----
Sunny tak pernah menyangka mendapat kebahagiaan yang lain setelah menerima Suho sebagai pendamping hidupnya, anugerah paling indah sebagai wanita didunia.
Jadi seorang ibu,
Dan memiliki kedua putra kembar yang lucu dan aktif walaupun sifat dan tingkah laku keduanya cukup bertolak belakang.
Si kakak kembar terlalu pendiam untuk ukuran balita yang baru menginjak umur satu tahun dua bulan yang lalu, sampai membuat ia dan sang suami memeriksakannya ke dokter spesialis karena takut putra manis mereka mengalami kelainan pada pendengaran atau suaranya dan ternyata semua ketakutan mereka tak terbukti, Jung Yoongi hanya terlalu malas untuk berinteraksi dengan sekitarnya, balita itu hanya akan mengeluarkan suara berupa tangisan kalau ia merasa lapar, mengantuk dan juga merasa tak nyaman jika muatan popoknya penuh akibat dirinya pup selebihnya Yoongi hanya diam, duduk manis dikarpet berbulu hitam bergambar Kumammon diruang tengah rumahnya dengan berbagai mainan yang dimiliki bocah manis itu.
Lain lagi dengan adik kembarnya,
Sang mentari,
Julukan yang pas untuk sang balita yang punya senyuman hangat layaknya mentari dimusim semi. Berbeda dengan Yoongi yang layaknya salju dimusim dingin, Jung Hoseok atau kerap disapa Hosiki ini pembawaannya hangat dan ceria. Sering berbaur membuat semua orang gemas padanya, senang berdekatan dengan siapa saja walaupun terkadang terkesan cengeng dan manja tapi bagi Sunny dan Suho itu terasa menyenangkan.
Perbedaan kedua putra kembar mereka tak membebani Sunny dan Suho, mereka menganggapnya keunikan si kembar. Kembar itu tak melulu selalu harus sama kok, karena perbedaan adalah warna, penghubung yang erat dalam jalinan persaudaraan si kembar agar memahami satu sama lainnya dan kedua putra kembarnya mengerti itu dengan baik kalau mereka sama-sama sukar dipisahkan.
.
.
.
"Mainan bebek karetnya jangan dimakan ya nak, duh yaampun bebeknya penuh air liurmu nak."pinta Sunny agar Hosiki berhenti menggigiti mainan bebeknya karena kini mainan itu sudah penuh dengan air liur si balita yang nampak tak rela kesenangannya terusik, mencebik sedih dengan manik terangnya yang mulai berembun lalu didetik selanjutnya tangisnya pecah dengan keras sukses membuat Yoongi sang kakak kembar yang tadinya hampir terpejam diatas boneka kumammon raksasa yang ditidurinya kembali terjaga, mengucek matanya dan memandangi Hosiki dalam diam lalu beranjak mencoba berdiri dengan berpegangan pada sisi sofa yang ada diruang tengah rumah mereka, mendekat kearah sang adik yang enggan menghentikan tangisan hebohnya lalu memeluknya dari samping, menenangkan kembarannya dengan gumaman khas balita membuat tangisan heboh itu mereda dan berganti senyuman secerah mentari, menyilaukan Sunny yang kini mengerjap takjub. Luar biasa.
"Ya Tuhan, manisnya kedua putraku. Rasanya aku tak mau mereka tumbuh besar, ingin melihat mereka seperti ini saja."gumamnya lalu menertawakan dirinya sendiri sebelum memilih mengambil kamera polaroidnya yang ada dikamar lalu mengambil beberapa bidikan yang menurutnya terlihat lucu. Si kembar memang selucu itu.
"Ya ampun, manisnya. Kakak sayang Hosiki ya ? Bobo yang nyenyak ya malaikat-malaikat kecil mommy. Mommy mau masak makan siang dulu."
Sunny nampak terharu melihat Yoongi yang membiarkan perutnya menjadi bantalan kepala adiknya yang kini tertidur di karpet berbulu, kompak mengemut jempol masing-masing. Hatinya menghangat. Keduanya tau arti ikatan persaudaraan. Setelah memberi kecupan didahi si kembar, ia beranjak kembali kedapur. Membuat santapan spesial untuk dirinya dan si kembar. Suho ? Mereka akan bertemu di waktu makan malam, seperti biasa.
.
.
.
"Huuue, bubu dedek Yoon nakal. Tangan Jin digigit..."adu bocah 5 tahun yang tak terima tangannya digigit oleh Yoongi yang menatapnya datar, Sunny tersenyum kikuk pada Luhan yang tersenyum maklum, mengambil alih Jin yang terisak kedalam gendongannya, mencoba menenangkan putranya. Sunny menghela nafas lalu mendekati si kembar yang kini saling berbalas celotehan, tidak tidak, itu Hosiki yang berceloteh Yoongi hanya menanggapi seadanya. Haduh.