Seluruhnya telah rampung, selesai.
Ketika San dan Jongho sampai, seluruhnya tengah menyibukkan diri sendiri di lantai atas tersebut. Sebagian duduk di meja makan, sebagian mengisi ruang santai. Sebagian juga tak terlihat, mungkin berada di kamar.
Ah, sepertinya Wooyoung tak ada sekitar. Mungkin di bawah?
Untuk memulai pembicaraan, San memilih untuk menghampiri meja makan. Walau terdapat Hongjoong di sana, tetapi tujuannya adalah Yunho dan juga Mingi, yang tengah duduk berdampingan—mengupas buah masing-masing.
San melepaskan jaketnya, kemudian mendudukkan diri di salah satu kursi kosong, dari lima tersisa. "Rumah udah beres. Semua barang juga udah gue cek, gak ada yang nyisa. Buat beberapa kerusakan kecil, juga lukisan, kata beliau gak apa-apa."
Saat itu, Hongjoong yang tengah menunduk memainkan ponselnya, di samping Yunho, langsung bereaksi. "Beneran? Gak apa kalau butuh ganti, gue bayar."
Sejujurnya San terkejut karena direspon.
Hanya saja, rasa nyeri itu, menguasainya seketika. "Gak perlu, Hongjoong. Guci juga gak perlu, soalnya, lo mecahinnya ke lukisan, gak jadi ke kepala gue."
Saat hal itu disinggung, Jongho yang tengah melepaskan jaketnya untuk menghampiri Juyeon dan Younghoon pun terhenti. Yunho menaruh pisaunya, Mingi hampir bereaksi.
Hongjoong hendak bertindak.
Namun San mendahuluinya dengan kekehan pelan. "Gak apa-apa, serius. Kalau lo bisa, harusnya pecahin aja ke kepala gue. Toh kedepannya gue lihat, hidup gue tetap kayak gini."
"San..." Mingi berbisik tak menyukainya.
Sedangkan San, mengatupkan bibirnya rapat, lalu bertanya. "Kenapa? Gue cuma ngomongin fakta, soalnya—"
"Dah, gue gak mau ada kayak ginian, anjing." Juyeon bergegas bangkit, berlari kecil menaiki dua anak tangga dan langsung menghampiri cepat. "Lo—Hongjoong, ngobrol sama San. Masing-masing dari lo harus tau keadaan satu sama lain. Biar San gak neken lo, dan lo gak neken Hongjoong." lanjut Juyeon, menunjuk ke pihak yang dimaksud.
Hongjoong mematikan layar ponsel, dan kemudian menaruhnya di atas meja.
Selagi San, balas menatapnya, dengan datar. "Gue gak ada masalah, Juy. Hongjoong yang benci gue karena gue gak bisa ngelindungin Seong—"
"Ada yang lebih penting dari itu! Kita ngomongin yang bisa kejadian, bukan yang udah kejadian!" Juyeon agak menekan, membentak.
San membalasnya dengan mengedikan bahu. "Gue gak masalah kalau gue salah lagi."
"Hongjoong sama San, mending ngobrol berdua." Younghoon pun ikut mendekat di sana.
Bahkan Jongho, yang menyetujui. "Kak Hongjoong, ayolah."
"Ayolah apa?" Hongjoong meliriknya sedikit sinis. "Gue gak ngapa-ngapain lagi, Jongho. Gue ngurusin urusan bokap gue, ngadain dinner, sama bokap dan nyokap Yunho, bahkan bokapnya Yeosang yang bakal datang besok siang."
"Iya, tapi lo punya sesuatu ngeganjel sama San." Younghoon mendekat untuk menarik lengannya, memastikannya meraih bagian kiri. "Ayo. Gue gak mau kayak gini lagi. Kita punya banyak masalah."
"Gue punya janj—"
Juyeon mengerang kesal, untuk menarik San juga, menghentikan kalimatnya. "Gak ada alasan. Lo sama Hongjoong ke bawah. Ngobrol privat berdua."
Tak ingin diperintah, Hongjoong menjauhkan diri dari Younghoon lalu bergegas mendahului langkah menuju ke arah tangga, arah bawah. Hongjoong menuruni tangga berbentuk lingkaran tersebut, dan selanjutnya, membuat San mendesah pasrah untuk mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 1
FanfictionTHE FINAL OF THE TRILOGY. Starts : April 1st, 2023