---
"Jadi, siapa pilihanmu sekarang ? Masih meneguhkan hati untuk memilih si sulung atau si bungsu ?"
Itu Jimin-sahabat si bungsu Kim yang bertanya-sembari tidak hentinya mengunyah keripik kentang yang tadinya setoples penuh kini hanya tinggal sedikit, nyaris yang tersisa hanya remah-remahnya saja membuat Taehyung merutukinya dalam hati. Memang, sahabatnya itu terkadang suka tidak tahu diri. Taehyung mendengus pelan, menumpukan dagunya pada boneka berkepala hati berukuran besar yang dia beri nama Tata-pemberian Seokjin di hari jadi mereka yang pertama-Taehyung meringis mengingatnya."aku belum terpikir kearah sana. Masih sibuk menyatukan kepingan hatiku yang berserakan."
Mendengar jawaban Taehyung yang begitu hiperbolis, Jimin mencibir, menyentil pelan kening sahabatnya yang kini mengaduh dramatis sembari mengusap keningnya dengan brutal. Seperti biasa, Kim Taehyung memang ratunya drama.
"Aku tahu kau masih dalam proses penyembuhan, Kim. Tetapi, kau tidak perlu menggantung perasaan orang lain, kan ? Setidaknya berikan mereka kepastian. Apalagi pada si bungsu. Aku prihatin padanya, mau-mau saja terkatung-katung oleh gadis dengan ketidakpekaan 1000 persen sepertimu."
"Hey, aku tidak seburuk itu!"protes Taehyung. Bibir kecilnya mengerucut lucu. Jimin berdecih,"kau memang begitu, Kim. Akui saja."
Dan bibir sang sahabat semakin maju saja. Jimin menahan diri untuk tidak tertawa. Bisa diamuk titisan ratu singa dia kalau sampai kedapatan menertawai seorang Kim Taehyung. Taehyung itu galak, tahu. Hufh.
"Kalau kau memang hanya bisa mencintai kakaknya, berilah pernyataan yang jelas pada si bungsu kalau kau hanya bisa menganggapnya teman alih-alih calon adik ipar. Sepertinya dia akan mengerti dan mencoba menerimanya dengan hati lapang. Walaupun aku tidak mengenalnya secara pribadi, tetapi bocah berwajah kelinci terlihat tulus, Tae. Aku bisa menjamin, rasanya padamu sama besar dengan rasa yang dimiliki kakaknya atau malah lebih besar. Semua kembali lagi padamu, Tae. Pikirkan baik-baik dan putuskanlah segera. Jangan lari lagi. Pilih salah satu dari mereka, dengan hatimu."Jimin menatap teduh Taehyung yang kini menatapnya dengan maniknya yang berkaca, tangannya meremat lembut tangan sang sahabat yang terasa dingin.
"Kau pasti bisa melewatinya, Tae. Kau sahabatku yang hebat, Taehyung-ah. Aku selalu bangga menjadi sahabatmu. Sahabatku yang paling manis."ujar Jimin lagi sembari menyeka lembut bulir air mata yang membasahi kedua pipi Taehyung. Taehyung memilih menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Jimin yang kini mengusap lembut rambutnya, menenangkannya.
"Jimin-oppa..."lirihnya membuat Jimin terkekeh geli, mengurai dekapan Taehyung lalu menjawil gemas pucuk hidung si manis yang memerah."kalau sedang mellow begini kau baru mau mengakui kalau aku ini lebih tua darimu ya, Kim. Ckck."
Bibir plum itu mengerucut lagi."Jimin-oppa menyebalkan!"kepalan tangannya memukul-mukul dada Jimin main-main, Jimin semakin terkekeh, kembali merengkuh si manis dalam pelukannya sembari menepuk-nepuk pucuk kepalanya layaknya anak anjing."arraseo, arraseo, mianhe, Taehyung-ah. Oppa tidak akan mengulanginya lagi."
Si manis menganggukkan kepalanya pelan, memilih semakin menyamankan diri dalam pelukan Jimin yang tak kalah hangat dengan ketiga pria yang paling dikasihinya-sang appa, Namjoon dan Seokjin tentu saja. Ah, dadanya sesak lagi kala teringat si sulung Jeon.
Omong-omong, bagaimana kabarnya ya ? Sejak kejadian itu, mereka lost contact.Tidak-Taehyunglah yang memutuskan untuk tidak lagi menghubungi pria itu. Hatinya masih dalam pemulihan. Dia masih belum siap bertatap muka dengan Seokjin.
"Jimin-oppa, malam ini menginap saja, ya. Temani Taetae tidur..."pintanya dengan nada memelas, Jimin terdiam sejenak. Dia sebenarnya tak enak karena mereka kini bukan dua bocah ingusan yang kemana-kemana selalu menempel satu sama lainnya. Mereka sudah sama-sama dewasa dan sangat tidak etis jika mereka tidur dalam satu ranjang tanpa ikatan resmi selain persahabatan. Jimin bukan mesum-demi apapun dia akan menahan hormonnya sampai ke titik dasar demi si Manis Kim-Kim Taehyung begitu berharga untuk dirusak.
![](https://img.wattpad.com/cover/143095240-288-k7609.jpg)