Pitu

115 9 0
                                    

---

Bibir plumnya terus mencebik sedih karena lagi-lagi teringat akan perkataan Jimin kemarin tentang Jeongguk saat melakukan pengambilan gambar untuk proses shooting musik video terbarunya beberapa waktu lalu. Dan menurut sumber terpercaya dari seorang Park Jimin, dia tidak sengaja menangkap momen janggal yang terjadi disana, dimana lawan main Jeongguk di proses shooting tersebut tiba-tiba saja bergerak mendekat kearah Jeongguk dan mendudukkan dirinya di atas pangkuan kekasihnya itu yang bahkan hanya bereaksi biasa yang tentu saja membuat perasaan Taehyung menjadi tidak nyaman diiringi banyaknya spekulasi yang hilir mudik di dalam benaknya yang menggiringnya pada rasa cemas yang berlebih. Takut kalau si kesayangan mulai bermain hati dengannya.

Membuang napasnya berat sembari masukkan tumpukan pakaian kotornya ke dalam mesin cuci dengan pikiran mengawang sehingga membuatnya nyaris lupa menambahkan air ke dalamnya dan hanya menuangkan detergen cair ke dalamnya yang tentu saja akan berakibat fatal jika tidak disadari dengan cepat olehnya. Si manis Kim meringis kasar dan mengusap wajahnya dengan sebelah tangan. Mencoba jernihkan pikirannya yang terlanjur kusut dan berakhir kembali termenung hingga sebuah notifikasi chat terbaru di layar ponselnya mengalihkan atensinya sejenak dan tampilkan pesan singkat yang diberikan objek utama kegusaran hatinya beberapa waktu terakhir. Membuang napasnya berat dan memilih mengabaikannya. Lanjutkan kegiatan mencucinya dan kembali melamun. Terus begitu hingga sepasang tangan kekar merengkuhnya protektif dari belakang dan membuatnya berjengit samar. Menoleh dan dapati seorang Jeon Jeongguk yang mengulum senyuman kecil kearahnya. Lagi, Taehyung membuang napasnya berat dan uraikan rengkuhan itu perlahan, buat yang lebih muda mengerut keheranan. Bingung dengan sikap Taehyung terkesan menghindarinya juga rengutan kesal yang samar terlihat di parasnya yang ayu membuat Jeongguk tercenung, memikirkan kemungkinan kemungkinan yang mungkin menjadi pemicu utama dari sikap Taehyung padanya sekarang. Tapi, apa?

Sibuk dengan isi pikirannya sampai Jeongguk tidak sadar kalau si manis Kim telah berlalu pergi dari sana sembari mengangkut keranjang berukuran sedang yang berisi semua cuciannya yang siap untuk di jemur. Menatanya sedemikian rupa dengan aura kelam yang masih menguar disekitarnya membuat Jeongguk yang mengekorinya dari belakang menghela napasnya panjang. Ia sudah yakin, kalau ada yang salah dengan si kesayangan dan mungkin ada satu hal yang juga berkaitan dengan dirinya sendiri. Hhhh...

.

"Sayang, kita ngobrol sebentar yuk. Sekalian makan bareng. Kebetulan aku tadi sempat mampir di kedai bubur abalon yang dipertigaan sana. Ada ayam goreng juga."kata Jeongguk sesaat Taehyung menyelesaikan tugas menjemurnya dan menggiringnya untuk masuk ke dalam rumah, mengarahkannya ke arah ruang tengah dan mendudukkan diri keduanya diatas sofa empuk beludru berwarna kelabu yang untungnya tidak mendapatkan penolakan yang berarti dari si manis Kim sekali pun masih memasang wajah masam di depannya. Lagi, Jeongguk meringis kecil.

"Kamu marah ya sama aku? Ehm, boleh engga aku tahu alasannya apa? Soalnya, jujur aja nih ya, hyung. Bukannya aku tuh sok polos atau gimana, tapi aku beneran buntu karena seingat aku, sebelum aku pergi ke agensi tadi pagi, kita masih baik-baik saja. Bahkan kita sempat quickly di dapur—"

"Langsung ke intinya saja dan engga usah nyerempet kemana-mana karena aku lagi engga selera buat ladenin jokes mesum kamu."sela si cantik dengan nada ketusnya yang membuat Jeongguk lagi-lagi meringis. Merasa menyesal,"maaf ya, hyung."

Taehyung mendecih.

"...ya, jadi tuh aku beneran engga tahu gitu letak salahnya dimana. Makanya aku tanya langsung ke kamu, biar aku bisa lurusin. Ya, aku berharapnya sih, ini cuma sekadar salah paham saja."lanjutnya sembari menatap kearah Taehyung yang kini tertunduk sedih. Sebelah tangannya ia arahkan pada dagu yang lebih tua yang kini ia dongakkan lembut, coba telisik kelereng kembar serupa karamel itu lamat-lamat sebelum akhirnya menarik napasnya panjang,"aku minta maaf ya, hyung. Untuk apapun yang sudah bikin kamu sedih kayak gini. Sekali lagi, maaf ya, Hyungie..."

Namun, alih-alih merasa lega, Taehyung malah merasa sebaliknya dan kini tenggorokkannya terasa tercekat saat tak sengaja bertukar tatapan dengan Jeongguk yang memasang raut penuh rasa bersalah yang tentu saja membuat hatinya tidak enak. Dan mungkin, spekulasi yang sedari tadi hilir mudik dalam benaknya hanyalah sebuah kekeliruan.

"Jangan menangis...,"Taehyung terpekur kala belah pipinya di seka lembut oleh permukaan jempol Jeongguk yang sedikit kasar itu. Keduanya saling bertukar tatap dan isakan kecil lolos begitu saja dari belah ranumnya tanpa bisa ia cegah. Taehyung tersedu di depan Jeongguk yang kini coba menenangkannya dan menariknya dalam rengkuhan erat nan nyaman. Diiringi kata-kata yang ingin diucapkan Taehyung yang tercekat ditenggorokkannya. Ia yang seharusnya meminta pengampunan pada yang lebih muda dan bukannya sebaliknya. Ia salah sangka. Ia telah berburuk sangka dengan kekasihnya. Ia contoh pasangan yang buruk.

"Ssst, engga apa. Semuanya sudah baik-baik saja dan apapun yang ada dipikiranmu dan membuat hatimu risau semoga bisa mereda setelah mendengar yang satu ini...,"

"...Taehyung hyungieku yang manis, demi apapun hanya kamu satu-satunya orang yang akan selalu aku sayangi. Tiap sekon, tiap detik, tiap menit bahkan jam. Dari senin hingga minggu. Utuh hanya untuk kamu. Jadi, jika suatu saat kamu merasa ragu dengan perasaan yang kupunya, kamu tinggal ingat ucapanku ini dan yakini itu karena aku akan menjaminnya dengan nyawaku dan segenap hidupku sendiri..."

"Ggukie..."

Jeongguk mengulum senyuman. Urai dekapannya dan seka kedua pipi gembil Taehyung yang masih dialiri lelehan air matanya dengan gerakan lembut juga bubuhi kecupan ringkas disana secara bergantian dengan pandangannya yang melembut juga terlihat begitu meneduhkan di kelereng madu milik Taehyung yang menyayu. Nikmati geleyar hangat yang perlahan menyusup di setiap jengkal hatinya dan gantikan semua rasa gusar yang cukup lama menggelayut disana. Bibirnya kembali mencebik, namun bukan untuk tangis kesedihan atau pelampiasan rasa kesal. Tapi, itu tanda kalau ia sedang merasa terharu karena merasa begitu cintai dan disayang oleh yang lebih muda.

Rasanya semua ketakutan tak berdasarnya kini menguap entah kemana dan berganti dengan perasaan senang yang meletup. Perlahan ia balas merengkuh Jeongguk dan ungkapkan perasaan yang dimilikinya untuk si tampan Jeon dengan nada setengah berbisik yang mengundang senyuman penuh kelegaan dari yang lebih muda. Kembali eratkan dekapannya pada si manis yang kini mendusel nyaman didalam dekapannya. Satu kecupan kembali ia curi diatas permukaan belah ranum Taehyung yang kembali mengerucut sebelum akhirnya terkekeh dan menahan tengkuknya. Balas perlakuan manisnya dengan pagutan menuntut yang dalam yang tentunya disambut baik oleh Jeongguk yang tidak hentinya menahan senyuman disudut bibir dan lanjutkan kegiatan mereka hingga beberapa saat. Lupakan niat mereka yang sebelumnya hanya ingin makan siang bersama sembari bertukar obrolan dan bukannya saling menindih di atas sofa diiringi suara lenguhan juga desah penuh damba yang bersahutan.

Ckck dasar remaja.[]

BANGTAN COOKIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang