mati..."

"Dia pengen hidup." Hongjoong menjawab. Sedikit melirik Yunho di sampingnya. "Apapun urusan lo sama Soobin, berhenti di titik ini. Semua hal yang lo lakuin setelah ini, bakal terus gue perhatiin, Yun."

Yunho langsung menelan ludahnya; namun dirinya paham. Mereka terikat bukan hanya sebagai lingkaran dalam, tetapi orang tua mereka pun, berada di Antara.

Dalam posisi, baik Ayah Hongjoong, pun Hongjoong sendiri, lebih tinggi darinya.

"Dan lo berdua," Hongjoong bicara lagi, melihat ke arah keduanya. "Lo berdua masih mau ngapa-ngapain?"

Mingi melihat ke arah Yunho—tatapannya justru merasa bersalah.

Sedangkan Yunho menarik napas pelan, tersenyum tipis. "Fokusin gue di lingkaran dalam, Hongjoong. Gue cuma ngerasa hilang akal aja, karena sejujurnya lagi... beneran lost."

"Bagus." Hongjoong mengunci layar, untuk melihatnya. Tersenyum, mengangguk, tetapi terkesan menekan. "Bagus, Yun. Niat gue memang pengen lo, bisa nerusin gue nantinya. Dengan catatan, lo harus bisa mikir bener."

Yunho membalas tatapan, untuk melirik sekilas pada Mingi di belakang. "Sorry, Gi. Rasanya, gue memang susah banget kalau mikir harus jauh dari lo."

Dalam diam Mingi mengulum bibir bawahnya, dan membuang pandangan di sana. Setidaknya, Hongjoong telah tahu, dan Mingi tak perlu ketakutan, tak mendapat kepercayaannya lagi.

.

.

.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang