---
(02)
Ft. YeonbinTernyata kebahagiaan itu hanya bisa Jungkook rasakan selama dua tahun saja, karena tepat dihari ini, mimpi buruk itu kembali mendatangi dan membuat anak sulungnya kembali mendapat serangan pagi tadi. Tergeletak lemah dibawah ranjang dengan posisi meringkuk. Merintih menahan sakit, bersahutan dengan suara tangisan Soobin yang nampak shock melihat kondisi kakaknya yang begitu mengenaskan lalu berseru keras memanggil Jungkook yang saat itu masih sibuk membuat sarapan di dapur.
Dengan langkah tergesa seusai memastikan kalau kompornya telah sepenuhnya padam, menghampiri keduanya dengan Soobin yang menatapnya dengan wajahnya yang tampak kacau. Penuh dengan bulir air mata yang terus mengalir kedua pipinya yang tirus. Napasnya terdengar berat yang membuat perasaan Jungkook semakin tidak keruan. Meraih ponsel yang ada dikantungnya dan langsung mendial nomor Namjoon yang berada di daftar teratas dan berharap kalau sang kakak ipar bisa membantunya. Namun berkali-kali ia mencoba, tak juga ada tanggapan yang berarti dari pria Kim itu yang semakin membuatnya kalut dan berakhir nekad membopong Yeonjun dengan tangannya sendiri dan membawanya ke rumah sakit. Beserta Soobin yang coba samakan langkahnya yang terasa begitu cepat untuk sepasang kaki si bungsu yang mungil hingga beberapa kali tertinggal dibelakang dan nyaris terserempet beberapa kendaraan yang melintas membuat bocah yang kini berusia 10 tahun itu mengerut takut, namun hanya bisa menangis tanpa suara sembari terus mencoba mengekori sang ayah yang malah kini mencoba berlari cepat di depan sana yang tentunya semakin membuatnya tertinggal jauh.
Soobin menyerukan nama sang ayah berulang kali, berharap Jungkook akan mendengarnya dan menyadari kalau dirinya tertinggal, namun nyatanya tidak. Pria itu benar-benar menghilang dari jarak pandangnya dan membuatnya terseguk. Merasa begitu sedih karena merasa tidak diperdulikan lagi oleh ayahnya dan berakhir terduduk lemas di dekat trotoar. Menekuk kedua lututnya yang kini ia peluk dengan erat guna meredam suara tangisannya yang mungkin saja mengganggu orang-orang yang melintasi jalanan tersebut. Juga sembunyikan wajah kacaunya karena terlalu lama menangis.
Hanya itu yang bisa bocah itu lakukan sekarang, sembari berharap akan ada seseorang yang akan membantunya untuk menyusul sang ayah serta kakaknya yang mungkin sudah sampai di rumah sakit.
.
.
"Aku tahu kau begitu mengkhawatirkan kondisi Yeonjun dan diliputi rasa kalut. Tapi, kau juga harus tetap ingat kalau bukan hanya Yeonjun yang membutuhkan semua afeksi penuh darimu, tapi Soobin juga. Kau juga tidak mungkin lupa kalau anak bungsumu ini mengidap penyakit yang tak kalah seriusnya dari Yeonjun. Untung saja, salah satu temanku mengenalinya dan langsung menghubungiku. Kalau tidak? Entah bagaimana nasib keponakanku yang manis sekarang..."
Namjoon menarik napasnya dengan panjang. Benar-benar merasa lelah lahir maupun bathinnya. Mau marah pun percuma, karena ia pun ikut andil dalam hal yang kini menimpa keluarga kecil Jeon karena ia luput untuk mengecek ponselnya dan tidak menyadari kalau sang adik ipar sudah puluhan kali mencoba menghubunginya karena sibuk dengan tugasnya di rumah sakit dan membuat Jungkook harus menangani keadaan genting itu seorang diri dan berakhir membuat ayah dua orang anak itu nyaris kehilangan buah hatinya yang lain yang tidak sengaja ia tinggalkan ditengah perjalanannya membawa Yeonjun ke rumah sakit karena si sulung tiba-tiba mengejang dalam gendongannya yang tentunya membuatnya panik luar biasa dan hanya memikirkan bagaimana caranya mereka sampai di rumah sakit tepat waktu agar si sulung bisa diselamatkan dan melupakan kalau ada sosok lainnya yang harus ia jaga dengan sebaik mungkin. Sosok yang usianya dua tahun lebih muda dari sang kakak dan pengidap kanker paru-paru stadium dua yang sudah seharusnya mendapatkan perhatian eksta dari orang-orang disekitarnya, terutama Jungkook yang notabene ayahnya.