Jodoh

186 7 0
                                    

---

JinSoo Couple!

"Kamu sedang apa sih ? Sibuk sekali."tanya Sehun yang tampak heran melihat istrinya sibuk sekali memilah-milah berbagai kertas brosur dimeja kerjanya, duduk disingle sofa sembari memperhatikan wanita cantik itu intens.

"Oh, ini aku sedang cari tahu tentang blind date."ujarnya tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas brosur, Sehun terperangah. Untuk apa istrinya mencari brosur soal blinde date, jangan-jangan...?

"Hentikan fikiran anehmu, tuan Oh. Aku tengah melakukan misi penting untuk putra sulung kita sebelum si tampan itu memilih untuk pindah haluan dari pemuja dada melon menjadi suka batangan besi."jawaban sang istri membuat Sehun mendesah lega, dia fikir sang istri mau cari brondong. Ya, siapa tahukan kalau dirinya sudah tak menarik lagi ? Bathin tuan Oh minder.

"Bukannya kau sudah mengenalkan siapa putrinya keluarga Lee, eung Rosma ya ?"tanya Sehun ragu dibalas dengusan keras sang istri."namanya Rose, abu. Rosma mah nama mantanmu yang bohai itu."cibir si cantik membuat tuan Oh tertawa hambar.

"Aha. Iya itulah. Memangnya gagal ya ?"tanyanya lagi, istrinya menghela nafas.

"Gagal total, abu. Ternyata si rose itu sudah mlendung, tiga bulan. Benar-benar."ujarnya dengan nada prihatin, Sehun mengerjap tak percaya tapi ya wajar sih bodynya itu haduh Sehun juga mana kuat kalau jadi pacarnya.

"Untung ketahuan diawal ya, bu. Kalau tidak kasihanlah putra kita, dapat barang riject-an."ujar Sehun yang diangguki sang istri yang kini kembali sibuk dengan kegiatan sebelumnya, Sehun menguap beberapa kali, ia lelah dan hampir terlelap disofa sebelum kembali terjaga karena teriakan heboh si cantik yang nampak bahagia sekali.

"Ketemu, abu. Anak kita selamat dari ruang lingkup per-Yaoi-an."ujarnya girang tak menghiraukan wajah suaminya yang tampak tak paham dengan apa yang ia katakan, Yaoi katanya ? Apa itu sejenis makanan ?

**

"Jin, bubumu tumben sekali berkunjung bukannya kalau awal bulan seperti ini dia sibuk ikut arisan dengan ibuku ya ?"tanya Chanyeol yang tengah meracik minuman pesanan pelanggan disamping Jin yang sibuk mengukir foam diatas cangkir caramel machiato pesanan pelanggan kafe bernuansa merah muda dan hijau itu. Jin ikut memandangi sosok anggun yang tengah berbincang dengan sosok manis yang belakangan ini membuatnya sukar memejamkan mata, terus terbayang wajahnya yang bulat dan meneduhkan hatinya.

"Hey, sadarlah Jin. Dia itu sudah berkeluarga, anaknya saja mau dua."ujar Chanyeol membuatnya mendengus, kembali sibuk dengan kegiatannya. Ia juga tahu kok kalau si manis itu sudah bersuami tapi apa salahnya kalau hanya menaruh hati ? Jin tak berniat menjadi pelakor eh atau apalah itu namanya, dengan melihatnya tersenyum saja Jin sudah puas kok, seperti sekarang..

Ya Tuhan, indah sekali ciptaan-Mu itu. Sayang sudah ada buntut dua.

Wajah tampannya muram lagi, benar kata si babi temannya si kera yang sakti, bahagia sesaat, penderitaannya yang tiada akhir. Dan Jin hanya merasakan penderitaanya saja, huh.

"Boss, dipanggil nyonya besar tuh."nah si manis berseru dengan nampan coklat dalam dekapan, dibalik apron hijau pias yang dikenakannya bulatan imut menyembul lucu, si manis tengah mengandung anak keduanya. Hah mengingatnya membuat Jin menangis darah dalam hati. Jin mengangguk, bergumam terimakasih pada si manis yang hanya mengacungkan ibu jarinya dan mengucapkan kata semangat tanpa suara dan menghilang dibalik pintu dapur, bersiap menunggu pesanan lainnya yang tengah dibuat Ken, asisten Jin didapur jika ia memilih mengambil alih stand minuman. Seterah Jin saja, dia yang punya.

"Hai, bu."sapanya sembari membalas dekapan singkat dari sang bubu, bubunya ini rindu rupanya.

"Lusa Jin pulang kok, bu."ujarnya sembari menyodorkan secangkir teh hijau yang diberikan Chanyeol pada sang bubu, Luhan mengulum senyum.

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang