Sayangi aku, mommy (9)

145 16 2
                                    

---

Setelah beberapa hari kepulangannya dari rumah sakit, Hoseok kembali bekerja di kedai paman Hong. Walaupun sejak pagi, yang dia kerjakan hanya berada di belakang meja kasir membantu Kyungsoo melayani para pelanggan yang akan membayar tagihan masing-masing. Karena pekerjaan itu tidak terlalu berat mengingat kondisi Hoseok yang masih dalam masa pemulihan. Ini juga kebijakan dari Paman Hong dan Hoseok tidak akan mungkin bisa menolaknya. Hm.

Hampir sore, kedai sudah tidak seramai saat jam makan siang membuat para pegawai termasuk Hoseok memilih bersantai sejenak di temani secangkir matcha hangat yang sengaja dibuatkan Jongin untuk mereka. Tidak lupa, setoples kue kering keju sebagai pendamping. Sesekali mereka terlibat obrolan ringan atau sekadar saling melempar ledekan seperti yang dilakukan Jongin, Chen, Taemin dan Sehun-walaupun pemuda albino itu hanya terkekeh kecil saja menanggapi tingkah absrud ketiga kawannya itu. Hoseokpun ikut tertawa kecil kala melihat wajah kesal Taemin karena sedari tadi hanya pemuda itulah yang menjadi sasaran empuk kejahilan teman-temannya yang lain membuat Kyungsoo yang berada disampingnya ikut tersenyum kecil. Andaikan raut bahagia Hoseok bisa bertahan selamanya...

"Kyung-ah..."

"Ah, iya Hosiki ? Ada apa ?"tanyanya kala Hoseok memanggilnya, pemuda kurus itu tersenyum kecil sebelum berujar,"sejak tadi paman Hong memanggilmu, memintamu membantunya mengecek pengeluaran bulan ini. Tetapi kau sedang melamun. Apa kau sedang ada masalah ?"

Kyungsoo lantas tersenyum, meremat lembut bahu Hoseok yang kini menatapnya khawatir, "aku baik, Hoseok-ah. Jangan cemaskan aku. Aku ke ruangan paman Hong dulu."setelahnya, Kyungsoo berlalu menuju ruangan kerja paman Hong meninggalkan Hoseok yang masih saja memikirkan tentang sikap Kyungsoo yang terlihat berbeda hari ini sampai suara Jongin yang membuatnya terkesiap lalu tersenyum tipis kearahnya.

"Ah, maafkan aku. Aku hanya---"

"Sudahlah, lupakan saja Hoseok-ah. Aku hanya khawatir kau sedang berusaha menutupi rasa sakitmu seperti sebelumnya."potong Jongin agar Hoseok berhenti merasa bersalah karena sempat di pergoki olehnya tengah termenung. Dia hanya takut Hoseok kambuh dan memilih menyembunyikan rasa sakitnya lagi seperti yang selama ini pemuda itu lakukan.

Hoseok menggeleng ribut, bibirnya sedikit mengerucut. Terlihat imut di mata Jongin yang kini komat-kamit dalam hati, meyakinkan dirinya masih lurus tidak bengkok atau belok sama sekali. Ckck.

"Aku baik-baik saja, aku bisa menjaminnya. Kalian berlebihan."ujarnya sembari mencebik, Jongin menghela nafas pelan lalu mengusap lembut bahu kurus temannya itu."iya, aku tahu."

"Ah, tadi aku dan Chen membuat carrot cake. Entah rasanya enak atau tidak karena kami hanya sekadar iseng membuatnya. Kau mau coba ?"tawar Jongin yang dalam sekejap merubah raut murung Hoseok menjadi binar kesenangan. Diam-diam Jongin menghela nafas lega karenanya.

"Mau! Aku mau, Jongin-ie. Tetapi, aku boleh membawanya pulang juga, kan ? Carrot cake itu makanan favorit Gukie. Dia pasti senang jika aku membaginya juga."pinta Hoseok dengan manik kecilnya yang mengerjap-ngerjap lucu membuat Jongin terkekeh gemas, nyaris mengunyel-unyel kedua pipi Hoseok yang pada kenyataannya tidak gembil sama sekali. Kedua pipi temannya itu begitu tirus dan pucat membuatnya meringis prihatin. Lagi-lagi dia harus mengasihani si Min tengah yang malang.

"Apapun untukmu, Hosikiku yang manis. Ugh aku gemas sekali padamu~"ujar Jongin main-main membuat Hoseok merinding lalu menjauh dari si koki andalan kedai paman Hong itu sembari menjerit ketakutan membuat semua pegawai melihat kearah keduanya dengan pandangan heran dan Jongin hanya menanggapinya dengan senyuman kecil seolah tidak pernah terjadi apapun. Ckck.

.

.

Jimin sedari tadi sibuk memperhatikan gerak-gerik sang kakak yang terlihat berbeda di matanya akhir-akhir ini. Belakangan ini juga ia dan Yoon hyungnya jalan berinteraksi karena hyungnya itu terlihat begitu sibuk. Kemarin malam dia pulang terlambat lagi membuat mommy mereka cemas dan mengomel pada si sulung yang tampaknya tidak memperdulikannya sama sekali dan langsung memilih beranjak ke kamarnya tanpa berniat membela dirinya sedikitpun. Bukan Min Yoongi sekali.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang