---
Hi, remember me? 🙃
.
.
.
---
Jeongguk tidak mengerti mengapa dirinya memilih pergi ke tempat ini dan hanya termangu seperti orang bodoh tanpa berniat memberitahukan sang empu rumah hanya untuk sekadar melongokkan kepala kearahnya. Mendesah lelah dan meraih ponselnya, mencoba mengabari sang empu rumah yang nyatanya tak langsung memberi tanggapan hingga percobaan kesekian dan nyaris membuatnya menyerah dan bersiap untuk pulang. Namun suara derit pintu gerbang yang berisik membuatnya urung dan alihkan atensi kearah Taehyung yang nyatanya datang menghampirinya dan tampak begitu menggemaskan dengan stelan piyama berwarna biru yang kenakannya membuatnya menahan senyuman di sudut bibir. Menarik kunci motor dari slot dan mengantonginya, beranjak dari motornya lalu hampiri Taehyung yang berjalan dengan langkah sepelan siput. Kekehan kecil keluar dari ranumnya, bentangkan kedua tangan guna menyambut si cantik yang kini menyusup ke dalam rengkuhan dengan kerucutan lucu di bibirnya. Lagi, Jeongguk terkekeh. Mengeratkan pelukan dan bubuhi beberapa kecupan di pucuk kepala Taehyung yang kini mendongak kearahnya. Menatapnya tepat dimana hingga beberapa sekon setelahnya sebelum kembali sembunyikan wajahnya di permukaan dada Jeongguk yang terlapisi hoodie berwarna hitam. Jeongguk menggigit bagian dalam pipinya, tidak kuat menahan serangan gemas yang Taehyung berikan padanya malam itu. Hhh, rasanya ingin ia masukkan si cantik ke dalam kantung dan ia bawa pulang. Tapi, sayangnya ia masih sayang nyawa dan tidak ingin membuat Taehyung menjanda sebelum menikah. Jadi, mungkin harapannya tadi hanya akan berakhir angan semu belaka. Huhuhu so sad ):
"Maaf ya, aku jadi ganggu kamu malam-malam kayak gini."ucap Jeongguk penuh sesal, menatap Taehyung yang masih bergeming dalam dekapan dan sibuk menghidu aroma khas yang menguar dari tubuh Jeongguk. Helaan napas pelan terdengar dengan sebelah tangan yang Jeongguk arahkan pada dagu mungil Taehyung agar si cantik menatapnya. Keduanya bersitatap. Lekat dan dalam, tenggelam dalam iris masing-masing hingga beberapa saat sebelum akhirnya Taehyung alihkan pandangan lebih dulu dan mencebikkan bibirnya dengan lucu,"iya, soalnya kan kamu emang hanya ingat aku saat butuh aja. Ya, kayak sekarang ini—hhh, kayaknya aku sampai bosen buat ingetin kamu tentang bahayanya balapan liar dan apa ini? Kamu pasti berantem sama lawan kamu lagi kan? Hhh, Gguk, bisa engga sih kamu tuh engga melulu andalkan emosi untuk menyelesaikan sebuah masalah hmmmp—"
"Bawel!"cibir Jeongguk setelah lepaskan pagutannya pada belah ranum Taehyung yang kini tinggalkan jejak basah membuat si cantik mendecih dan menyeka ranumnya dengan kasar. Mendelik tajam kearah Jeongguk yang meringis pelan. Okay, Jeongguk sepertinya kamu akan lebih lama disini guna membujuk sang singa betina yang tengah merajuk. Huft.
"Sssh, iya deh maafin aku dan lagi aku engga melulu datang kesini pas butuh doang kok. Buktinya, kalau kamu tiba-tiba kepengen sesuatu dan minta aku buat cari dan ku beliin tetap ku lakuin, kan? Jam berapa pun itu. Mau panas, hujan aku tetap berangkat. Gas ngeeng tanpa ajukan protes dan aku pikir itu adil."tukas Jeongguk ajukan pembelaan yang lagi-lagi mendapat cibiran dari Taehyung,"iya deh si paling adil."dan melengos kearah lain, pandangi jalanan yang begitu lengang di depan sana. Ini memang sudah tengah malam omong-omong, jadi wajar saja kalau di sekeliling mereka sangat sepi.
"Yaudah masuk dulu. Tunggu di teras aja. Aku mau masuk ke dalam dulu buat ambil kotak obat—eum, mau aku bikinin minuman hangat sekalian engga?"kata Taehyung sekaligus menawarkan Jeongguk untuk membuatkannya minuman hangat untuk meredakan hawa dingin yang menusuk malam itu. Jeongguk mengangguk menurut membuat Taehyung lantas menggandengnya menuju beranda rumah sewanya dan ia pun mendudukkan diri di salah satu kursi kosong yang ada disana sedangkan Taehyung sendiri kini siap untuk beranjak masuk ke dalam rumah, namun baru dua langkah, namanya di panggil oleh Jeongguk yang kini memasang wajah memelasnya yang tentunya membuat si cantik menaikkan sebelah alisnya, heran,"kenapa lagi?"sahutnya ketus membuat si bungsu Jeon mencebik sedih, tertunduk dan arahkan pandangan kearah perutnya dan kembali arahkan pandangan kearah Taehyung yang kini memasang wajahnya datar. Ia tahu maksud yang coba disampaikan kloningan kelinci itu—minta makan. Hm.
"Iyaa, nanti aku bikinin. Mie rebus pakai ekstra telor aja ya? Aku belum sempat belanja soalnya jadi stok yang ada di rumah terbatas."dan lagi-lagi Jeongguk menuruti. Taehyung manggut-manggut lalu lanjutkan langkah kearah dapur dan siapkan makanan serta minuman hangat untuk Jeongguk dan setelah rampung, ia pun langsung meraih kotak obat dan membawanya bersamaan dengan nampan berisi semangkuk mie rebus dan juga satu mug berisi susu cokelat. Kembali hampiri Jeongguk yang sibuk main gim online di ponselnya. Berdeham pelan dan membuat si tampan alihkan atensi kearahnya sembari mengulum senyuman dan mengambil alih nampan tersebut sebelum menaruhnya di dekatnya. Menepuk sisi kosong lainnya agar Taehyung duduk disana. Kali ini Taehyung yang menurut dan tempatkan dirinya disana dengan nampan tersebut sebagai penyekat diantara keduanya. Lagi, mereka bertukar pandangan dengan Taehyung yang langsung memberikan isyarat pada Jeongguk agar segera menyantap mie yang tadi ia buatkan selagi hangat. Jeongguk mengangguk samar dan raih mangkuk mie itu lalu menyantapnya perlahan, sempat pula ia tawarkan pada Taehyung yang menggeleng kecil karena merasa tidak lapar. Jeongguk manggut-manggut dan kembali lanjutkan acara makannya hingga isi mangkuknya tandas tak bersisa diiringi suara sendawanya yang cukup keras dan mengundang kernyitan jijik dari si cantik. Jeongguk tertawa geli karenanya dan menyambar mug berisi susu cokelatnya. Menghidu aroma khasnya lebih dulu sebelum menyesapnya lamat-lamat hingga setengah bagian dan tidak melanjutkannya karena kenyang lalu menaruhnya agak jauh darinya agar tidak tumpah dan semakin membuat Taehyung kerepotan. Kali ini Taehyung beringsut mendekat, bersiap mengobati luka Jeongguk sebelum infeksi dengan kapas yang sebelumnya ia bubuhkan air bersih dan membersihkan lukanya lebih dulu sebelum bubuhkan dengan revanol dan juga menutupnya dengan plester luka. Setelah rampung, Taehyung langsung membereskan semuanya dan menaruhnya di dekat nampan berisi bekas makan Jeongguk tadi diiringi hening yang perlahan menyelimuti keduanya karena tidak tahu harus obrolkan hal apa. Taehyung melirik kearah Jeongguk yang malah arahkan tatapan kearahnya dengan lamat, tanpa kedip membuatnya mendengus, mencoba untuk tidak tersipu atau semacamnya sekali pun gagal karena rona tipis itu lebih dulu muncul sebelum ia sempat mencegahnya. Cih, lemah sekali. Rutuknya.
"Udah malem banget dan lebih baik lo balik sebelum di grebek pak erte."katanya dengan nada gugupnya membuat Jeongguk terkesiap dan mengerjap pelan sebelum akhirnya mengangguk paham. Beringsut bangkit dari duduknya dan siap untuk beranjak pulang,"yaudah, gue balik dulu ya, Tae. Ehm, makasih juga untuk malam ini. Buat makanan dan udah mau obatin luka-luka di muka gue."
"Hm, asal jangan diulang lagi. Gue harap ini terakhir kalinya gue obatin muka bonyok lo dan engga ada lain kali."namun kali ini Jeongguk bergeming, tak berikan tanggapan yang ia harapkan. Lagi, Taehyung mendengus. Marah pun percuma, karena beginilah Jeongguk dan akan sangat menyebalkan jika ia harus repot-repot memaksa Jeongguk untuk mengubah kebiasaannya itu sekali pun itu untuk kebaikan si tampan. Ya, mau bagaimana lagi, mengubah kebiasaan dan sifat orang kan tidak semudah membuat telur gulung. Ck, ia jadi lapar karena mengingatnya. Huft..
"Udahlah, lupain aja. Jangan terlalu di ambil pusing juga. Udah sana balik dan jangan lupa kabarin kalo udah sampai rumah. Okay?"
"Okay."balas Jeongguk diiringi senyuman lembut. Mendekat kearah Taehyung dan bubuhkan kecupan ringkas di dahinya hingga sang empu memejamkan matanya. Menikmati sentuhan Jeongguk yang luar biasa lembut. Hatinya menghangat dan balas mengulas senyumannya kearah Jeongguk yang semakin menarik lebar kedua sudut bibirnya. Tepukan lembut menyusul setelahnya dan Jeongguk pun berbalik, menuju ke arah motornya dan beringsut menaikinya. Menyalakan mesin dan siap untuk melesat pergi. Menjauh dari arah pandangan Taehyung yang kini mendesah panjang. Meraih nampan dan juga kotak obat dan membawanya ke dalam rumah sebelum akhirnya kembali ke kamar dan lanjutkan tidurnya yang mungkin akan memakan waktu yang lama sebelum akhirnya kembali mengantuk.
Ah, ternyata Jeongguk sudah sampai. Ia juga tidak lupa ucapkan selamat malam untuknya yang membuat seulas senyuman kembali mengembang di wajahnya yang cantik. Hhh, mungkin menjalin hubungan dengan seorang ketua genk tidak begitu buruk.
.
.
.
Fin.