---
Hoseok sekarang telah sampai di tempat tujuannya. Tempat yang telah di pilih sang mommy untuk bertemu dan memang benar, wanita itu ada disana. Duduk manis dengan satu cup kopi hangat di tangannya.
Hoseok menghela nafasnya panjang sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menuju kearah tempat Sunny berada, wanita itu tampak termenung disana dan Hoseok sangat tahu apa penyebabnya.
"Ah, kau sudah datang rupanya. Ayo, duduklah. Ingin pesan sesuatu?"Sunny mempersilahkan Hoseok untuk duduk di kursi yang bersebrangan dengannya dan di turuti si tengah dalam diam dan menggeleng pelan kala di tawari untuk memesan sesuatu. Dia sedang tidak ingin makan ataupun minum. Hoseok hanya ingin tahu maksud dan tujuan Sunny memintanya untuk bertemu itu apa. Hanya itu.
Ya, walaupun sedikit banyak Hoseok merasa senang karena bisa melihat wajah cantik Sunny dari dekat. Membuat kadar rindunya pada sang mommy berkurang walau hanya sekian persen. Diam-diam Hoseok menghela nafas lagi. Hh, kadar kebahagiaannya yang tidak seberapa itu semakin berkurang saja sekarang...
"Bisakah kita langsung ke inti pembicaraan saja, Hoseok?"tanyanya dan Hoseok hanya menanggapinya dengan anggukan kecil membuat wanita itu mengulas senyum tipis dan menghela nafasnya, manik teduh itu menatapnya lekat, lama sekali sebelum mengucapkan serangkaian kata yang sarat akan permohonan namun sukses membuatnya tercenung, relungnya lebih dari sakit. Manik kecilnya memandang sang mommy dengan tatapan terluka namun wanita itu nampaknya tidak menyadari hal itu. Lagipula, sejak kapan Sunny memperdulikan bagaimana perasaannya? Sejak kapan Sunny perduli padanya? Hoseok tertawa getir dalam hati, rasanya sakit sekali.
"Kau bersedia kan, Hoseok? Kau mau kan jika harus menjadi pendonor untuk Chimy putraku?"Dia mengulangnya lagi, dengan nada yang lebih tenang seolah Hoseok memang tidak seberharga itu. Hoseok diam, hanya memandang sendu Sunny yang menghujaninya dengan tatapan mengiba. Sebagian dirinya tak tega jika di hadapkan dengan sang mommy yang tampak menggantungkan harapan padanya namun sebagian lagi menolak dengan keras. Dia tidak rela, dia belum siap pergi secepat ini. Dia belum sanggup berpisah dengan orang-orang yang di sayangi dan menyayanginya...
"Mommy..."
"A-aku memohon padamu, Hoseok-ah. Hanya kau satu-satunya harapanku."Hoseok tersenyum hampa, satu-satunya dia bilang padahal masih ada Min Yoongi yang bisa di mintai tolong jika mau...tetapi, Hoseok tahu sekali mengapa Sunny tidak melakukan itu, dia tahu sekali apa alasan di baliknya.
Min Sunny sangat menyayangi putra-putranya yang begitu berharga, kecuali dirinya.
Karena Hoseok tahu sekali, kalau dia tidak seberharga itu...
Keheningan menyelimuti mereka dalam waktu yang lama, Sunny menunggu tanggapan lanjutan dari si tengah dengan gusar sedangkan Hoseok mulai di gelayuti kebimbangan antara mengiyakan atau menolak. Tetapi, relung hatinya terus saja mendorongnya untuk menyanggupi permohonan itu. Rasa sayangnya pada sang mommy membuatnya lemah. Pertahanannya runtuh dan itu semua membuatnya menangis, membuat Sunny tersentak dan nampak khawatir. Hoseok ingin sekali tertawa melihatnya. Dia hanya heran saja, karena Sunny tampak berbeda. Apakah wanita itu tengah berpura-pura hanya untuk menarik rasa simpatiknya lalu membuatnya mengiyakan keinginannya untuk menjadi pendonor Min Jimin?
Kalau memang iya, Hoseok akan memberikan dua acungan jempolnya. Akting sang mommy benar- benar luar biasa. Hoseok semakin terisak hingga tersedak tangisnya sendiri dan membuatnya menjadi pusat perhatian para pengunjung lain. Sunny semakin kelabakan dibuatnya. Sesekali dia akan meminta maaf kepada para pengunjung atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh Hoseok dan setelahnya akan kembali menenangkan si tengah yang semakin tersedu di seberangnya. Wanita itu benar-benar jengkel bukan main karenanya, merasa di permainkan oleh bocah sialan di seberangnya itu. Padahal semuanya akan terasa lebih mudah jika Hoseok langsung mengiyakan tanpa membuat ulah dan membuatnya malu. Tetapi, sekali anak sialan tetap saja sialan. Sepertinya, Hobi si tengah ini memang membuatnya naik darah dan murka. Benar-benar menjengkelkan.