---
Seokjin dan Yoongi terkesiap, bangun dari tidurnya kala mendengar suara sengau seseorang. Itu suara adiknya Jeongguk yang ternyata telah bangun dari mimpi panjangnya. Seokjin menangis penuh haru sembari mengecupi sebelah tangan sang adik yang tersenyum lemah kearahnya. Yoongi pun merasakan keharuan sang sama. Akhirnya penantian panjang Seokjin berbuah manis. Adik kesayangannya akhirnya terbangun. Tuhan memang welas asih.
"Mau kakak ambil 'kan sesuatu? Gukie haus, mau minum?"dan anggukan kecil itu membuat Seokjin luar biasa senang. Dia benar-benar merasa begitu lega dan bahagia karena sang adik telah sadar dari komanya dan hasil pemeriksaan yang dilakukan para medis beberapa saat lalu menunjukkan kalau kondisi sang adik dalam keadaan baik dan dalam waktu 2 sampai 3 hari ke depan bisa di perbolehkan untuk pulang jika hasil pemeriksaannya tetap stabil. Seokjin sangat bersyukur karenanya.
"Lapar tidak? Kakak akan meminta pada perawat agar menyiapkan makanan untukmu."ujar Seokjin lagi dan kali ini di balas gelengan membuatnya tersenyum penuh pengertian. Adiknya masih butuh penyesuaian pasca koma. Tangannya mengusap lembut surai sang adik yang tampak menikmatinya dan kembali terpejam dan Seokjin yakin adiknya akan kembali bangun, tidak tertidur dalam waktu yang lama seperti sebelumnya.
"Tidurlah yang pulas, Gukie. Namun, ingatlah untuk kembali bangun karena ada kakak yang menunggumu terjaga dan kembali tersenyum lucu. Kakak menyayangimu, selalu..."
.
.
Hari ini Jeongguk pulang dan Wooyoung menawarkan diri untuk mengantarkan mereka sampai rumah. Awalnya, Seokjin menolak namun karena rayuan Yoongi dan rengekan Jongin yang membuatnya jengah membuat Seokjin akhirnya mengalah dan membiarkan anak majikannya itu mengantarkan mereka sampai ke rumah. Jeongguk sendiri sama sekali tidak mempermasalahkan dia pulang menggunakan apa. Asalkan, ada sang kakak di sampingnya. Hanya itu.
"Sudah selesai berkemasnya? Aku tunggu kalian di mobil, ya."ujar Wooyoung dan diangguki Seokjin yang tengah mengemasi barang-barang milik sang adik yang terlihat akrab dengan Jongin. Yoongi tidak ikut menjemput karena harus bekerja, mengamen dari tempat satu ke tempat lainnya. Terkadang dia juga mengikuti even besar. Dia itu pemusik yang handal.
Setelah rampung, Seokjin dibantu Jongin membantu mendudukkan Jeongguk di kursi roda karena pergelangan kakinya masih sakit dan masih dipasangi gips. Dokter menyarankan Jeongguk untuk menjalani terapi agar bisa kembali berjalan dengan normal tetapi, biayanya sangatlah mahal. Seokjin sama sekali tidak bisa membayarnya. Untuk makan sehari-hari saja dia berhutang pada Yoongi walaupun tetangganya itu sama sekali menganggapnya hutang. Yoongi mulai senang membantu sesama mulai sekarang. Begitu katanya namun, Seokjin sama sekali tidak mempercayainya. Dia tahu sekali, Yoongi melakukan itu hanya atas dasar kasihan padanya dan sang adik. Hanya itu.
"Hari ini Gukie pulang. Gukie senang?"tanya Seokjin sembari memasangkan tudung jaket pada kepala Jeongguk agar sang adik tidak kepanasan nantinya. Musim panas kali ini lebih ekstrim dibandingkan sebelumnya. Bocah itu mengangguk lucu, senyuman lebarnya terlukis jelas membuat Seokjin ikut tersenyum karenanya."anak pintar. Pulang sekarang, hm? Ayo, kalau begitu. Ehm, Jongin kau tidak keberatan 'kan kalau kau yang membawa tasnya?"
Jongin menggeleng, mengisyaratkan kalau dia sama sekali tidak keberatan untuk itu membuat Seokjin tersenyum lalu mulai mendorong pelan kursi roda yang tempati sang adik menuju lobby rumah sakit karena mobil Wooyoung telah menunggu di luar lobby. Jongin mengekor di belakang dengan tas ransel milik Woyoung yang berisi barang-barang Jeongguk berada di pundaknya. Dia ikut senang untuk kesembuhan adik dari teman baiknya itu.
.
Mereka telah sampai di rumah. Wooyoung dan Jongin langsung pamit pulang karena Wooyoung harus pergi ke kampus karena ada jadwal kuliah sedangkan Jongin harus kembali membantu sang ibu di tempat katering. Seokjin mengangguk paham lalu menitipkan salamnya pada mereka untuk kedua ibu mereka masing-masing karena telah begitu baik padanya dan Jeongguk dan Wooyoung bilang, dia akan menyampaikannya membuat beban Seokjin terasa berkurang.