Belajar dari kesalahan

188 8 0
                                    

---

Yoongi keluar dari Genius Labnya, mendapati Jimin yang tampak mencari-cari sesuatu sampai tubuh mungilnya membungkuk-bungkuk. Tanpa berucap apapun, dia menepuk bahu anak laki-laki itu dan membuat Jimin terperanjat kaget, mengelus dadanya pelan.

"Aish, kau mengagetkanku Hyung."ucapnya setengah kesal, Yoongi hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Kau kenapa ? Kau kehilangan sesuatu ?"tanya dengan nada datar luar biasa, Jimin menghela nafas.

"Ya, begitulah. Aku menghilangkan cincin persahabatan yang diberikan Taehyung minggu lalu namun aku tidak tahu benda itu jatuh dimana. Saat aku terbangun, cincin itu sudah tidak ada dijemariku."jawabnya dengan nada gusar yang begitu kentara, Yoongi mendengus samar dan akhirnya memutuskan membantu Jimin mencarinya disekitar Dorm mereka.

Bermenit-menit berlalu, benda bulat kecil itu tak kunjung ditemukan. Berhubung Yoongi sudah lelah dan malas, dia mengusulkan untuk bertanya pada Hoseok. Karena, anak laki-laki itu yang diberi tugas untuk membersihkan Dorm mereka. Dan akhirnya, Jimin kembali kekamarnya karena Hoseok ada disana. Mereka roommate omong-omong.

"Hobi hyung!"

"Yo, Chim ada apa ? Lho kok kenapa Yoon hyung kemari juga ?"tanya Hoseok keheranan mendapati Yoongi berkunjung kekamarnya bersama Jimin, Yoongi hanya diam dan malah membaringkan tubuhnya disamping Hoseok. Lelah katanya.

"Begini Hobi hyung, aku kehilangan cincin persahabatanku bersama Taehyung. Tadi malam masih ada tetapi sejak aku terbangun sudah tidak ada. Apa saat kau membersihkan Dorm, kau sempat melihatnya?"

Hoseok mengerutkan dahinya, mencoba mengingat-ngingat dan Jimin menunggunya dengan gusar.

"Sepertinya tidak deh, coba kau ingat-ingat lagi. Siapa tahu sebelum kau tertidur tadi malam, kau sempat melepasnya dan kau lupa meletakkannya dimana."saran Hoseok membuat Jimin berpikir, mungkin saja dugaan hyungnya itu benar. Dia termenung, mencoba merekaulang kejadian sebelum menghilangnya benda bulat kecil itu.

Setelah beberapa saat, Jimin menepuk jidatnya keras. Beralih meraba-raba sekitar lehernya dan menjulurkan kalung yang dipakainya. Dia tersenyum lebar, benar dugaannya, benda itu ada disana. Kenapa bisa dia lupa, ya ?

"Ahaha, ternyata aku lupa kalau cincinku aku jadikan bandul pada kalungku."Jimin tertawa kaku, Hoseok berdecih dan Yoongi ?

Tak ada respon dari anak laki-laki itu, dia sudah terlelap diranjang Hoseok. Memang waktunya dia tidur sih setelah bergadang membuat lagu mereka semalaman membuat keduanya menggelengkan kepalanya. Memutuskan beranjak dari sana dan membiarkan hyungnya itu beristirahat dengan nyaman.

"Lain kali dicari dulu dengan benar baru heboh, huh buat panik saja. Kalau benar-benar hilang, habis sudah kau ditangan singa betina."seloroh Hoseok membuat Jimin memberengut lucu sampai pipi bulatnya terlihat hampir terjatuh dari tempatnya. Menggemaskan, dan benar saja, kedua buntalan kenyal itu habis diunyal-unyal oleh Hoseok sampai Jimin mengamuk dan mengejarnya keliling Dorm dan hampir menabrak Seokjin yang terlihat kesulitan membawa panci berisi sup.

"Hey, kalian ini kenapa ? Macam bocah saja bermain kejar-kejaran. Sudah hentikan, nanti kalian membuat supku tu---Nah! Maaf, Joon. Salahkan kedua bocah ini!"

Ya, supnya tumpah mengenai Namjoon yang tengah berjongkok merogoh kolong meja, mencoba mencari penutup penanya yang jatuh disana. Anak laki-laki itu meringis lalu setengah berlari menuju toilet guna membasuh punggungnya yang terasa terbakar, Seokjin mengekori dan menyerahkan panci sup pada Hoseok yang tampak termangu lalu Jimin yang kini menunduk penuh penyesalan. Hari yang kacau.

.

.

"Bagaimana Guk, apa kata dokter Lee ?"tanya Seokjin kala Jeongguk hendak mengantarkan sang dokter kepintu utama dorm mereka yang kini diambil alih Taehyung, anak laki-laki itu menghela nafas berat. Terlihat sendu dan cemas.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang